Episode 4 [01] : Their Story

328 106 36
                                    

[Edited]

[EPISODE 4 CHAPTER 1]

| L U N A R |


Hari esok telah tiba. Di ruangan bawah tanah ini tampak seluruh penghuninya sudah sibuk dengan aktivitas masing-masing.

"Lunar!" seru si bodoh itu lalu menarik tanganku. Hal itu sontak membuatku langsung menyentaknya dengan keras. Enak saja pegang-pegang.

"Lihatlah alat ini," ujarnya sembari menunjukkanku sebuah alat yang bentuknya aneh. Maaf, aku tidak paham bagaimana cara mendeskripsikannya.

Sekilas bentuknya seperti mesin pembuat kopi, tapi bukan.

Skylar pun memasukkan sedikit adonan yang ia comot dari wadah milik Jane lalu memasukkannya ke dalam mesin.

Tampak kulihat Jane memasang ekspresi janggalnya lalu berteriak, "Hei!"

"Oh, maaf, Jane," ucap laki-laki itu sembari fokus pada aktivitasnya.

"Lihatlah, lihatlah, lihatlah..." ucap Skylar. Akupun melihat benda itu. Tak beberapa lama,

Ting!

Mesin itu berbunyi dan keluarlah sebuah donat matang dari sana. "Yes!" sorak laki-laki itu senang. "Lihatlah bagian paling kerennya," lanjut laki-laki itu heboh. "Nah, ini ada tombol topping untuk donatnya, kupilih rasa... Ah! Ada stroberi!"

Ting!

"Okay, kita tunggu sebentar..."

Terus kuperhatikan mesin itu hingga kemudian sesuatu keluar dari lubang di atas donat itu berada.

"Oh! Lihat itu, Lunar!" seru Skylar sembari berseru dan tertawa dengan heboh.

Ah, ya, benar! Sesuatu melumuri donatnya dengan rapi.

Hal itu jelas saja membuat mulutku kontan terbuka menyaksikannya.

Mesin itu tiba-tiba berhenti mengeluarkan saus stroberi itu dan segera saja Skylar mengangkat piring berisi donat itu.

"Aaahhh, keren sekali!" decaknya kagum.

Yeah, kuakui. Benar-benar mengagumkan. Mesin kecil otomatis pembuat donat beserta toppingnya. Sangat keren.

Kulirik Jane, gadis itu hanya tersenyum.

"Hector yang membuatnya," ucapnya. "Karena laki-laki itu sangat berbakat di bidang teknologi."

Skylar mengendus bau donat yang sangat wangi keciumannya itu, ya, bahkan wanginya sampai kepadaku.

"Ayo, Lunar," ajak laki-laki itu seraya membawa donatnya ke atas meja.

"Kau saja," ketusku.

Kulirik Jane, gadis itu terkekeh geli. Tidak ada yang lucu padahal.

"Ah ya, aku penasaran, bagaimana kalian bisa bertahan dari serangan mutan-mutan itu. Maksudku ehm, kutebak itu kali pertama kalian bertemu mutan. Benar, kan?" tanya Jane.

"Mutan?" tanyaku sembari memerhatikannya yang sedang berkutat dengan adonan donat.

"Ya. Mereka adalah makhluk mutan. Makhluk yang tercipta akibat adanya mutasi, dan hasil dari mutasi disebut mutan. Aku tahu kau pasti mempelajarinya di sekolah, tapi bagaimana setelah hanya mempelajari teori, tiba-tiba melihat contoh nyatanya di dunia nyata?" Jane tertawa.

Aku terdiam seraya berpikir samar. Masih memerhatikan sosok wajah bertabur tepung itu dengan seksama.

"Kalian berdua sejak kapan tiba di tempat ini?" tanya Jane.

MONTEROS: CITY OF SILENCE [√]Where stories live. Discover now