#018

358 103 247
                                    

Warning⚠️⚠️
Bijaklah dalam berkomentar sayang♥️

Dengan memberi vote cerita ini, kalian sudah menghargai karya author, Big Thanks 💐
_________________________________________

Selamat Membaca!
-
-
-
🌵

Saat habis panas-panasan upacara lalu disambut dengan mapel Biologi yang bikin senam jantung. Karena, gurunya terkenal super duper galak dan katanya punya seribu mata.

Punya seribu mata disini, bukan berarti matanya ada seribu. Tapi, lebih seperti orang yang punya indera keenam, apa-apa tahu dan sulit untuk di bohongi.

Tiba-tiba diberitahu kalau gurunya tidak masuk karena ada urusan mendadak yang tidak bisa diganggu gugat. Alhasil, semua murid IPA 1 bersorak girang, histeris dan heboh.

"YEESSSS!!!!"

"GIRLS, FORMASI...."

Semuanya langsung menempati posisi masing-masing. Cewek-cewek mulai membentuk konferensi meja bundar, biasanya mereka akan saling update hot news. Menggosip kesana kemari, ketawa gede, hingga berujung adu skill kecantikan.

Sementara, untuk gerombolan laki-laki mereka akan menyebar ke seluruh penjuru. Ada yang ngumpul di pojok, bikin grup band dadakan dan ngadain konser. Dimana meja jadi gendang, sapu jadi mic. Nyanyi dengan power paling edan, membuat siapapun yang denger bakal langsung minta ke THT.

Makanya, ngga jarang Nevan si ketua kelas IPA 1 bakal tegas menyikapi sikap keterlaluan temen-temennya. Tapi, ngga jarang juga si Nevan khilaf ikutan mempericuh suasana kelas. Ya, begitulah kerandoman dari kelas IPA 1 kadang mendadak jadi anak unggulan yang baik. Kadang juga jadi kelas urakan yang ujungnya jadi bahan gosip ruang guru.

"Gue itu teriak karena Zargas!" Raga mulai bercerita pada Nevan, Jalu dan Dito tentang kejadian yang tidak menguntungkan dirinya tadi pagi.

"Pas gue mau lompat, si Zargas nyruduk gue sampe akhirnya jatuh nyungsep ke rumput. Sialnya telapak tangan gue menyet batu krikil yang sumpah demi apapun tajem."

Dito menoleh ke segerombolan anak bujang penikmat lagu koplo di pojokan. Sudah tidak diragukan lagi, sang vokalis utama si Robi benar-benar nyanyi dengan sangat edan. Lalu Ucup dengan lihainya menggerakkan tangannya menepuk-nepuk meja membuat alunan nada bak seorang pemain gendang ternama. Membuat Dito muak karena semakin lama suara itu kian mengeras.

"Woy!! Berisik pisan euy!!" teriak Dito sambil menutupi telinganya.

Lain dengan Dito, Raga malah berpendapat untuk menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bergabung bersama para manusia gila bin sinting itu.

"Gabung aja lah," pinta Raga seraya bangun dari kursinya dan mendekat untuk ikutan menyawer vokalis tertampan, teruwu, terwadaw, terpesona dan ter ter lainnya.

Meskipun beberapa kali guru di kelas sebelah datang, memberikan peringatan. Tapi, IPA 1 tetap kekeh acuh apalagi Nevan ketua kelas yang mendadak nggak normal gara-gara joget sambil nyawer Robi.

Mendengar teriakan anak-anak cowo yang makin berisik. Murka Nara membuncah karena saat lagi asyik-asyiknya ngebahas sinetron Ikatan Cinta dengan ciwi-ciwi lain palah diganggu dengan suara radio butut Si Robi, ditambah anak-anak cowok yang joget-joget menimbulkan kerusuhan dimana-mana.

Nara memutar bola matanya malas. "Berisik banget sih!" Gadis itu mendekat sambil berkacak pinggang.

"Eh Robi! kalo mau ngadain konser jangan disini! mending kalo suara lo merdu, orang ancur gitu kaya radio butut tau nggak??! terus lo Ucup!" Nara menunjuk Ucup sang gendangers.

Raga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang