#020

327 84 139
                                    

Siap vote dan ramein kolom komentar??

Gass,ngeengg🛵🛵

Selamat Membaca!
-
-
-
🌵

Selasa, 1 juni.

Keesokan harinya, tidak seperti pagi-pagi biasa. Nacha terbaring lemah di tempat tidur. Matanya memandang lurus ke atas, mengarah pada langit-langit kamar. Selimut tebal membalut keseluruhan tubuhnya, kecuali bagian kepala.

Setelah sore kemarin harus berkutat dengan derasnya derai hujan. Kini gadis itu harus mengalah dan pasrah, menerima kondisi tubuh yang mendadak kurang sehat.

"Nacha...."

Suara itu tiba-tiba terdengar seiring dengan bunyi decitan pintu, membuat cewek bernama lengkap Nacha Shanum Eiman tersadar dari lamunannya.

"Masih belum enakan?" tanya Kirana seraya duduk di tepi kanan ranjang Nacha.

Kedua sudut bibir Nacha tertarik ke atas, mengulum senyum. Senyuman di wajah Nacha tidak menjamin keadaan gadis itu yang sebenarnya. Melihat mata sayu Nacha saja ia sudah yakin bahwa keponakannya itu sedang sakit.

"Mau tante izinin ke guru kamu ngga masuk hari ini?" tawar Kirana.

Nacha tampak berpikir sejenak. "Mmm....," gumam Nacha. "Masuk aja tante. Lagian pusing dikit, nanti dibawa ketemu temen-temen juga sembuh." Nacha menggerakkan tubuhnya yang kaku itu perlahan.

"Beneran?" Kirana coba memastikan.

Nacha bangkit dari rebahannya lalu meraih handuk yang digantung. "Serius tante, liat deh Nacha baik-baik aja kan?" seraya tersenyum sumringah.

"Kalau gitu tante bilangin dulu ke Nevan, kamu berangkat hari ini."

"Nevan?!" pekik Nacha. "Dia kesini lagi?"

"Nacha seneng kan?" Kirana mencoba menggoda Nacha, membuat gadis itu mendesis sebal.

Mendengar nama itu entah kenapa tidak lagi membuat Nacha merasa jengkel, dia palah tersenyum kikuk. Laki-laki itu datang lagi. Laki-laki yang selalu bersikap rese pada dirinya. Nacha tidak tahu banyak hal tentang Nevan. Yang ia tahu Nevan adalah laki-laki penguntit yang doyan mengikuti dirinya.

Ingatan Nacha tentang usaha-usaha Nevan untuk mencari perhatian terus saja bermunculan. Tidak tahu apa tujuan Nevan sebenarnya, sekarang Nacha malah beranggapan bahwa Nevan menyukainya. Tidak mungkin. Most wanted mana yang jatuh cinta pada gadis seperti dirinya?

🍂

"Gimana keadaan lo?" tanya Nevan tatkala melihat perangai Nacha mendekat.

"Baik-baik aja," jawab Nacha. Bohong tentunya, kenyataannya Nacha tidak dalam kondisi yang cukup baik. Hidungnya berair, kepalanya sedikit geliyengan, dan lagi! suhu tubuhnya lebih hangat dari biasanya.

"Yakin?" Nevan memicing.

"Buruan! mau ke sekolah atau berdiri terus disini?" Nacha berkata, tidak mengindahkan ataupun menanggapi ucapan Nevan.

"Pamitan dulu kali," Nevan kemudian menyalimi tangan Kirana, begitupun dengan Nacha. Setelahnya, mereka berdua segera berangkat ke sekolah.

Akhir-akhir ini Nevan jarang sekali menggunakan hero, mobil buggati mewah pemberian ayahnya. Tersebab, misi yang harus mendekati Nacha, berhubung Nacha juga suka sekali naik ojek. Jadi, apa salahnya Nevan berjuang dengan menggunakan cara yang gadisnya suka.

Gadis itu bertanya keheranan pada diri sendiri, mengapa Nevan tampak biasa saja, tidak terlihat lesu atau kurang sehat sedikitpun. Padahal kalau diingat kejadian kemarin, dialah yang paling basah kuyup. Mungkin karena Nevan suka olahraga dan mengkonsumsi makanan sehat, jadi ia tidak gampang terserang penyakit. Begitu pikirnya.

Raga Where stories live. Discover now