|42| Vaghelaz vs Therazco

28.9K 3.5K 785
                                    

Chapter 42 : Vaghelaz vs Therazco

...

Yuk vote, komen, dan awannya ☁️🤩

Taruh sini awannya ☁️

Oke, makasih.

🍁🍁🍁
Btw, nama kalian siapa?
🍁🍁🍁

Udah gitu aja.

Happy Reading ✨

•••

"Bagaimana cara membuat orang percaya dengan apa yang kita katakan? Apalagi hal yang harus dipercaya sesulit itu?"

•BINAR STORY•

Hari Senin sudah kembali usai hari Minggu berpamitan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Hari Senin sudah kembali usai hari Minggu berpamitan. Perkemahan Pramuka sudah selesai kemarin, semua murid pulang di hari Minggu sore. Karena kemarin adalah agenda Pramuka yang terakhir bagi murid yang baru masuk kelas XII, maka di akhir acara kemarin mereka mendapatkan medali dan juga piagam dari eksklul wajib itu. Tidak ada yang sia-sia, termasuk kegiatan mereka kemarin. Karena tidak ada yang sia-sia ketika kita mengerti cara bersyukur.

"Siapa yang sama si setan?" selidik Sastra si empunya mata kucing yang indah.

Empat lainnya lalu ikut menyelidik. "Alderian?" cetus Saka.

"Wakil Therazco? Mereka belum bubar, gue yakin banget!" sambung Ryoland.

Adjie mengangguk setuju. "Iya, gak mungkin bubar."

Lima sekawan itu memutuskan berhenti berjalan saat melihat Sultan yang tengah mengobrol akrab dengan satu cowok yang Vaghelaz yakini bukan anak Prada Maja. Sepertinya dia teman satu geng Sultan dan ingin bersekolah di Prada Maja juga. Mungkin sekali kalau itu dilakukan dengan alasan Vaghelaz yang semakin jadi dalam menyelidiki kasus kematian Vinzo.

"Biar gue samperin," ucap Ryoland langsung ditahan Sastra, "Jangan dulu, main santai aja kita...."

"Santai terus! Kapan selesainya misi kita?" sanggah Ryoland dibalas tatapan datar dari Abin, Sastra, Adjie dan Saka.

Ting tung ting ting... The first hour was about to start-jam pertama segera dimulai~ tong teng ting tung...

Lagi, mbak-mbak berbahasa Inggris itu memaksa Ryoland urung dalam niatnya. Dengan rasa penasaran yang masih mendominasi, Vaghelaz terpaksa masuk kelas. Tentu saja kelas masing-masing.

"Gimana? Udah enakan perutnya?" tanya Abin yang baru duduk di bangkunya. Tepat disebelah kirinya, Aru tengah membolak-balikkan buku tebal bertuliskan Geografi K13 Kelas XII.

Gadis itu tersenyum dan mengangguk. Saat pulang kemah kemarin, Aru sempat masuk angin dan muntah-muntah. Untung saja ada Abin yang merawatnya. Sampai sejauh ini Aru mulai meyakinkan diri kalau ada cinta yang besar di diri cowok bernama lengkap Abintara Zaireo Danadyaksa itu. Semua terbukti dari perhatian yang ditunjukkan, terlepas dari kumatnya dua kelainan mental yang masih ada di diri Abin.

BINAR Donde viven las historias. Descúbrelo ahora