7 - "Luke, what the hell are you doing?" -

634 27 1
                                    

VIOLIN'S POV

Selama dua hari terakhir kami latihan di rumahnya Luke. Dan sekarang adalah hari Sabtu, aku akan latihan lagi di rumah Luke. Ibuku sudah tahu dan sudah menyetujui jika aku akan latihan di rumah Luke untuk beberapa hari ini, karena Luke tidak mau merepotkan Ibuku untuk selalu memasak makan siang unutknya. Soal ulangan Fisika kemarin, aku mendapatkan B- tapi aku senang, aku ada perubahabn karena Luke. Walapun terkadang ketika sedang belajar Fisika dia marah-marah kepadaku karena kami mempunyai pendapat yang berbeda tentang rumus Fisika. 

Hari ini Luke akan menjemputku pada pukul 11 dan aku bahkan baru bangun sekarang. Aku menyingkirkan selimut dari tubuhku dan melihat HPku, aku memencet tombol untuk menhidupkan layarnya dan ternyata sudah jam 9.45. Aku segera bangun dari tempat tidurku dan segera mandi. Hari ini aku memtusukan untuk memakai baju berwarna putih dengan kardigan berwarna biru dan juga jeans. Setelah berganti baju aku segera berdiri di depan meja riasku. Aku memakai sedikit eyeliner dan sedikit mascara, aku menggerai rambutku karena aku tidak suka dikuncir. Setelah itu aku membawa tas kecilku yang berisi headset dan HP dan untuk berjaga-jaga aku membawa satu buku tulis. 

Aku segera turun ke bawah dan duduk bersama Catlin di sofa yang sedang menonton acara favoritnya yaitu Spongebob. 

"Kau mau kemana?" Tanyanya dengan wajah yang polos.

"Ke rumah Luke," Jawabku.

Adikku sudah tahu semua tentang Luke, karena sebelum aku latihan di rumah Luke. Luke selalu kerumahkuu untuk latihan dan Catlin menykainya. Luke memang sangat dekat dengan anak kecil. Dia juga suka dengan Catlin, bahkan jika Luke sudah bertemu dengan Catlin. Dia selalu bermain dengan Catlin dan melupakanku. 

"Boleh aku ikut?" Tanya Catlin sambil tersenyum untuk merayuku.

"Tentu saja tidak, Catlin," Jawabku sambil tertawa kecil. 

"Kenapa dia tidak kesini lagi? Katakan padanya aku kangen dengannya," Catlin masih tersenyum, namun kedua alisnya menyatu seperti memasang wajah melas.

"Baiklah, mungkin hari senin dia akan kesini lagi," 

Tidak lama menunggu ada suara mobil di depan rumahku, aku rasa itu Luke. Aku berdiri dari sofa dan segera berjalan menuju jendela untuk melihat siapa itu. Ternyata itu benar Luke. Ketika aku ingin membuka pintu, Ibuku memanggilku dari belakang.

"Violin," Aku berbalik untuk menatap Ibuku. "Jangan pulang terlalu malam." Kata Ibuku sambil tersenyum.

"Baiklah," Aku juga membalasnya dengan senyuman.

Aku segera membuka pintu dan segera  menuju ke mobilnya Luke. Luke hari ini memakai kemeja kotak-kotak panjang berwarna merah, celana jeans dan rambutnya seperti biasanya di quiff.  Dia tersenyum ke arahku sebelum dia menyapaku dan membukakan pintu untukku. Tanpa menghabiskan waktu banyak, kami segera pergi ke rumah Luke. Di dalam mobil Luke, lagi-lagi dia menyetel lagu yang tidak aku suka dengan kencang. Tapi aku tidak pedulikan karena Luke pasti tahu aku tidak suka dan justru itu, dia malah melakukannya. 

Setelah sampai di rumah Luke, Luke kembali mengajakku ke kamarnya. Saat Luke membuka pintu kamarnya, aku melihat kamarnya tidak seberantakan kemarin. Aku melihat kesekeliling untuk mencari bungkus rokok yang aku lempar itu, ternyata tidak ada dimana-mana. Apakah dia sudah membuangnya? Atau dia menyembunyikannya? 

"Sekarang berikan aku motivasi atau saran agar keluargaku bisa menerimaku lagi," Ucap Luke tiba-tiba dari belakangku.

Hari ini aku hanya mengajarinya, tidak seperti biasanya dimana kami bergantian menjadi guru dan mengajari satu sama lain. Karena tugas Luke menutoriku Fisika sudah hampir selesai, karena aku sudah ulangan dan sudah mendapat nilainya. 

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang