Part 38 - "We're taking the long way home" -

435 18 2
                                    

VIOLIN'S POV

Luke menarik tanganku dan berlari keluar dari dapur. Saat kami melewati ruang TV tempat dimana Ashton, Michael dan Calum berada. Calum melihatku dengan bingung dan juga sinis. Luke berlari menuju ke mobilnya lalu memberikanku tasnya sebelum dia masuk ke mobil. Aku masuk ke dalam mobil lalu menaruh tasnya di bawah kakiku.

Aku mengambil vodka yang ada di dalam tas Luke untukku. Tapi sebelum aku membukanya aku bertanya. "Where are we going?"

"Stop asking so much questions and just go with it!" Dia menggigit lipringnya lalu segera mengegas mobilnya.

Aku mulai tertawa kencang, "Oh fine Mr.Drunk," Aku meminum vodkaku dengan jumlah yang lumayan banyak dalam satu tegukkan. Tapi sebelum aku menutupnya Luke mengambil vodkaku. Mataku melebar, "Luke you really think-"

"Don't worry about it!" Dia berteriak sambil melihat ke depan kearah jalanan yang sepi. "Change the radio station to some rock!"

Aku tersenyum menaruh botolku di tengah kakiku lalu aku mengganti channel radio terus sambil Luke bilang berhenti di salah satu lagu yang rock tapi aku tidak tahu namanya. Luke lalu bernyanyi dan aku hanya tertawa. Aku menmabah volumenya sampai volume terbesar. Angin bertiup kencang melewati jendela yang terbuka membuat rambutku terbang kemana-mana. Selama perjalanan kami hanya bernyanyi dan tertawa , aku bahkan tidak tahu kemana kami akan pergi...

Tiba-tiba kami berhenti di bukit. Aku sangat asing dengan bukit ini. Aku merasa jauh dari rumah dan ini pasti sudah di luar kota. Di kota tempatku tinggal tidak ada bukit. Kami keluar dari mobil dan Luke yang membawa tas berisi vodka sekarang. Kami kemudian duduk di bukit yang di depan kami ada jurang yang indah, jurang yang menunjukkan seisi kota. Dan cahaya-cahaya lampu dari rumah-rumah atau gedung-gedung di kota. Luke membuka tasnya lalu mengambil botol dan memberikannya satu kepadaku. Lalu dia segera membukanya dan meminumnya.

"Holy fuck! This is so amazing!" Ucap Luke sambil melihat lurus kearah jurang yang indah.

"I know," Jawabku lalu aku meminum punyaku.

"I wish I was there," Kata Luke tiba-tiba.

Mataku melebar, aku tidak tahu apa yang dimaksud Luke. "What do you mean?"

"Look! There's some stars!"Dia menunjuk kearah langit dan tidak membalas perkataanku. Baiklah Luke is very drunk right now.

Aku melihat ke atas seperti yang di lakukan Luke. Ada beberapa bintang di langit yang terlihat indah. "Woow it's amazing!" Ucapku.

"Wanna see something more amazing?" Tanya Luke tiba-tiba sambil tersenyum ke arahku. Aku belum sempat menjawabnya. Luke lalu menaruh botolnya dan berdiri lalu berjalan ke tepi jurang. "I LOVE THIS FEELING SO FUCKING MUCH AND I LOVE YOU VIOLIN COLVELIN!!" Luke berteriak sangat keras di tepi jurang itu.

Aku hanya bisa tertawa melihat Luke seperti itu. Dia tidak memikirkan apakah orang di bawah sana akan mendengarnya atau tidak. Dan ini juga malam, suasananya sangat sepi. Luke melihat balik ke arahku. "Im feeling so damn free." Lalu dia kembali ke tempatnya semula berada, lalu dia duduk disampingku, mengambil botolnya lalu meminumnya.

I like this feeling and this moment. Aku belum pernah keluar malam sebelumnya. Rasanya sangat berbeda. Walaupun udaranya dingin. Aku lebih suka malam daripada siang, karena malam lebih sepi daripada siang.

Saat-saat itu kami habisakan hanya untuk mengobrol, bercanda, tertawa dan meminum vodka kami. Tapi entah mengapa aku menganggap itu sangat seru. Menghabiskan malam hanya dengan Luke disisiku. Kami melupakan semua permasalahan yang terjadi di antara kami. Tidak ingin membahasnya untuk saat ini. Tapi bukan berarti itu sudah selesai dan kami balikan.

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang