|55| Kesayangan Abin

26K 3.5K 1.5K
                                    

Chapter 55 : Kesayangan Abin

17+ kissing scene ⚠️

queenliiiiiii
....

Yuk vote dulu, komennya juga 1k+ ya hehe

Mau nanya, kalian lagi sibuk apa aja baru-baru ini?

...

Kasih awan disini ☁️☁️☁️

Oke, makasih.

Happy Reading

•••

"Bukan sejak saat itu, tapi sejak lama!"

•Abintara Zaireo Danadyaksa•

"Aku ikut ya, Jana sama Aini juga ikut katanya," rengek Aru memandang Abin yang sedang dalam proses memakai hoodie. Saat sedang begini, Abin terlihat semakin ber-damage. Poni rambut yang bersilaturahmi ke kening, bola mata menatap ke bawah, dan jangan lupakan kalau sebelumnya ada dua tangan yang terangkat ke atas. Sungguh pemandangan yang luar biasa bagi para cewek.

"Kamu di rumah aja ya." Abin tersenyum, mengambil gitarnya yang menggantung di salah satu sisi dinding. Sekarang mereka berdua sedang ada di kamar, Aru duduk di ranjang.

Rencananya sore ini Vaghelaz akan latihan nge-band untuk tampil saat Expo mendatang. Tadi saat di sekolah mereka juga sudah mendaftarkan diri ke anak OSIS. Selain hobi di jalanan, Vaghelaz juga hobi musik. Ganteng, kaya, keren, humoris, bisa nyanyi, tak berlebihan kalau mereka disebut sebagai tipe ideal para wanita. 

"Jahat!"

"Enggak lah, aku mana bisa jahat sama kamu. Aku tuh mau kamu di rumah supaya kamu bisa istirahat, bobok," ucap Abin sedikit menekankan kata terakhir.

"Hm, ya udah deh." Aru melengos, tak ingin merespon tatapan mata dari si suami. Istilahnya ngambek.

Melengos ( buang muka )

"Haduh, ya udah kamu boleh ikut." Abin mencubit pipi Aru yang bertambah gemas saat ngambek. "Tapi cium dulu," kata cowok yang sama.

"Yeeeey." Wanita itu berdiri dari duduknya dengan hati senang.

"Ini jangan lupa." Abin menunjuk pipinya sebagai kode.

Cup

Cup

Wanita yang sore ini memakai dress hitam kecoklatan di atas lutut itu mencium bergantian pipi kiri dan pipi kanan suaminya.

Setelah mendapat ciuman, Abin menilik penampilan istrinya sekarang. "Ganti dulu bajunya!" titah Abin melihat pakaian Aru yang terlalu minim.

Karena tidak ingin kualat dengan suami, Aru langsung mengiyakan dan mengganti pakaiannya dengan yang lebih tertutup.

"Nah gini baru boleh...." Abin mengacungkan jempol kala pakaian Aru sudah sesuai dengan SNA (Standar Nasional Abintara).

"Aku ingetin ya, kamu boleh pake baju-baju seksi pas sama aku aja. Kalo di luar tetep pake baju yang normal."

"Kenapa?" tanya Aru sengaja menggoda suaminya.

"Karena—"

"Karena aku cuma punya kamu?" sela Aru. Ia menatap Abin lekat, sedikit menjinjit dan—

Cup

BINAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang