Part 18 - "I bet it'd feel good when i kissed you other places" -

589 25 0
                                    

LUKE'S POV

Shit kenapa ayah Violin harus datang pada saat yang sangat salah. Aku mundur beberapa centimeter dari Violin agar ayahnya tidak curiga. Violin menyambut ayahnya dengan memanggilnya. Anak yang sopan. Ayahnya hanya berpesan agar kami bermain dengan baik dan tidak menggunakan kecurangan lalu selanjutnya ayahnya pergi ke kamarnya. Aku rasa.

Lalu setelah itu adalah giliranku. Aku adalah giliran terakhir jadi aku tidak usah menunggu agar botol itu di putar lalu berhenti. Lalu aku memilih Truth daripada Dare karena Dare yang diberikan pasti akan sangat gila.

Saat aku memilih Truth Calum bertanya kepadaku siapa orang yang aku kesali lalu aku menjawab dengan santai yaitu Micahel. Kau boleh tidak percaya aku kesal dengan Michael tapi terserah Michael sudah membuatku kacau seperti ini. Lalu Emily bertanya, siapa orang yang aku sukai beberapa hari ini. Dengan santainya aku menjawab Violin tapi aku memberikan alasannya. Aku memberikan alasan kalau beberapa hari ini aku menghabiskan waktu bersama Violin. Dia yang membuatku senang beberapa hari belakangan ini dan Violin juga sudah membuatku menjadi lebih baik seperti aku yang sekarang ini. Dan yang terakhir adalah dari Violin. Dia ingin aku jujur kalau aku sudah tidak merokok lagi atau aku masih melakukannya.

Aku sangat susah untuk menjawab pertanyaan ini tapi ini harus dijawab dengan kejujuran. Sesungguhnya aku masih merokok dengan Calum dan terkadang dengan Michael dan Ashton. Terkadang Michael dan Ashton bertingkah brengsek tapi terkadang mereka baik denganku. Angelina dan Anna masih bersekongkol dengan Michael dan Ashton terkadang Angelina juga bertingkah baik denganku tapi saat aku ingat-ingat kalau dia sedang dekat dengan seorang lelaki baseball itu seperti tidak ada harapan untuk memaafkannya.

Aku sangat bodoh terutama saat aku mabuk seperti saat pesta di rumah Calum. Aku mengakui kalau aku benci dengan Angelina tapi tidak sepenuhnya membencinya tapi pada saat itu aku tidak bisa mengatur diriku hingga aku akhirnya had a sex with her at that time. i cant remember all but that was the wrost trouble ive ever made. Michael dan Ashton tetap mengasutku untuk menjauhi Violin karena dia terlalu sopan dan sopan itu aneh dan culun menurut mereka berdua. Aku tidak mudah terhasut dengan mereka berdua dan terkadang mereka berdua masih mengancamku jika aku masih dekat-dekat dengan Violin.

"Luke?" Panggil Violin sambil memetikkan jarinya di depan wajahku.

Aku langsung melihat ke arah Violin yang ada di depaku dan segera keluar dari lamunanku. "u.. um.." aku menggigit bibir bawahku karena aku bingung.

Jika aku menjawab Ya aku masih melakukannya maka Violin akan marah denganku dan jika aku menjawab Tidak aku sudah berhenti maka aku sudah berbohong padanya. Semuanya serba salah, aku melihat mata Violin yang menantikan jawaban dari mulutku.

"Jadi Luke?" Violin tetap memaksa.

"U.. um.." Aku masih bingung, aku masih menggigit lip-ring ku. "Tidak, aku sudah tidak melakukannya." Kataku dan akhirnya aku menghela napas lega.

"Luke, jangan bohong denganku, ini adalah truth," Violin tidak tersenyum dan aku kira dia tahu sebenarnya. "Katakan yang sebenarnya."

"Oke baiklah," Aku mengangguk. "Ya aku masih." Aku melihat ke arah mata Violin yang melebar dan dia sepertinya kaget.

"Luke," Violin sepertinya kesal tapi aku tahu dia menahan amarahnya dan aku rasa dia sedang tidak mau berdebat denganku.

Violin menjauh dariku sambil memegang kepalanya seperti orang yang sedang pusing. Aku memegang pundaknya dan berusaha menatapnya untuk menjelaskan semuanya.

"But i seldom do that, the last i did that when i was at the party," Aku berusaha menjelaskan tapi Violin tetap merunduk dan tidak mau melihatku. "Violin, i know im a crap, im a lil shit, im a dick. i cant control myself when im drunk and thats awful and terrible. But id never do that again."

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang