23. FINE

559 30 0
                                    

Hari ini gue bisa bahagia karna lo. Thanks.


_Arabella_


Habis gelap terbitlah terang. Ya, matahari kini mulai naik dan cuaca cukup cerah hari ini. Setelah kejadian tragedi semalam, membuat Arabella membungkus dirinya dengan selimut tebal saat ini. Bukan karena Arabella tidur nyenyak di balik selimutnya, melainkan suhu tubuhnya naik saat setelah kepergian Gaeza. Suhu tubuh Arabella sangat tinggi, namun dirinya merasa sangat kedinginan. Beruntung di laci meja dekat tempat tidurnya masih terdapat plaster penurun suhu panas dan Arabella memakaikannya di keningnya. Sebelumnya iya mengirim sebuah pesan singkat pada Alex dan William agar tidak mengganggunya karena ia membutuhkan waktu untuk sendiri dan tidak mau masuk sekolah dulu.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.40, Arabella masih dalam posisinya. Ia benar-benar tidak berdaya. Kepalanya pusing dan tubuhnya menggigil. Gadis itu benar-benar sakit karna semalam ia merasa kedinginan saat berada dirumah Gaeza, terlebih lagi ia harus menangis sampai matanya terlihat sembap. Tak berapa lama, ponsel Arabella yang berada di atas meja berdering dan suaranya cukup mengganggu tidur Arabella. Gadis itu mengambilnya dan melihat dengan mata yang berat untuk di buka karna ia harus tau siapa yang menelfonnya sebelum menjawabnya. Ternyata nama Playboy tertera dan Arabella pun mengangkatnya.

"Halo?" Ucap Arabella pelan yang kembali menutup matanya karna pusing.

"Pagi... Udah berangkat belum? Atau mau gue jemput? Gue sekarang mau otw ke sekolah." Terdengar suara semangat di sebrang sana. Gaeza sangat bersemangat hari ini, apalagi untuk bertemu kekasih barunya.

"Gue libur Za. Gue gak bisa bangun. Gue gak enak badan." Ucap Arabella yang terdengar lemah dan membuat Gaeza langsung panik.

"Lo kenapa lo sakit?" Tanya Gaeza yang terdengar khawatir.

"Enggak, gue cuma butuh istirahat. Gue tutup ya. Bye." Arabella menutup telfonnya, lalu ia taruh di dekatnya karena ia tidak punya cukup tenaga untuk terus bergerak.

"Tapi Ra--" Gaeza langsung mematikan ponselnya dan memasukkannya ke saki celananya. Ia segera pergi meninggalkan rumahnya untuk pergi kerumah Arabella. Ia tidak perduli jika harus berdebat atau bahkan berkelahi dengan Alex dan William sebelum bertemu dengan Arabella. Karna satu yang Gaeza utamakan adalah bertemu dengan kekasihnya karena ia sangat khawatir sekarang.

Tak butuh waktu lama untuk Gaeza sampai di rumah Arabella. Kini ia sudah bersahabat dengan bodyguard dan satpam di rumah Arabella, jadi ia tak sulit lagi jika hanya masuk ke kediaman Arabella. Gaeza langsung turun dari motornya sembari membawa kantung plastik di tangan kirinya.

Tok! Tok! Tok! "Permisi..." Ucap Gaeza setelah mengetuk pintu rumah Arabella. Tak berapa lama dari itu pintu pun terbuka dan ternyata yang membukanya adalah William.

"Lo? Ngapain lo disini?" Nada suara William langsung ketus dan tegas karna tidak suka dengan kedatangan Gaeza dirumahnya. William terlihat masih memakai celana pendek dan kaus hitam, sepertinya lelaki itu juga tidak akan masuk sekolah.

"Gue mau ketemu sama adek lo." Jawab Gaeza kembali ketus dan menerobos masuk meski William masih berada di pintu.

"Bangsat! Gak ada sopan santunnya lo dateng kerumah orang! Gue gak izinin lo ketemu sama Ara!" Ucap William yang menarik lengan baju Gaeza dengan kasar sampai Gaeza berbalik menghadapnya.

"ADEK LO SAKIT BANGSAT! Dan gue yakin, lo pasti gak tau." Umpat Gaeza yang langsung berjalan menuju kamar Arabella.

"Sakit?" Gumam William terkejut dan langsung berlari menghampiri Gaeza. "Tapi Ara gak bilang kalo dia sakit. Dari mana lo tau kalo dia sakit?" Tanya William saat mereka berdua sudah berada di depan pintu kamar yang terdapat gantungan kayu pipih berukuran sedang yang bertuliskan 'CLOSE'. Gaeza yakin kalau itu adalah kamar Arabella.

GARA √Where stories live. Discover now