Part 23 - "We're okay now?" -

549 22 2
                                    

VIOLIN'S POV:

"Please, im not gonna make a mistake while you be mine," Luke memohon kepadaku.

Ini semua adalah salahku. Luke dan Angelina sekarang bagaikan musuh. Dan itu karenaku. Luke sekarang jauh dari tean-temannya hanya karena Luke ingin bersamaku dan teman-temannya tidak suka denganku. Aku sudah menghancurkan hidup Luke. Seharusnya aku menolak untuk menjadi kekasihnya, aku rasa itu akan menjadi lebih baik. Aku hanya berharap waktu bisa terulang kembali.

Aku sudah merasakan kalau Angelina dan gengnya akan terus menghantui hidupku. Mereka pasti akan terus menggangu hidupku dan Luke. Apa yang harus aku lakukan? Masa sih aku harus mutusin Luke, tapi ini belum 24 jam kami berpacaran.

"You dont have to worry, im gonna protect you as i can," Luke menambahkan. Aku masih terdiam dan tertunduk memikirkan apa yang akan terjadi nanti.

Luke mengambil daguku dengan salah satu tangannya dan memaksaku untuk menatapnya, sebelum aku bisa menatapnya dia sudah mencium bibirku dengan cepat untuk membuatku bahagia. Lalu dia menghapus air mataku yang masih ada di mataku.

"Thanks Luke," Aku berterimakasih padanya dan sekarang aku merasa lebih baik.

"We're okay now?" Tanya Luke.

"Yeah," Aku sedikit tersenyum kepadanya untuk memperlihatkan kalau sekarang aku jauh lebih baik.

Setelah itu Luke mengajakku ke bawah. Aku mengikutinya dari belakang. Luke memaksaku menunggu di ruang tamu dan dia segera ke dapur. Aku duduk di sofanya yang lembut. Aku ingin bilang kepada Luke kalau Emily sedang sakit. Aku ingin menjenguknya bersama Luke dan Calum. Setelah 30 menit aku menunggu, Luke datang dengan membawa beberapa makanan ringan. Dan dia duduk di sampingku.

Luke menyalahkan TV dan dia mencari channel Disney. What? Aku tidak percaya dia masih menonton film anak-anak seperti ini. Tapi aku tidak memerotesnya, aku hanya ingin Luke menikmati hari-harinya seperti biasa. Luke menaikan kakinya ke atas sofa dan bahunya tepat berada di bahuku. Aku mengambil makanan ringan dari tangan Luke untuk aku buka dan aku makan sambil menikmati acara TV.

Luke menonotn acara TV dengan serius dan sepertinya dia tidak menganggap aku berada di sampingnya. Jadi selama Luke menonton TV aku hanya terdiam memakan makanan ringanku.

Tiba-Tiba Luke berteriak, "OH MY GOD!!" tapi teriakannya terdengar seperti "OH MAY GAWD" Aku melihat ke arah Luke untuk memastikan apa yang terjadi padanya.

"Ada apa?" Aku bertanya kepadanya sambil mengerutkan alis.

"Makananku habis dan aku masih lapar, Violin," Ucap Luke sambil melempar bungkus makanan ringannya ke lantai.

"Luke, ambil sampahmu dan buang ke tempat sampah!" Luke belum berubah. Dia masih saja membuang sampah sembarangan.

"Ugh, tapi aku masih lapar, Violin," Dia mengelak.

"Ambil sampahmu dan kita ke dapur untuk makan, aku juga lapar sebenarnya," Jelasku pada Luke. Perutku sudah berulang kali berbunyi tapi aku tidak mau meminta makan kepada Luke. Karena aku takut itu akan merepotkannya.

"Aku tidak punya makanan selain cereal," Luke memberitahuku. Aku mengerti kalau cereal sebaiknya tidak dimakan pada saat ini.

Aku melihat jam di HP ku dan sekarang sudah hampir jam 6. Tapi Luke tidak punya makanan lagi selain itu. Aku rasa tidak masalah selagi cereal tidak membuatku gendut.

"Aku rasa tidak masalah Luke," Jawabku. "Lagipula cereal tidak membuat gendut."

"Baiklah." Luke tersenyum dengan memperlihatkan giginya.

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang