Episode 19 [02] : Underwater Room

162 54 20
                                    

[Edited]

[EPISODE 19 CHAPTER 2]

| L U N A R |

Dan di sinilah aku dan Skylar. Berdiri di depan sebuah kolam panjang yang berada tepat di belakang tembok Area Terlarang.

Setelah kuamati, kolam ini tidak terlalu besar, malah lebarnya seperti sebuah selokan yang memanjang.

“Kau siap?” tanya Skylar seraya menatapku.

Siap? Siap untuk apa? Berenang ke dalam air?

Tak sadar, aku pun menganggukkan kepalaku.

Di detik selanjutnya, Skylar segera menautkan tangan kanannya ke tangan kiriku dan membawaku melompat masuk ke dalam dinginnya air pukul satu dini hari.

Tubuhku seketika kebas begitu sampai di dalam sana. Kegelapan merajai kami berdua.

Aku pun mencoba untuk mengepakkan kedua tanganku yang terlepas dari tangan Skylar.

Di tengah kegelapan pekat ini, sebuah tangan menarik tangan kiriku.

Skylar menarik tanganku sembari menatapku dengan tatapan berisyarat ‘ikuti aku’.

Laki-laki itu pun membimbingku untuk menyelam ke dalam.

Tentu saja yang kulakukan adalah mengikutinya.

Semakin dalam kami menyelam, kurasakan kegelapan semakin pekat di sekelilingku.

Kulihat Skylar yang terus menyelam di sampingku. Apa yang ingin laki-laki itu tunjukkan kepadaku?

Blupp… seet… grengg…

Tunggu, tanganku menyentuh sesuatu!
Aku pun segera bergerak merapat ke arah Skylar.

Yeah, sesuatu yang permukaannya tidak kasar dan tidak juga halus. Lembut dan berserat. Sesuatu yang ditumbuhi lumut.

Kutatap wajah Skylar dengan kedua mata menukik.

Laki-laki itu pun segera meletakkan jemari panjangnya di bibir.

Menyuruhku untuk berhenti bertanya dan ikuti saja dia.

Aku pun menurutinya.

Kami pun kembali melanjutkan acara menyelam kami yang sempat terhenti. Selama perjalanan menyelam ke kolam dengan kedalaman tanpa dasar ini—aku tidak akan pernah menyebutnya kolam atau lebih parahnya selokan karena jelas saja ini adalah aliran danau atau tidak sungai, paling tidak laut—beberapa kali saja tangan serta kakiku menyentuh sesuatu yang aneh. Berlendir, lembek dan juga seperti untaian yang berat—rantai?—sepertinya, ya.

Groaah…

Jantungku berdesir hebat. Kugenggam tangan kanan Skylar yang menggenggam tanganku dengan kuat.

Tempat apa ini sebenarnya? Apakah sebelumnya Skylar pernah datang ke sini?

Lama kira-kira sekitar sepuluh menit kemudian, laki-laki itu tiba-tiba berhenti yang lantas membuatku juga kontan berhenti.

Ia menatapku lalu sedetik kemudian tangannya mengetuk-ngetuk sesuatu yang terdengar seperti besi.

Tunggu, apa?

Tangan Skylar pun menyibak lumut yang menempeli permukaannya dan seketika itu juga permukaan dari besi terlihat di kedua mataku.

Skylar pun mencoba membukanya, namun sepertinya sia-sia karena itu dirantai.

Aku pun memegang tangannya mengisyaratkannya untuk berhenti seraya berenang mendekat.

Kuambil jepit rambut kecil yang menjepit rambutku lalu memasukkan ujungnya ke dalam lubang gembok seraya merusaknya.

MONTEROS: CITY OF SILENCE [√]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt