|9| Malam Yang Naas

61.3K 7.2K 378
                                    

Chapter 9 : Malam Yang Naas

Haiii...

Sesuai judulnya, kira-kira siapa yang tertimpa musibah? 😬

...

Hidupkan data seluler kamu sebentar yuk, lalu tekan bintangnya.

Jangan lupa juga kasih awan untuk semua karakter ☁️

Oke, makasih.

Happy Reading ✨

•••

Aru tidak menyangka kalau perginya Abin tak jauh dari apartemen

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aru tidak menyangka kalau perginya Abin tak jauh dari apartemen. Aru mengintip apa yang dilakukan Abin dari balik pohon besar di seberang jalan apartemen. Selanjutnya, mata Aru tak terlepas menatap lekat cowok-cowok yang sedang adu jotos di sana. Mata Aru menangkap samar-samar sosok Sastra yang sedang dikelilingi cowok lainnya. Sementara Abin masih berlari meraih keberadaan salah satu anggota Vaghelaz itu.

"Mereka dari sekolah mana ya?" gumam Aru penasaran. Ia berdiri di radius yang cukup jauh, jadi wajah dari mereka agak samar.

15 menit.

30 menit.

1 jam.

Adu fisik antara mereka belum juga usai. Kekuatan kedua kubu seimbang setelah anggota Vaghelaz lainnya ikut datang ke sana. Sekitar empat puluh orang berseteru satu sama lain dengan kekuatan penuh. Aru yang mengamatinya dari tadi hanya bisa meringis ngeri.

"Jadi ini lingkungan pergaulan Abintara," ucapnya.

Tak disangka tak diduga, pasukan kedua geng tersebut berhamburan lari begitu saja sampai tepat didepan Aru. Aru semakin gencar menyembunyikan tubuh mungilnya di balik pohon agar tidak terlihat oleh mereka apalagi Abin.

"DASAR PENGECUT BANGKE KALIAN! BERANINYA MAIN KEROYOKAN," sarkas Abin mengingat kejadian Sastra yang dikepung sendirian tadi.

"APAPUN YANG LO BILANG, KITA AKAN TETAP MEMBALAS KEMATIAN VINZO DENGAN NYAWA SALAH SATU DARI KALIAN!" tegas Arion, ketua geng Arpion yang terkenal lebih brutal dari Abin.

Malam ini kedua kubu tidak membawa senjata apapun, mereka hanya beradu satu sama lain dengan tangan kosong. Pun begitu, tetap saja luka yang menghasilkan darah didapat oleh semua.

Disaat semua orang asik bertinju, salah seorang anggota Arpion menangkap basah keberadaan Aru yang sedari tadi bersembunyi di balik pohon.

"Siapa lo? Mata-mata dari mana?" todong cowok itu.

Aru menelan saliva-nya berulang. "Gue bukan siapa-siapa," Aru menjawab tegas.

"Kalo bukan siapa-siapa gak mungkin lo ada disini tengah malam!"

BINAR Where stories live. Discover now