|3| Akad!

65.4K 8.7K 851
                                    

Chapter 3 : Akad!
....
Meski part selanjutnya sudah ada, tetap vote dan komen ya 🐑
...

Jangan bosan baca cerita ini ☁️☁️☁️

Hayuk kasih awannya dulu 🤩

Jangan lupa hidupkan data seluler sebentar, lalu tekan bintangnya :)

Happy Reading ✨

•••

"Menikah? Demi Bunda gue lakuin apapun itu!"

•Abintara Zaireo Danadyaksa•

"Saya terima nikahnya Arunika Zaireo—"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Saya terima nikahnya Arunika Zaireo—"

"Nak, yang fokus. Zaireo itu nama tengah kamu sendiri," nasihat Karyo yang kali ini menjadi wali nikah anak kandungnya.

Susi yang ada di samping menatap nyalang ke anaknya itu, membuat Abin menelan ludah takut. Abin ini tipe penurut hanya kepada bundanya. Polos, manis, dan seperti anak kecil hanya kepada Susi.

"Iya, Pak, Bun. Abin fokus." Cowok itu pun mengangguk paham.

"Bapak ulangi." Karyo menarik napasnya lagi.

"Saya nikahkan putri saya Arunika Ziereline Dya binti Karyo Alisyahputra dengan ananda Abintara Zaireo Danadyaksa bin Raimond Danadyaksa dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas 10 gram dibayar tunai!" ijab Karyo sekali napas.

Abin langsung menegaskan salamannya dengan Karyo.

"Saya terima nikahnya Arunika Ziereline Dya binti Karyo Alisyahputra dengan maskawin tersebut dibayar tunai!" kabul Abin ucapkan dengan lantang.

Penghulu mengembangkan senyum lega. "Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH!" jawab seluruh orang yang hadir. Tak mau ketinggalan, Abin juga mengucap kata 'sah' itu. Bahkan dia yang paling lantang.

"Alhamdulillah."

Aru yang sedari tadi masih di kamar hanya bisa mendengarkan ijab kabul dengan suasana hati yang antah berantah.

"Silakan dibawa pengantin wanitanya kemari," titah penghulu.

Gadis 16 tahun itu keluar kamar dengan kebaya putih yang melekat ditubuhnya. Pancaran aura kecantikannya tak ayal membuat Abin enggan melepas pandangannya dari Aru. Aru berjalan anggun dan duduk disebelah suaminya.

Sebagai bentuk kesopanan, Aru langsung mencium punggung tangan Abin. Setelahnya ketua Vaghelaz itu memasangkan cincin di jari manis Aru, sebaliknya Aru juga. Penghulu menyerahkan selembar surat untuk ditandatanganinya, bukan buku nikah karena mereka berdua masih dibawah umur.

BINAR Where stories live. Discover now