Episode 5 [02] : There's No Excuse For That, Jane

288 100 20
                                    

[Edited]

[EPISODE 5 CHAPTER 2]

| H E C T O R |

Bukan hal tabu lagi apabila kota ini memang menjadi bahan dari banyaknya perdebatan dari setiap kalangan. Tidak terkecuali dari kalangan militer tersendiri.

Tidak banyak yang tahu tentang asal-usul terjadinya kehancuran Monteros serta apa penyebab aslinya.

Hanya pihak berwenang saja yang dapat mengakses informasi rahasia itu.

Informasi yang beredar di kalangan masyarakat merupakan hanyalah segelintir omong kosong dunia terhadap kota tersebut.

Dikatakan bahwa terjadi kecelakaan besar di laboratorium ketika mereka mencoba menciptakan percobaan di proyek rahasia Landsdowne.

Gila dan konyol. Tapi memang begitulah faktanya. Pihak elite takkan membeberkan kenyataan hanya demi suatu informasi ke masyarakat, perihal Monteros sengaja dihancurkan.

Dihancurkan oleh orang-orangnya sendiri yang menentang untuk dibuatnya proyek percobaan itu.

Mereka tidak ingin dunia kembali bergejolak dalam pertempuran mematikan.

Tapi genosida terus terjadi di sini. Genosida terhadap pihak manusia yang masih memiliki hak untuk hidup.

Black Trident.

Tato trisula dan burung.

Ucapan Raché yang mengatakan bahwa ia diburu oleh ‘Mereka’.

Kenapa dunia Monteros begitu membingungkan? Seolah benang merah yang selama ini coba kususun dengan Jane tidak ada apa-apanya setelah teka-teki Black Trident ini muncul.

Apa sebenarnya Black Trident itu? Mereka manusia? Atau sebutan untuk mutan-mutan itu? Haha, konyol.

Siapa yang ingin memberi sebutan kepada sekumpulan monster?

“Hei,” ucap Jane. Aku menoleh ke arah gadis yang sedang bersandar di ambang pintu masuk ke ruang sasana tersebut.

Aku kembali memfokuskan pandanganku lurus ke arah ring tanpa berniat menyahutinya.

“Sudah malam,” ucap gadis itu. “Kenapa tidak tidur?” lanjutnya seraya duduk di sampingku.

“Tidak.”

Terjadi keheningan selama beberapa saat sebelum gadis yang hobi memakai jedai itu membuka suaranya.

“Kita harus segera datang Area Terlarang itu, Hec,” ucapnya. “Kita tidak bisa terus-terusan berada di sini.”

Aku menundukkan pandanganku seraya berpikir. “Ayo ke Landsdowne.”

Wajah Jane tersenyum, simpul. “Dan ayo mencaritahu apa itu Black Trident.”

Aku tersenyum, cukup simpul.

“Baiklah,” ucapnya seraya berdiri. “Aku mengantuk. Ayo tidur.”

Setelahnya, gadis itu pun beranjak untuk membuka pintu.

“Hector?”

“Aku akan terjaga,” sahutku.

“Benarkah? Ya sudah kalau begitu, aku tidur duluan, ya. Have a nice dream…” Lalu pintu pun tertutup. Menyisakan diriku sendiri di tempat ini.

***

Setelah semalaman berjaga, tepat pada pukul enam pagi ini hujan turun mengguyur bumi.

Aku masih sibuk dengan rangkaian mesin radar pendeteksi sinyal yang sudah lama ini ingin kurangkai supaya bisa menangkap sinyal apa saja yang ada di dalam Monteros, setidaknya berfungsi sekali itu tidak apa, yang terpaksa membuatku harus memanjat pohon beringin raksasa itu.

MONTEROS: CITY OF SILENCE [√]Where stories live. Discover now