Part 19 - "I mean, are you ready to get drunk?" -

545 21 1
                                    

VIOLIN'S POV:

Malam ini Luke akan mengantarku ke pesta di rumah Calum. Aku sangat benci pesta dan aku belum pernah datang ke pesta sebelumnya karena biasanya yang diundang ke pesta adalah anak-anak yang famous di sekolah dan aku tidak famous. Tapi Luke bilang Calum tidak akan mengundang Michael, Angelina, Ashton dan Anna ke pesta malam ini. Calum tidak mau membuat aku untuk takut mendatangi pesta. Aku sudah izin ke orangtuaku dan pertama aku kira Ibuku akan marah tapi ternyata dia sangat setuju aku akan pergi ke pesta. Ayahku sebenarnya kurang setuju tapi Ibuku bilang "Ayolah, mungkin ini sudah saatnya Violin untuk keluar malam dan menikmati masa remajanya" akhirnya Ayahku setuju juga.

Aku mendengar HP ku yang sedang di cas dari tadi malam berbunyi yang mana membuatku terbangun dari tidurku. Siapa yang menelponku pagi-pagi begini. Aku mengambil HP ku yang ada di meja kecil dekat tempat tidur. Aku melepaskan casannya dari HP ku dan saat aku melihat ke layar itu adalah telpon dari Luke. Aku masih tidak mau bangun dari tidurku, aku mengangkat telponnya sambil tidur dan masih berbalut dengan selimut.

"Halo, Luke?" Aku tebak suaraku masih serak dan tidak bersemangat.

"Halo, morning Violin!" Suara Luke terdengar sudah gembira di sana. Bangun jam berapa anak itu?

"Morning, Luke," Kataku sebelum aku menguap karena aku masih sangat mengantuk.

"How ya doin?" Ada suara piring yang berbenturan dengan sendok di sana dan aku tebak Luke sedang berada di dapur sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya.

"Sleepy because i just woke up," Kataku sambil menarik selimut ke wajahku. " How about you?"

"Great and im just making some breakfast," Sudah aku tebak Luke. "I wanna go to bookstore, would you come?"

Aku berasa malas untuk keluar hari ini tapi Luke mengajakku ke toko buku. Hari ini sepertinya aku akan menghabiskan seharian untuk tidur sebelum aku datang ke pesta nanti malam karena aku takut mengantuk. Aku melepaskan selimut dari wajahku dan melihat ke jendela yang masih belum di buka dari gordennya walaupun sudah ada cahaya matahari.

"Um.. sorry Luke but i think im gonna spend my day to sleep because i dont wanna fall asleep at party tonight," Aku tertawa dan aku juga mendengar Luke tertawa di sana.

"Okay, but maybe im gonna come to your house for couple minutes before im going to the bookstore," Luke terdengar bahagia hari ini dan itu juga membuatku bahagia.

"Okay that's good idea,"

Setelah menelpon Luke aku segera menaruh HP ku di bawah bantalku dan aku melihat jam. Sudah jam 9 pagi tapi aku malas sekali untuk bangun jadi aku tidur lagi.

Aku tidak sepenuhnya tertidur jadi aku masih dapat mendengar seseorang melangkah menuju kamarku dan pintu kamarku terbuka. Aku malas untuk melihat siapa itu, palingan itu hanya Ibuku yang akan membangunkanku. Jadi aku masih menutup mata sambil berbalut selimut. Aku merasakan tempat tidurku seperti turun, seperti ada orang yang duduk di tempat tidurku. Palingan tidak lama Ibuku akan menggoyang-goyangkan tubuhku sambil berteriak "Violin sudah siang ayo bangun!" Itu sama sekali kata yang aku tidak ingin dengar.

Aku menunggu Ibuku membangunkanku seperti itu tapi tidak ada apa-apa. Ada orang yang mengelus tanganku dari belakangku. Itu tidak seperti Ibuku. Biasanya Ibuku tidak mengelus tanganku, dia langsung saja memegang tanganku dengan kuat yang mana membuat tanganku terasa sakit.

"Violin!" Panggil orang itu. Suaranya seperti suara Luke. "Sorry for waking you up." Aku baru ingat kalau Luke ingin kerumahku. Aku segera membuka mataku dan menghadap ke arah Luke yang ada di belakangku.

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang