Part 34 - "Wait, you guys break up?" -

449 23 1
                                    

VIOLIN'SPOV:

"You're not Calum, you are really smart!" Aku tertawa sambil berjalan disamping Calum menuju ke depan kampus, ke parkiran tepatnya.

Tiba-tiba saat aku dan Calum sedang berjalan. Kami terhenti oleh Luke yang berdiri di depan kami menghalangi jalan kami. Well, thats kinda annoying. Dia melihatku dengan tatapan yang sinis. Apa yang dia lakukan disana? Dia tidak perlu jealous atau semacamnya karena dia bukan siapa-siapa aku lagi.

"Luke?" Ucapku sambil mengangkat salah satu alisku. "What are you doing here?"

"Aku rasa aku yang harus menanyakan mu," Dia melihatku sebelum dia melihat Calum dan kembali melihatku. Aku dan Calum hanya terdiam. "Where are you going?"

"I think it's none of your business," Jawabku dengan semua rasa kesalku. "Im not your fucking girlfriend, anymore."

"Wait, you guys break up?" Tanya Calum.

"Ugh, kinda like that," Jawabku sambil memegang keningku karena aku sedang tidak mau membahas ini.

"If we're not, why are you taking her? You held her, didn't you Calum?" Aku mendengar suara amarah yang ada di diri Luke dan dia mulai mengeluarkannya.

"Thats kind of fortune. Im glad-" omongan Calum terpotong oleh Luke yang mendekat ke arahnya dengan tiba-tiba dan meremas kerah kemejanya.

"What do you mean fortune?" Ucap Luke kepada Calum.

Aku harus memisahkan mereka berdua sebelum mereka bertengkar dan membuat keributan disini. Aku segera menghentikannya dan mendorong Luke ke belakang. Dia hampir terjatuh tapi syukurlah tidak.

"Well, cmon Calum!" Aku menarik tangan Calum melewati Luke dan segera menuju ke mobil Calum.

LUKE'S POV:

Sekarang semuanya telah berubah sedikit demi sedikit. Aku tahu aku sudah tidak bersama Violin tapi aku masih merasa jealous ketika Calum mendekatinya. Aku bahkan masih menganggap Violin sebagai pacaraku tapi Violin sudah benar-benar melupakanku. Aku harap suatu saat dia akan tahu betapa buruknya Calum dibandingku dan kemudian dia akan menyesali perbuatannya.

Aku sampai di rumah dan aku segera menuju dapur untuk melihat-lihat apakah ada makanan di sini. Aku tidak melihat adanya makanan, well aku mengambil vodka yang ada di lemari lalu aku membuka tutupnya. Lalu aku minum. Aku membawa botol vodka ini menuju ke atas, ke kamarku tepatnya. Lalu aku mengambil McBookku dan melihat Michael sudah me-skype ku. Ada perlu apa dia? Lalu aku me-skype nya balik.

Michael mengangkatku. Dia sedang berada di kamarnya, itu ketara dengan adanya bantal di belakangnya.

"Hei Moichael!!" Sapaku dengan aksen Australia yang aku punya.

"Lukey, whats up?" Sapa Michael. Woow dia sudah berganti warna rambut menjadi merah. Thats cool!

Aku meminum vodkaku lagi, "You know, i just broke up. Well, who cares?" Jelasku, dan Michael hanya tersenyum dan tertawa sedikit seperti dia tidak peduli. "Red? Oh thats cool?" Aku meminum vodkaku lagi.

"Thank you man!" Dia tersenyum sambil merapihkan rambutnya. "I care, why did you break up?"

Aku rasa ada yang salah dari Michael. Kenapa Michael begitu baik denganku? Aku rasa dia benci dengan Violin, lalu mengapa dia menjadi peduli denganku dan Violin? Baiklah, ini aneh.

"Fucking shitty Stephanie you know," aku tersenyum sambil memutar bola mataku. "She might be Calum right now."

"What? Calum?" Michael terlihat kaget, seperti apa yang sudah aku duga.

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang