|13| Hari Menyebalkan

47.7K 6.6K 363
                                    

Chapter 13 : Hari Menyebalkan

Hai Kwinizen 👋🏻

Sudah siap baca part ini?

Sebelum itu boleh hidupkan data seluler sebentar lalu tekan bintangnya?

Kasih awan juga ☁️

Oke, makasih.

Happy Reading ✨

•••


Di kelas yang sama, semua siswa sudah duduk dengan tertib di meja masing-masing

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.


Di kelas yang sama, semua siswa sudah duduk dengan tertib di meja masing-masing. Hari ini adalah hari pertama mereka ujian. Sebagian besar dari mereka terlihat santai, lain halnya dengan Aru yang masih sibuk mencoret-coret kertas untuk menguji rumus matematika yang ia pelajari dua malam berturut-turut.

"Bin, lo kumat?" tanya Sastra yang sayup-sayup di dengan Aru.

Abin tidak menjawab sama sekali. Tatapan tajamnya terus mengarah lurus ke papan tulis.

"Gawat... Beneran kumat tuh," sambung Adjie ikut panik.

Tiga menit sebelum bel ternyata guru yang mengawas ujian nanti sudah masuk kelas.

"Are you ready, guys?" tanya guru itu.

"Yes, i'm ready, Sir!" jawab serentak semua siswa, kecuali Abin yang masih belum bergegas dari tatapan lurusnya.

"Oke, kumpulkan tas dan alat tulis lain yang tidak ada hubungannya dengan ujian yang akan segera kita laksanakan!" seru guru bernama Pak Aiden itu. Pak Aiden adalah guru Bahasa Inggris SMA Prada Maja.

Seruan itu segera dilaksanakan oleh semua orang. Lagi-lagi kecuali Abin.

"Dia kenapa?" Aru berhenti berjalan untuk melihat Abin.

Namun, 1 menit kemudian Pak Aiden menyuruh semuanya untuk duduk kembali ke bangku setelah mengantarkan tas didepan. Selanjutnya soal dibagikan. Dengan bekal yang dimiliki Aru, soal matematika yang berjumlah 45 ganda dan 5 esai selesai dalam 30 menit eksekusi.

Aru berdiri ingin mengumpulkan lembar jawaban, namun sedikit terhalang Abin yang maju lebih dulu. Tumben sekali cowok itu mengumpulkan ujian secepat ini, pikir yang lain.

"Mau kemana dia?" batin Aru. Lembar jawaban ujiannya baru saja dikumpulkan ke Pak Aiden.

Gadis itu memutuskan untuk menyusul Abin yang pergi entah kemana. Setelah berlari cukup jauh, sosok lelaki yang dibuntuti Aru itu nampak batang hidungnya. Abin tampak berdiri di samping kelas kosong dengan kedua tangan yang mengepal dahsyat.

BINAR Où les histoires vivent. Découvrez maintenant