Episode 2 [03] : Meet the Savior!

401 126 38
                                    

[Edited]

[EPISODE 2 CHAPTER 3]

NOTE:
Sebelumnya aku lupa kalau benua Asia sana Amerika itu punya perbedaan waktu yang terpaut cukup lama. Kurang lebih 5-7 jam. But, bisa-bisanya aku lupa hal itu wkwkw. So, nanti aku sesuaikan lagi sama negara di amerika yang cocok sama jamnya asia. Kalo ada sksksk. Enjoy~

| L U N A R |

162 jam sebelumnya, Zona Livermore, 27 Agustus 2073, pukul 10.00.

Tok tok!

Ceklek!

Pintu pun terbuka. Kuamati sosok gadis berambut hitam yang kini berdiri di depanku dengan sorot malas.

“Ada apa?” tanyaku.

“Boleh aku masuk?” sahutnya malah balik bertanya.

“Ten-tentu sa--”

Belum selesai ucapanku terlontar, gadis itu pun segera merangsek maju untuk masuk ke dalam rumahku.

Bingung, kumiringkan kepalaku seraya masuk ke dalam dan menutup pintu rumah.

Aku pun segera melenggang menuju dapur dan tak lama kemudian kembali bersama secangkir teh hangat.

Kuletakkan teh hangat itu seraya mendaratkan bokong di sofa usang itu.

“Siapa dan ada urusan apa datang ke sini?” tanyaku to the point.

Gadis itu langsung menenggak minumannya tanpa diminta sehingga membuat isinya kosong melompong dalam beberapa kali tegukan.

Ia pun meletakkan minumannya ke atas meja seraya menatapku lamat-lamat.

“Kau akan pergi ke Monteros. Terhitung 129 jam dari sekarang. Kau akan bertemu dengan ‘mereka’.” Gadis itu berucap, masih dengan sorot kelamnya.

Apa maksudnya?

“Prometheus akan mengeluarkan pengumuman untuk pendaftaran relawan menuju Monteros. Kali ini dibuka untuk umum.”

Aku memiringkan kepala. “Dari mana kautahu?”

“Kau tidak akan menemukan ayahmu di sana.”

Gadis itu berucap lagi. Hei…

Aku benar-benar tidak memahami ucapannya ini. Apakah dia gila? Kenapa dia berkata seperti itu padaku?

Muak, segera saja kuangkat bokongku seraya membukakan pintu rumah, menyuruhnya keluar, “Keluar.”

“Kuperingatkan kau,” ucapnya dengan bibir bergetar.

“What happen with you?” pungkasku dengan kedua alis saling bertaut.

“Jangan menyentuh mereka,” ucapnya pelan. “Epicenternya.”

“Epicenter?” gumamku dipenuhi tanda tanya seraya menatapnya dengan ekspresi menuntut jawaban.

“Kalian mengacaukannya.”

Seusai itu, gadis aneh tersebut langsung melenggang keluar dari rumahku dan melewatiku yang notabenenya berada di ambang pintu.

“H-hei--” panggilku, namun gadis itu langsung saja masuk ke dalam apartment di sampingku dan menutupnya rapat-rapat.

Ada apa dengannya?

***

162 jam kemudian, Kota Monteros, 4 September 2073, pukul 00.01.

Yeah, seperti dugaan si gadis aneh yang kutemui satu minggu lalu, aku benar-benar berada di sini.

Menjadi relawan seperti yang ia sebutkan.

MONTEROS: CITY OF SILENCE [√]Where stories live. Discover now