Zara memeluk Aiy erat. Dia juga sama terpukulnya dengan Aiy. Mereka berdua juga ingin seperti yang lainnya. Menggandeng ayah tercinta, menjadi anak seutuhnya untuk saat terakhir, sebelum mereka benar-benar berganti status menjadi istri orang.

Aiy melepaskan pelukannya. Dia mengusap air mata yang masih menetes. Mereka berdua berdiri bersama.

"Kita balik dulu, ya, Pi. Maaf karena Aiy gak bisa sering-sering ke sini," pamit Aiy. Setelah itu mereka benar-benar berlalu dari sana.

Ketika sedang berjalan menuju mobil, pandangan Aiy jatuh pada seorang gadis yang sedang berjongkok di makam dua orang. Makam itu terlihat menyatu. Makam pasangan.

"Elina," gumam Aiy pelan.

"Kenapa, Ay?" tanya Zara. Dia mengikuti arah pandang Aiy. "Itu Elina? Di makam siapa dia?"

Aiy mengamati makam yang tengah dielus Elina itu. "Kayanya makam orang tuanya, deh," tebak Aiy.

Zara mengernyit. Makam orang tua? "Wait! Itu ada dua berarti ...."

"Iya, orang tua Elina dua-duanya udah gak ada. Dia yatim piatu," jelas Aiy. Matanya tak lepas dari sosok yang tadi sempat ribut dengannya.

"Lo tau dari mana?"

"Arsha yang kasih tau gue."

Mereka diam sejenak untuk mendengar ucapan Elina. Sepertinya dia sedang benar-benar hancur. Sisi lain dari Elina yang jarang dia perlihatkan.

"Mama, aku capek. Aku mau nyerah jalanin hubungan ini," isak Elina kencang. "Aku gak sanggup beneran. Arsha gak pernah sayang samaku, ma. Dia cuma sayang sama Aiy aja. Aku merasa gak dihargai sebagai calon istrinya."

Deg!

Ucapan Elina itu sangat amat menusuk hatinya. Aiy terdengar seperti seorang pelakor yang merebut seorang laki-laki dari seseorang yang sangat membutuhkannya.

"Ma, aku mau ikut papa mama. Biar kita bisa berkumpul bersama di atas sana. Aku beneran gak sanggup di sini," racau Elina. Gadis itu terlihat sangat kacau.

Aiy semakin terdiam. Zara melirik Aiy di sebelahnya. Ekspresi gadis itu sangat sulit dijelaskan. Zara kembali memandang Elina yang terlihat hancur di sana.

Ya, Zara mengerti. Betapa jahatnya dia selalu membenci Elina, orang yang menjadi korban di situasi ini. Hanya, Aiy juga pernah ada di posisi Elina. Di mana dia disakiti di saat kehilangan seorang ayah. Jadi Zara merasa ini adalah karma untuk Elina. What do you think, guys?

"Mama, papa. Andai kalian masih ada, mungkin Elina masih sanggup menjalani kerasnya kehidupan ini," kata Elina lagi.

Zara menarik tangan Aiy untuk menjauhi Elina. Itu hanya akan membuat Aiy terus merasa bersalah.

"Lo gak salah, Ay. Gak usah merasa bersalah!" tegas Zara. Dia tau apa yang ada dalam pikiran Aiy.

Aiy hanya diam saja hingga mobil mereka bergabung bersama dengan mobil lain di jalanan.

I have to finish all of this!

🌱🌱🌱🌱🌱

A: Antara (Seq SEPATU) #AlisonSeries2Where stories live. Discover now