sebelas. (DARENZA)

Start from the beginning
                                    

Para pelayan cafe langsung menghampiri Darenza dengan wajah khawatir.

Vi sangat syok. "Ini bener Darenza nolongin gue?" batin Vi.

Vi tersadar dari lamunannya. Ia mendorong Darenza menjauh dari dirinya. "Lo gapapa?" tanya Vi dengan raut muka paniknya.

Darenza mengangguk.

"Dar itu orangnya! Orang yang mau ngelecehin cewek disamping lo!" teriak Bondan.

Darenza menatap cowok yang mau mencelakai Vi barusan lalu berganti menatap Vi. "Kurang ajar!" gumam Darenza lalu menoleh lagi ke cowok berengsek itu tapi dia sudah kabur lebih dulu.

"Ada manajer kalian?" tanya Darenza ke waitress di dekatnya.

"Ada. Dia sedang berada diruang--"

"Antar saya ke tempatnya." titah Darenza tak terbantah.

Lalu mereka berdua pergi dari sana. Vi ditinggal sendiri dengan para pelayan.

Vi mengembuskan napasnya lelah. "Bisa saya minta kotak p3k? Teman saya terluka." ujar Vi ke pelayan cafe.

"Bisa Mbak, tunggu sebentar." ucap salah satu waitress lalu pergi untuk mengambilkan yang Vi butuhkan.

🔥🔥🔥

"Anda tau kejadian di luar ruangan Anda?" tanya Darenza saat sudah berhadapan dengan manajer cafe.

Manajer cafe mengernyit heran. Ia merasa ambigu dengan pertanyaan Darenza. "Maksudnya?"

"Anda seharusnya tidak bekerja di dalam ruangan saja, sesekali harus mengontrol keluar melihat kerja para pelayan dan pengunjung yang datang ke cafe." ujar Darenza sedikit menyindir.

"Maafkan saya, Tuan." ucap manajer itu menunduk hormat. Ia merasa bersalah.

Huftt...

Darenza mengembuskan napas kasar. "Tolong periksa cctv di dekat toilet wanita. Dan usut laki-laki berjaket hitam yang bersama perempuan bergaun putih."

Manajer itu mengangguk. "Baik Tuan, saya akan segera memeriksanya."

Darenza mengangguk lalu keluar dari ruangan manajer itu.

🔥🔥🔥

Darenza menghampiri meja Vi dkk, ternyata Bondan baru saja selesai diobati oleh Vi.

"Ayo Vi kita pulang sekarang!" ujar Afnan menarik tangan Vi.

"Tunggu dulu!" ujar Vi menahan.

Vi menatap Darenza. "Lo beneran gapapa?"

Lagi-lagi Darenza hanya mengangguk sebagai jawaban.

Vi menghela napas kasar. Bingung, harus bertanya seperti apa lagi.

"Lan, lo pulang sama siapa?" tanya Darenza mengalihkan perhatian ke Lana yang sedari tadi hanya diam.

"Sama--"

Ucapan Lana belum selesai tapi sudah dipotong. "Sama gue! Gua bawa mobil." ucap Afnan datar.

DARENZA [END]Where stories live. Discover now