Part 20 - "Bitch i gotta go!" -

476 22 0
                                    

LUKE'S POV:

Calum menyuruhku untuk bertemu dengannya setelah aku bertemu dengan Violin. Aku meninggalkan Violin di dapur dan aku harap dia akan baik-baik saja. Aku segera mencari Calum. Calum bilang dia ada di lantai 2, jadi aku segera naik tangga untuk menuju ke lantai 2. Ternyata Calum sedang berada di sofa bersama Emily. Tahu ada Emily harusnya aku mengajak Violin untuk ikut denganku. Aku segera berjalan mendekat ke arah Calum.

"Hey Lukey!" Sapa Calum sambil tersenyum.

"Hey Calum and Emily!" Aku tersenyum kepada mereka berdua.

Emily yang ada disamping Calum tersenyum melihatku datang. "Where's Violin?" Tanyanya sebelum dia meminum segelas vodkanya.

"Dia ada bawah, aku meninggalkannya di dapur. Dia.. mabuk keras," Jelasku sambil tersetawa sedikit. "Dia terlalu banyak minum."

Emily tertawa, "Akhirnya dia mabuk juga," Aku rasa bukan hanya aku yang senang karena Violin akhirnya mabuk juga.

"Jadi, kenapa kau memanggilku kesini, Calum?" Tanyaku.

"Angelina akan datang ke sini," Jawab Calum.

Apa? Bukannya aku sudah beritahu kalau seharusnya Calum tidak bilang kepada Angelina dan satu gengnya bahwa akan ada pesta disini? Ini bahaya. Apakah aku sudah mulai untuk tidak mempercayai Calum?

"Apa? Tapi bukannya-" Omonganku di potong oleh Calum.

"Aku sudah beritahu kepada Angelina berkali-kali kalau tidak akan ada pesta di sini, tapi dia selalu bertnyata dan betanya kepadaku," Kata Calum

"Dan kau menjawabnya kalau benar akan ada pesta disini?" Aku memegang keplaku dengan satu tanganku karena aku sudah pusing saat ini. Aku berniat untuk mengajak Violin ke pesta untuk bersenang-senang dan jika Angelina ada disini. Semuanya akan kacau."Fuck!"

"Tidak, aku tidak menjawabnya," Ucap Calum dengan santai. Oke, Calum sedang mabuk jadi mungkin dia tidak berpikir dengan luas atas resiko yang terjadi jika Angelina kesini."Pasti ada orang yang memberitahunya."

"Ya, Angelina mempunyai banyak teman dan itu dangat mutahil kalau dia tidak tahu Calum mengadakan pesta di rumahnya, dia juga famous," Tambah Emily.

Aku tidak menjawab apa-apa, aku hanya memegang kepalaku sambil merunduk ke bawah. Jika Angelina ada disini dan tahu kalau ada aku dan Violin disini, pasti dia akan membuat kerusuhan. Pasti dia akan bertengkar dengan Violin dan mengacaukan pesta dan terakhir pasti yang akan menjadi korban bukanlah Angelina atau Violin. Tapi aku. Aku yang akan dijauhi oleh Angelina dan Violin. Pasti Violin akan berpikir kalau aku mengundang Angelina, dan aku ingin menjebak dia. Lalu Angelina akan berpikir kalau aku sudah berpacaran dengan Violin, yang dia pikir Violin adalah cewek yang murahan dan cocok untuk menjadi korban bulian.

"Hei, you want it?" Calum menawarkanku sebuah rokok, karena dia tahu jika aku sedang stres seperti ini aku membutuhkan rokok untuk menenagkan diri.

Aku mengambil rokok itu dari tangannya dan memasukannya ke mulutku lalu aku menyalahkannya. Aku merasa mendingan saat aku menghisapnya. Aku ingat kalau Violin tidak suka aku merokok, tapi untungnya sekarang dia sedang mabuk berat jadi dia tidak akan memikirkan itu.

Aku segera turun ke bawah untuk menemui Violin lagi. Aku berjalan cepat menuju ke dapur tempat terakhir aku bertemunya. Namun saat aku melihat ke dapur, aku tidak melihat ada Violin disana. Kemana dia pergi? Aku seharusnya tidak meninggalkan dia sendiri saat dia mabuk.Aku segera menuju ke ruang tamu. Di sana banyak sekali orang yang sedang menari dan banyak juga cewek-cewek yang merayuku. Itu sangat menggodaku tapi aku harus cepat menemukan Violin sebelum Angelina datang. Aku mencari ke semua ruangan di lantai bawah tapi tidak ada dan ternyata dia ada di kamar Calum. Aku melihatnya sedang duduk di atas kasur sambil memegang kepalanya terutama wajahnya dengan kedua tangannya.

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang