Episode 9 [03] : We Are In the Dead Forest

205 63 1
                                    

[Edited]

[EPISODE 9 CHAPTER 3]

| S K Y L A R |

"Oh, ayolah..." mohonku dengan suara parau saat genggaman Lunar mulai mengendur dari tanganku. "Ayolah, ayolah, ayolah. Keparat!" lanjutku dengan makian yang sudah tidak dapat lagi ditahan. Sial, kenapa air mata sialan itu harus jatuh, sih!

"Kau lelah? Lepaskan saja," ucap Lunar dengan senyum tipisnya.

Aku mengernyit dalam lalu berkata, "Kenapa kau berkata seperti itu, Lunar?" lirihku setengah menggertak.

Ayolah, kumohon, kumohon...

Perlahan namun pasti, genggaman tangan Lunar mulai merosot dari tanganku dan.

"Lunar!" teriakku dengan gema yang memantuk-mantul. Persetan dengan mutan yang akan mendatangi kami!

Segera saja kulonggarkan beberapa lilit tali yang melilit pergelangan tanganku seraya menangkap pinggangnya dan memeluknya erat-erat. God, syukurlah.

Kurasakan dalam tempo kurang dari sedetik, Lunar langsung memeluk leherku erat-erat seraya menenggelamkan wajahnya di dadaku.

Dalam sepersekian detik, aku tertegun sekaligus mendesah lega dengan apa yang sudah kulakukan. Aku menyelamatkannya.

"Sudah kubilang, kan? Aku tidak mau melepaskanmu." Aku berkata pelan sembari menatap rambutnya yang ungu pudar dari atas sini.

Gadis itu mendongak dan saat itulah kutemukan sorot matanya yang berbinar mengambang ke arahku.

Selang beberapa detik kemudian tali yang melilit pergelangan tanganku terlepas.

Tanpa aba-aba, segera kuraih bagian lainnya dan hal itu sukses membuat tubuhku dan Lunar bergelantungan-gelantungan ditempur angin.

Mengabaikan teriakan Jane dan si robot Hector yang mulai berteriak ke arah kami.

Aku tersenyum sekilas lalu segera menapakkan kakiku ke dinding tebing seraya memanjat ke atas dengan perlahan.

Tak beberapa lama saat tubuhku dan Lunar berhasil sampai di atas, tiba-tiba tali tertarik kuat dari atas.

Oh, hei, sejak kapan Jane sampai di atas? Baiklah, abaikan.

Aku dan gadis berambut ungu itu pun segera naik perlahan dengan bantuan Jane. Lunar tiba lebih dulu.

"Lunar, kau baik-baik saja?" tanya Jane dengan raut paniknya.

Terlihat gadis yang ditanya hanya menganggukkan kepalanya.

Aku pun tiba di atas. Tak lupa ketiga orang itu-dengan Hector yang baru tiba-menarik lenganku hingga kini tubuhku sudah terduduk lemas di atas jalan dengan kedua kaki yang masih menggelantung di udara.

"Kau tidak apa?" tanya Lunar dengan raut khawatirnya. Hei, aku suka ekspresi itu.

Akupun menggeleng lalu segera memasamkan wajahku. "Tulangku sepertinya bergeser, Lunar..." rengekku sembari mengangkat tangan kananku ke arahnya.

Dalam hati aku tersenyum bahagia, astaga aku sangat menantikan perhatiannya Lunar.

"Benarkah?" tanya gadis itu dengan wajah risaunya.

"Ouh, Hector pandai membenarkan tulang yang bergeser," ucap Jane yang langsung menceplos.

Aku melotot samar. Tak butuh waktu lama untuk Hector berjalan ke arahku lalu segera meraih tangan kananku tanpa diminta. Gosh...

"Di sini?" tanya laki-laki itu.

Aku menggelengkan kepalaku cepat.

"No," ucapku mulai panik. "Nooo!!"

MONTEROS: CITY OF SILENCE [√]Kde žijí příběhy. Začni objevovat