Episode 8 [01] : Search For Restricted Areas

234 61 2
                                    

[Edited]

[EPISODE 8 CHAPTER 1]

| L U N A R |

Livermore, Prometheus, 29 Agustus 2073, pukul 13.33 PM.

"Hei."

Aku memanggil. Gadis yang berjalan di depanku berhenti lalu menoleh.

Segera saja kuhampiri gadis itu. Sejenak, ia tampak terlihat kikuk.

"A-apa?" tanyanya, terdengar takut-takut.

Aku lantas menatapnya lekat. "Aku hanya ingin bertanya," tandasku. "Tentang ucapanmu kemarin. Bagaimana kau bisa tahu bahwa Prometheus akan mengeluarkan pengumuman relawan minggu depan? Lalu ayahku?"

Gadis itu tampak risih. Hei, aku tidak mengintimidasinya, tahu!

"Hei," ucapku lagi. Percayalah, diabaikan itu menyakitkan. "Aku bertanya padamu."
Aku memicing. Semakin dilihat, dia semakin mencurigakan.

"Keluargaku cenayang." Ia menyahut setelah beberapa menit hening. Suasana lorong apartment kini sedang sepi, hanya ada aku dan gadis misterius ini. Syukurlah.

"Cenayang?" responku.

Ia mengangguk. Sejenak aku kembali bergeming.

"Aku tidak bisa mengubah takdir," ia menggeleng. "Dan aku hanya ingin mengatakan padamu, bahwa jangan pernah sekalipun kau datang ke epicenter. Tempat mengerikan itu."

Aku menatapnya lamat. Sedangkan ia balik menatapku dengan sorot nanar.

"Karena kau akan bertemu dengan hal yang sangat mengerikan. Sangat mengerikan."

Dan itu adalah ucapan terakhir yang aku dengar darinya sebelum aku benar-benar berangkat ke Monteros.

***

Landsdowne, Monteros, 15 September 2073, pukul 9.48 AM.

Greet...

Aku melongok ke bawah. Mutannya banyak sekali sehingga sebagian dari mereka hampir memenuhi jalanan seperti sedang melakukan aksi demo mahasiswa.

Mereka keluar masuk dari bangunan, selayaknya manusia yang sedang beraktivitas.

"Bagaimana kita akan melewatinya?" tanyaku kepada Jane yang saat ini berada di sampingku, bersama senapannya yang tertumpu di lantai.

Jane menggeleng. Iapun beranjak seraya menutup jendela kaca itu kembali.

"Diamnya Hector adalah emas, jadi apa rencanamu selanjutnya, Hec?" tanya Jane.

Aku dan Skylar terdiam. Sementara pandangan semua yang ada di ruangan terpaku deixis—titik pandang acu—menatap seorang  perwira tentara yang tidak menampakkan ekspresi apapun selain wajah datar tersebut.

Hector pun membuka mulutnya, "Kita akan melewati mereka tanpa bertempur," cetusnya.

Aku terdiam. Melewati tanpa bertempur?

Kedua mataku lantas melotot, namun baru saja aku hendak bersuara, tiba-tiba sebuah suara sopran menyerobot.

"Maksudmu berjalan di antara mereka?!" jerit Skylar.

MONTEROS: CITY OF SILENCE [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang