|53| My Wife, Mine

32.3K 3.8K 1.5K
                                    

Chapter 53 : My Wife, Mine

Hati-hati bahasan 17+

Kuy follow queenliiiiiii ☁️

1K+ Komen untuk lanjut. 

....

Jangan lupa vote ❤️

Harus rajin vote komen, supaya aku juga rajin 😊

.....

Andaikan di dunia ini cuma ada kambing dan mantan, kamu pilih siapa?

Dijawab ya 🐑

Kasih awan buat AbinAru sini ☁️☁️☁️

Oke, makasih.

Happy Reading ✨

•••

"Aku dan kamu sudah jadi kita."

•BINAR STORY•

___

Angin yang berdesir masuk perlahan-lahan lewat celah-celah dinding yang berbahan dasar papan subuh ini. Sapuan lembutnya membuat si penghuni membuka mata, itu Aru. Mata bening yang terukir di wajah membulat sempurna ketika mendapati kepala seorang laki-laki ada di ceruk leher jenjangnya. Kekagetan yang ada kembali terulang saat Aru menyadari dirinya tak memakai pakaian alias telanjang. Malam tadi Aru tidak sempat memakai pakaiannya lagi lantaran memang se-melelahkan itu, matanya otomatis terpejam—alhasil dirinya tidur tanpa pakaian. Tapi, tidak masalah.

Tidak lama setelahnya, cowok yang tengah terlelap disebelah si wanita mulai membuka mata, agaknya ia merasakan ada pergerakan kecil di sekitar. Cowok yang tak lain anak Susi itu langsung mencapai posisi duduk, mengumpulkan nyawa. Pandangannya lurus menatap wanita yang kini sedang tiduran di balik selimut putih dengan mata yang membesar.

"Gue kenapa disini?" Kata-kata pertama yang diucapkan Abin sangat meresahkan telinga Aru. Apa mungkin ia tidak ingat apa yang dilakukan semalam? Enam belas ronde?

Mata lelaki itu menusuk manik cokelat yang dimiliki Aru—begitu tajam.

"L-lo gak inget, Bin?" tanya Aru terbata. Ini akan menjadi hal buruk kalau Abin tidak ingat alias kumat saat melakukannya tadi malam.

Abin yang sedari malam sudah berpakaian lengkap kembali duduk disisi Aru. "Gak mungkin gue lupa, Sayang." Mengecup mata, kemudian beralih ke bibir.

Mendengar semuanya, Aru bisa bernapas lega sekarang. Rasa lega itu sampai membuat si empunya tak sengaja melepaskan pegangan dari selimut putih yang tengah dipegang. Tentu saja ini akan menimbulkan reaksi dari Abin—tangannya kembali terulur untuk memegang sesuatu yang semalam dinikmati. Namun sepertinya itu tidak kesampaian karena Aru buru-buru menutupinya lagi. Rona merah sangat kentara di seluruh bagian tubuh Aru. Tak hanya wajah yang memerah karena malu, tapi lehernya juga hampir penuh dengan hasil karya suaminya tadi malam. Totol-totol sana sini.

Totol-totol (tutul-tutul/bintik-bintik yang berukuran lumayan besar)

"My Wife, mine!"  gumam Abin dibalas senyum manis dari Aru.

"Jangan malu lagi dong, kita kan sudah sama-sama liat tadi malem." Cowok yang sengaja tidak mengancingkan kemejanya itu merangkul pinggang istrinya dari balik selimut. 

"A-Abin lepasin gue," lirih si wanita, ia tidak bisa bergerak saat ini.

Abin akhirnya menurut dan beranjak dari ranjang. Ia menunduk dan memungut pakaian-pakaian Aru yang berserakan sampai ke atas lemari, lagi-lagi itu karena Abin.

BINAR Where stories live. Discover now