#024

283 79 277
                                    

Siap vote dan ramein kolom komentar??
Gass,ngeengg🛵🛵

Selamat Membaca!
-
-
-
🌵

Sesampainya di sekolah, tepatnya parkiran Adhistama. Nacha langsung mendapat sorotan sinis dari para penggemar Nevan. Tatapan iri terpampang dengan jelasnya dari binaran mata cewek-cewek centil di sana.

Karena merasa risih dengan situasi di parkiran. Nacha buru-buru kabur setelah turun dari motor. Namun, dengan cepat tangannya berusaha di raih oleh laki-laki bergelar most wanted itu. "Eits!! main kabur-kabur aja, malu berangkat bareng sama gue?"

Nacha bergeming, sedetik berikutnya ia merasa sela dari rongga jemarinya yang kosong terisi oleh jemari kekar milik Nevan.

Sadar kalau sekarang sorot memanas para penggemar dua kali lipat terlihat lebih menyeramkan dari sebelumnya. Nacha sesegera mungkin melepas kasar pegangan Nevan.
"Jangan sentuh-sentuh gue ya!" peringat Nacha galak. Telunjuknya ia acungkan, hampir mengenai mata Nevan.

Nevan mengerutkan kening, lalu berkata. "Tadi ngebonceng gue, lo juga lancang nyender-nyender di punggung gue tuh."

Nacha menahan sensasi yang berlawanan dengan logikanya, tenggorokan gadis itu seakan terasa tercekat, rupanya Nacha telah skakmat.

"L-lo nggak liat, para penggemar setia yang udah dengan sangat jelas nunjukkin raut kemurkaan? Bisa habis gue kena amuk masal mereka."

"Lagian harusnya lo itu menghargai mereka. Udah sana jauh-jauh, gue pergi duluan, makasih tumpangannya!" Nacha melambai, lalu pergi.

Nevan yang melihat sekaligus mendengar ocehan cewek di hadapannya itu terkekeh seperti orang idiot. "Sial, jadi pengin cepet-cepet macarin," ucap Nevan lirih nyaris tidak bersuara seraya menertawakan dirinya sendiri.

Nevan balik badan, pecah sudah jeritan para cewek-cewek alay Adhistama. Wajah Nevan yang terpahat dengan sempurna membuat siapapun mendamba-damba agar kelak bisa menjadi ibu dari anak-anaknya.

Namun, sayang Nevan hanya sebuah halu yang hanya mampu mereka ciptakan sendiri.

Suara deruman motor terdengar meraung memenuhi tempat parkir. Cewek-cewek yang baru saja memuja Nevan nampak pindah haluan berteriak histeris menyambut kedatangan teman-temannya yang lain.

"Tingkat ganteng gue rupanya masih kalah sama pesona Raga," kata Nevan lirih sambil tersenyum bangga dengan sejoli kampretnya itu.

Raga,Jalu dan Dito secara kompak memarkirkan motornya berdekatan dengan motor milik Nevan. Inilah detik-detik yang ditunggu oleh para kaum hawa, damage melepas helm.

Menampilkan gerakan tangan yang seakan slow motion saat menyisir rambut lewat kaca spion, menata ulang rambut tebalnya yang agak berantakan tersebab mengenakan helm cukup lama.

"Janjian?" tanya Nevan. Tidak biasanya Raga, Jalu dan Dito berangkat beriringan ke sekolah.

Jalu menggeleng. "Kebetulan aja ketemu pas di depan gerbang," jawabnya.

"Jaluuu!!"

Mendengar namanya dipanggil, Jalu sontak menoleh lalu mengedipkan sebelah matanya genit. Akibat ulahnya yang sok kegantengan, jeritan beruntun terdengar memekakkan telinga.

Raga Where stories live. Discover now