|12| Abin >< DID?

50.6K 6.9K 435
                                    

Disclaimer: Dulu aku kira kelainan mental itu namanya Alter Ego, tapi setelah riset mendalam, kelainan mental seperti yang Abin punya disebut DID/Kepribadian Ganda.

Dan untuk di part ini, bahkan part seterusnya masih tertulis Alter Ego. Maaf, belum bisa ganti.

Chapter 12 : Abin >< DID

Hai... Kwinizen 👋🏻

Sudah siap baca?

Tapi, sebelum itu hidupkan data seluler kamu sebentar lalu tekan bintangnya.

Kasih awan juga buat semua karakter ☁️

Oke, makasih.

Happy Reading ✨

•••

"Apapun yang terjadi, gue sudah nyaman dengan diri gue yang sekarang. Gue gak mau berubah jadi lemah lagi! Lagiapula mana ada orang yang mau kembali ke jurang masa lalu."

•Arunika Ziereline Dya•

Bersama kesalahpahamannya. But, it's ok.

Malam ini sangat gelap, listrik di apartemen mati, bahkan kabarnya listrik 1 rt mati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Malam ini sangat gelap, listrik di apartemen mati, bahkan kabarnya listrik 1 rt mati. Ini adalah malam keempat Aru tinggal bersama Abin. Susi sudah pulang sore tadi, jadi mereka bisa tidur di kamar masing-masing.

Gadis yang sebentar lagi tujuh belas tahun itu sedang menyiapkan diri untuk ujian akhir semester yang akan dilakukan hari Senin besok. Walaupun ini masih malam Minggu, tetap saja Aru sudah mulai belajar. Sementara di kamar sebelah Abin tengah menyusun rencana baru untuk menyelidiki kasus kematian Vinzo lantaran rencana yang dibuatnya bersama Sastra beberapa hari lalu dirasa kurang efektif.

"Kalo dia beneran punya kepribadian ganda, apa yang harus gue lakuin? Apa gue harus memaklumi apa yang dia lakuin ke gue tempo hari?" Saking serius membatin, Aru tak sengaja melepas pena yang dipegangnya sampai menggelinding ke lantai.

Aru beranjak dari ranjangnya untuk mengambil pena itu. "Gak, walaupun bener dia begitu, gue gak mau balik ke sikap gue yang dulu," tegas Aru seraya kembali berdiri.

Tiba-tiba ia mendengar suara seseorang yang membuka pintu. Pasti itu Abin yang akan pergi dan pulang subuh hari.

"Ck... Berandalan kek dia gak pantes dibaikin," decak Aru remeh.

Tok tok tok...

Tentu saja suara ketukan pintu itu membuat Aru bergidik, Abin kan baru saja pergi. Lalu siapa?

"Woy... Makan dulu! Lo belum makan, kan?" Suara itu mengiringi ketukan pintu.

Aru membuka pintunya karena tahu itu suara siapa, lagipula ia memang sedang lapar sekali sekarang.

BINAR Where stories live. Discover now