Part 49 - "No i can't Cal" -

219 12 1
                                    

VIOLIN'S POV

Ini adalah hari terakhirku disini dan aku akan pergi besok. Aku tidak bisa todur dari jam 2. Aku terus memikirkan Luke. Aku kesal kepadanya karena aku peduli. Aku takut kalau dia akan lost contact denganku saat tour. Ya ampun, hidup ini sangat susah atau hanya hidupku saja.

Dia akan pergi tour selama 7 bulan dan setahuku dia akan pergi tour 3 bulan lagi. Jadi saat aku kembali lagi ke sini, Luke masih sibuk dengan tournya. Kenyataan macam apa ini? Aku merasa hidupku kacau dan tidak pernah damai. Sekalinya damai itu palingan hanya sementara. Lalu aku tertidur tanpa ada Luke di sampingku. Sudah 3 hari Luke tidak menemaniku, walaupun dia pernah bilang dia akan datang dan menemaniku sampai aku pergi. Such a bullshit!

Pagi harinya aku terbangun karena cahaya matahri menyinari wajahku sangat terang sampai menembus kelopak mataku. Aku berbalik badan dan merenggangkan tubuhku sambil menguap. Aku tidur cukup pulas untuk malam ini walaupun aku juga tidak bisa tidur pada malamnya.

Saat aku berbalik badan aku melihat seseorang yang tidak terlalu jelas karena mataku belim bisa menyesuaikannya. "Hi, morning babe!" Aku mengedipkan mataku dan mengucek mataku untuk menyesuaikan. Saat aku lihat oh god! What the hell is he doing here?

"What? What are you doing here Luke?" Aku segera mengambil posisi duduk.

"Uhh cant i just visit my girlfriend?" tanya Luke masih duduk di tempat tidurku, di sampingku. To be fuck honest today he looks so cool with that leather jacket.

"Do you think youre my boyfriend when you said you will leave me?" Aku balik menanyanya.

"Youre so funny Violin," dia sedikit tertawa dan dia bergerak mendekatiku.

"Dont get closer!" Kataku berusaha mundur beberapa cm darinya.

"Hey, you will leave me first but i keep  calling youre my girlfriend, there will be nothing change after we seperate," Aku terdiam sebentar melihatnya.

oh my god kenapa hari ini Luke terlihat berbeda, maksudku hari ini dia terlihat lebih dewasa dan lebih cool daripada hari kemarin. "Uh..." Aku menghalihkan pandanganku ke arah kasurku. "Right now i just need to meet Calum, Mikey dan Ashton to say good bye."

"Look at me!" Luke memegang daguku dan memaksaku melihat ke arahnya. "I love you okay we will make it work, trust me."

Aku tidak tahu bagaimana cara mempercayai Luke bahwa semua ini akan bekerja. Tapi tidak salahnya aku memberi kesempatan padanya untuk membuktikan, jika saja ini tidak akan bekerja aku akan benar-benar memutuskan dia dan tidak akan pernah balikan lagi.

"Okay," Kataku. Aku melihat senyuman yang nampak dari bibir Luke. "But if it doesnt work, jangan mengharapkan aku lagi untuk bersamamu, Luke Robert Hemmings."

"Okay, i agree," Senyum Luke. Senyumannya membuatku juga ikut tersenyum, entah kenapa aku merasa senang jika melihatnya tersenyum.

Luke kemudian mendaratkan bibirnya ke bibirku. Tangan Luke memegang kedua pinggangku dan dia seperti memelukku sangat erat dan menciumku sangat wild. Aku duga Luke sangat senang dengan keputusanku. Yeah aku senang membuat dia senang. Aku berusaha melepaskan ciumannya tapi  itu tidak gampang tapi setelah aku mendorongnya akhirnya bisa. Mata biru Luke bertemu dengan mataku.

"You're so beautiful i love you so much!" Luke tersenyum masih memegang pinggangku.

"Omg you're just too happy," Aku tertawa sedikit sambil melihat Luke.

"No, i always say that every day i guess,"

"no you dont,"Aku memegang wajah Luke dan memegang lipringnya.

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang