|11| Keanehan

48.9K 6.8K 418
                                    

Chapter 11 : Keanehan

Haii... 👋🏻

Hidupkan data selulernya dulu yuk, lalu tekan bintangnya.

Kasih awan juga buat Abin, Aru, Sastra, Adjie, Saka, dan Ryoland ☁️

Oke, makasih.

Happy Reading ✨

•••

"Nilai itu angka. Gue bisa nulis angka bagus. Itu artinya gue bisa punya nilai bagus."

•Abintara Zaireo Danadyaksa•

Me : sak karepmu lah, Bin.

Lantaran memang tak mengerti sama sekali, Abin hanya menulis kata maaf di papan tulis itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lantaran memang tak mengerti sama sekali, Abin hanya menulis kata maaf di papan tulis itu. Sontak, Pak Kanto menggeleng mengelus dada sabar. Sementara Aru yang masih berdiri di ujung papan tulis semakin gencar melukiskan senyum keberhasilan-membuat Abin kena oceh bahkan hukuman.

"Gak dimaafin!" tutur Aru melihat tulisan cakar ayam di papan tulis.

"Gue gak terlalu butuh maaf dalam hidup, gue cuma butuh uang!" balas Abin songong.

"Abintara, kamu saya hukum," kata Pak Kanto membungkam mulut Abin.

Selama pelajaran berlangsung, Sastra, Ryoland dan Adjie mendapatkan hal yang sama dengan Abin-mereka juga di tunjuk teman untuk menjawab soal matematika, hanya Saka yang tidak. Sekarang keempat cowok itu diberi hukuman untuk mencabut rumput di lapangan. Padahal sangat sedikit bahkan hampir tidak ada rumput liar yang tumbuh di sana. Itulah sebabnya Pak Kanto menyuruh hal tersebut-siapa yang menemukan 10 rumput beserta akarnya, berarti hukuman selesai.

"Kenapa gak sekalian nyari jarum di tumpukan jerami?" ucap Adjie frustrasi.

"Ah, nyari rumput aja sambat!" celetuk Ryoland dengan wajah senyum bahagia tiada tara.

"Wajar sih kalo dia seseneng itu," bisik Sastra pada Abin dan Adjie.

"Kenapa?" tanya Adjie selanjutnya.

"Dia edan karena baru ditolak sama Miska untuk yang ke 199 kali, makanya gak tau lagi mana kebahagiaan mana kesengsaraan," kata Sastra dengan senyum menistakan.

Edan (gila)

Sejauh ini masing-masing dari mereka baru menemukan 3 rumput. Itupun setelah di cari dengan 10 kali putaran. Haruskah mereka bertahan dan rela mencari rumput sampai waktu pulang nanti?

"Bolos, mau?" tawar iblis dari jiwa Abin.

Iblis-iblis penunggu jiwa Sastra, Ryoland dan Adjie tentu langsung tergugah. Tanpa bujuk rayu apapun mereka langsung mengiyakan.

BINAR Where stories live. Discover now