|64| Kembali Lagi :)

23.6K 3.3K 1K
                                    

Chapter 64 : Kembali Lagi :)

⚠️ 18+
...

Hai...

Jangan lupa vote dan komen ❤️

1 vote = 1 semangat

Komennya terserah mau berapa, semakin banyak semakin cepat up 🎉

.
.
.

Sebutkan satu nama panjang pemeran yang kamu inget di cerita BINAR!

Ex: Rega Sastra Jiwarta (RSJ)

.
.
.

Kasih awan ☁️

.
.
.

Happy Reading ✨

Pelan-pelan bacanya (2000 kata)

•••

"Mereka perlu dipahami, bukan dihakimi!"

•BINAR STORY•

Subuh yang indah nan menyejukkan menyambut pasangan remaja yang malam tadi berada di fase lelah nan mengenakkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Subuh yang indah nan menyejukkan menyambut pasangan remaja yang malam tadi berada di fase lelah nan mengenakkan. Semua yang pasangan itu lakukan malam tadi tidak masalah, karena ikatan suci sudah ada jauh sebelum keduanya melangkah ke kedekatan yang lebih lanjut seperti tadi malam.

Sekarang jarum jam masih anteng bersama angka 4, itu tandanya masih banyak jumlah putaran yang harus di lewati sang jarum untuk memanggil waktu shalat subuh. Di saat seperti ini, pasti sudah bisa di tebak siapa yang bangun duluan—pastinya bukan Aru, tapi Abin. Cowok tinggi itu bahkan hampir tidak tidur setelah melakukannya, sama seperti saat pertama kali. Katanya sih dia takut kalau istrinya bangun tapi tidak dapat sambutan senyuman manis. Ah, masa sih begitu? Bilang saja masih ingin sesuatu.

Setelah puas memandangi wajah bening Aru, cowok bernama lengkap Abintara Zaireo Danadyaksa itu memilih beranjak dan memakai pakaiannya kembali. Bibirnya sedikit menyeringai kala melihat bekas cakaran di leher dan dadanya lewat cermin yang posisinya tidak jauh dari posisi pakaian yang terpelanting asal malam tadi. Hatinya senang, karena istrinya lah yang membuat cakaran berbentuk abstrak itu.

"Ruru tau kali ya kalo muka gue ini berharga, makanya gak ikut di cakar," gumamnya masih dengan seringain tipis.

Celana, baju dan komponen penyusun pakaian lainnya sudah Abin pakai. Kini saatnya duduk di samping Aru dan menunggunya bangun. Menurut Abin, ini adalah menunggu paling menyenangkan dalam hidup—bisa menyaksikan semburat merah dan wajah malu istrinya saat bangun adalah penyumbang utamanya.

Gerakan demi gerakan kecil mulai dirasakan Abin yang kini sedang duduk tepat di samping wanitanya. Melihat ini, sepertinya Aru akan bangun sebentar lagi. Dan mari kita lihat bagaimana senangnya Abin setelah proses menunggunya yang cukup lama.

BINAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang