Part 41 - "I hope that'll be better soon I love you Violin." -

324 21 2
                                    

Calum memarkir mobilnya di depan rumah Luke. Lalu dia membukakan seatbeltku. Ini tidak pernah dilakukan Luke jadi aku sedikit kaget. Lalu kami berdua turun berbarengan dan jalan menuju ke depan pintu rumah Luke.

Calum membuka pintu dan hal pertama yang aku lihat adalah Michael yang sedang bermain PS. "Hii Calum and special Hii for my princess," Dia mengalihkan matanya dari TV untuk menyapa aku dan Calum. Dia tersenyum dan melambaikan tangannya. Aku merasa special.

Aku membalas Michael dengan lari menujunya dan memeluknya, "Hii Mikey my prince!" Sapaku sambil memeluknya. Michael memelukku balik.

Aku melepaskan pelukanku dan melihat Michael yang masih tersenyum senang, "Hey im glad youre here," Ucap Micahel.

"Yeah me too," Jawabku. "Where's Luke?"

"He's not here, I don't know where he's going," Jawab Michael masih memegang tanganku.

"And Ashton?"

"In the kitchen," Aku tersenyum kepada Michael dan segera berdiri.

Calum melihatku lalu menghampiriku. "You can put your bag in my room," Calum mengambil tasku dari belakang tapi aku segera berbalik ke arahnya.

"No Calum, I can put it by myself." Aku tersenyum lalu aku segera pergi ke lantai atas.

Aku tidak mau menaruh tas di kamar Calum, aku ingin di kamar Luke. Aku tahu kalau aku dan Luke sudah putus tapi bukan berarti kami juga musuhan. Tapi apakah Calum menganggapku lebih dari temannya? Fuck it.

Aku membuka kamar Luke tapi pintu kamarnya terkunci. Mau tidak mau aku harus menaruh tasku di kamar Calum. Kamar Calum berada di samping kamarnya Luke. Aku membukanya perlahan dan kamar Calum terlihat bersih dan tertata rapih. Aku segera mneruh tasku di bawah meja rias lalu aku mendengar pintu kamar tertutup dan aku lihat Calum disana.

"Kau menaruhnya di situ?" Tanya Calum sambil tersenyum menghampiriku.

"Yeah aku rasa tempat itu cukup aman untuk tasku," Aku tersenyum juga pada Calum lalu aku berdiri tegak.

Calum terus menghampiriku sampai jarak kami hanya satu langkah, "Memangnya siapa yang mau mencuri barangmu? Kami semua cowok," Calum terkikik.

"Who knows," Aku memutar bola mataku.

Calum maju satu langkah lagi dan sekarang kami sangat dekat, tangan Calum mulai memegang pipiku lalu ke leherku. Dia benar-benar menggodaku. Sentuhannya sangat lembut seperti kulit bayi.

Aku tidak bisa melakukan ini bersama Calum, "Calum I can't do this," Kataku sambil menahan tangan Calum yang ada di leherku.

"Yes you can, you could have a sex with a boy who's not yours or with a boy who has made you hurt, and im not hurting you." Jelas Calum. Aku bisa merasakan napasnya saat dia berbicara sekarang karena kami sangat dekat.

Tanpa pikir panjang Calum segera menempatkan bibirnya di bibirku. Aku kaget karena dia melakukannya secara cepat. Tapi aku tidak bisa menolaknya, karena ciumannya tidak kalah baik daripada Luke. Aku malah meresponnya.

Calum kemudian mendorngku ke tempat tidur dan kami berdua terjatuh di atas tempat tidur. Calum berada di atasku dan dia masih mencium bibirku. Aku suka membuat rabutnya menjadi berantakkan. Perlahan ciumannya bergesar ke leherku. Okay ini membuatku merinding. Dia mencium leherku berulang-ulang kali yang mana memberiku kesenangan (?) "Hmm... Cal..." Aku mendesah namanya untuk pertama kalinya. Mataku terpejam untuk lebih merasakan rasa ini.

Tangan Calum perlahan membuka kancing baju kemejaku. Aku sedikit kaget jadi aku membuka mataku. Yang aku bisa lihat hanyalah langit-langit kamar Calum yang cerah mungkin karena cahaya dari jendela dan Calum sudah naked disana. Woow okay that's so fast. Lalu setelah Calum berhasil membuka kemejaku, dia mulai mencopot braku . "Hmm... Fuck.." Aku kembali menutup mataku dan tersenyum.

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang