#004

955 461 518
                                    

Warning⚠️⚠️

Bijaklah dalam berkomentar sayang ♥️

Dengan kalian vote cerita ini, kalian sudah menghargai karya author, Big thanks 💐
___________________________________________

Selamat Membaca!🌵
-
-
🌵

Plaak!

Tamparan keras berhasil mendarat di pipi Nacha.

"Sekali lagi lo teriak! Gue ga segan-segan buat ngebenturin kepala lo ini ke tanah!"

"Bukan cuma itu, tongkat ini bakal ngancurin kepala lo tanpa ampun kalo lo nolak! paham?" ucap laki-laki itu brutal dan sadis.

"Habis lo malam ini," ucap kelima manusia berandal lainnya bersamaan.

Dan kali ini semakin kurang ajar laki-laki bisbol tersebut palah beralih pada kancing teratas seragam sekolah yang Nacha kenakan. Dibukanya kancing itu penuh gairah. Sedangkan para berandalan yang lain? jangan ditanya! mereka tentu saja sedang menonton aksi bejat manusia iblis satu ini. Biadab memang,

'Kalo udah sampe hal seperti ini gue gabisa pasrah! ini menyangkut harga diri gue sebagai perempuan!'

BRAAAKKK!

Nacha mendorong sekuat tenaga tubuh lelaki yang hampir saja membuka kancing kedua seragamnya, hingga membuat lelaki tersebut jatuh tersungkur ke tanah.

Tidak ingin membuang-buang waktu, dengan cepat Nacha langsung melarikan diri. Mumpung ada celah yang longgar untuk kabur.

"Brengsek!! Kejar dia!"

Laki-laki yang sempat tersungkur bangkit dan kelima berandal lainnya pun dengan gesit mengejar Nacha.

Sumpah, Nacha takut setengah mati. Ia harap Tuhan membantu untuk menyelamatkan hidupnya kali ini. Kalau sampai tertangkap pasti ga akan diberi ampun sama mereka. Udah pasti mati dengan cara yang mengenaskan dan kotor!

"Tolonggg!!" teriak Nacha sejadi-jadinya, berharap suaranya mampu terdengar oleh orang lain, meski kemungkinannya kecil.

"Tolongg!!!" Ia tidak menyerah begitu saja tetap berteriak walau tidak ada yang datang. Nacha tidak sadar semua itu hanya sia-sia, membuang suara.

"Tolong!"

"Tol------"

Dug!!

"Aarghh!" erangnya kesakitan,

Sialan!

"Batu sialan!!" jeritnya emosi, menangis untuk ketidakberuntungan yang terjadi padanya. Akibat tersandung batu bodoh itu, sekarang Nacha sudah berhasil tertangkap lagi oleh salah satu lelaki berandalan itu.

Nangis ga akan ngebuat si brengsek ini iba, Na!

"Berdiri lo!" perintahnya sambil memegang salah satu bahu Nacha dengan cengkeraman yang kuat.

"Cari mati lo? Dasar lemah!" pekik laki-laki berandal tersebut keras.

"Pokoknya gue harus kabur!"

"Sebelum yang lain sampe kesini!!"

Dengan cara paksa Nacha langsung menarik tubuhnya agar terlepas dari cengkeraman lelaki itu. Ia pikir akan sulit, tapi disinilah campur tangan Yang Maha Kuasa. Nacha bisa kabur dari lelaki itu, tepat ketika para berandal yang lain muncul.

'Syukurlah.'

Nacha lari terbirit-birit, hingga sampai pada titik dimana ia menyadari bahwa doa nya tidaklah sia-sia begitupun dengan teriakan yang berulang kali ia keluarkan hingga membuat sakit tenggorokannya. Ya, semua itu tidak ada yang sia-sia.

Raga Where stories live. Discover now