Prolog

2K 48 0
                                    

Aku disini duduk di hamparan padang bunga Lavender bersama Luke. Aku duduk di depannya sementara dia berada di belakangku sedikit berbaring supaya kepalanya masih bisa menghadap ke arahku. Kami hanya berdua disini. Udaranya sangat dingin dan makanya aku menggunakan baju berlengan panjang hari ini. Aku bermain-main dengan bunga Lavender yang ada di sekelilingku sementara Luke, aku bisa merasakan dia selalu mencium pipiku.

"Luke, stop it!" Aku menggerutu walaupun aku tertawa.

"What? do you want me to stop kissing you? why?" Dia tersenyum, aku melihat ke arahnya dan lesung pipinya tampak dari kedua pipnya.

"no im just-" sebelum aku menyelesaikan omonganku Luke lalu mencium pipiku lagi. Terkadang aku kesal dengan ciuman itu tapi terkadang aku menginginkannya,

"i miss you!" Luke masih tersenyum melihatku. Aku melihatnya dan aku malah tertawa padahal tidak ada yang lucu disini.

"why? are? You? Laughing?" Tanya Luke.

"Tidak, terkadang aku suka flashback dengan masa lalu kita, it was kinda funny!" Kataku berusaha untuk tidak tertawa.

"Yeah apalagi kau, kau lucu sekali pada waktu itu. Polos dan kau terlalu cengeng dan aku tidak suka itu," Ejek Luke sambil memberantakan rambutku.

"Luke!" aku menggerutu sambil membereskan rambutku.

"Maaf!" Katanya sambil tertawa tapi aku rasa itu tidak lucu jadi aku tidak tertawa.

"Jadi, kalau kau tidak suka kenapa sekarang kau bisa suka denganku?" Tanyaku sambil memberikan dia tatapan sinis.

Luke menggigit bibir bawahnya dan aku yakin dia bingung dengan pertanyaan ini. Padahal aku ingin sekali memberinya pertanyaan ini, karena inilah salah satunya cara agar aku bisa melihat cintanya kepadaku lol.

"uh, um... itu susah untuk dijelaskan, aku suka kau karena aku suka dengan sikapmu. Kau sangat baik kepada setiap orang, walaupun orang itu sudah menjahatimu dan kau lucu," jelas Luke sambil tersenyum.

"is that all?" kataku memberikan kesempatan kepadanya untuk melanjutkan penjelasannya.

"Nope," Dia bangun dan bersiap duduk di depanku, aku mundur beberapa cm darinya namun dia malah maju.

Aku melihat Luke dalam kebingungan, aku bingung apa yang dia ingin lakukan. Tapi dia didepanku tersenyum lebar dan dia mengigit Lipring-Nya sebelum dia mengambil leherku dan memaksaku mendekatkan kepalaku dengan kepalanya. Dia mencium bibirku, dan aku menyambut bibirnya dengan ciuman yang juga tidak akan dia lupakan. Tanganku mengelilingi lehernya dan tanganya memegang pipiku lalu yang satu lagi memainkan rambutku. Kami berdua lenyap dalam ciuman itu, tapi akhirnya kami bisa menyadarkan diri kami juga. Kepalaku masih dekat dengan kepalanya, jidatku masih menyatu dengan punya Luke. Aku masih bisa meraskan napasnya.

"You sucks, Violin!" dia mengejekku.

"Ahh Luke, you're such a dick, goddamnit!" Aku mendorong Luke.

Luke pun terjatuh, dia kembali terbaring dan aku berada di atasnya. Aku tertawa dan juga Luke. Aku perlahan menjauhkan kepalaku darinya dan segera membuka mata.

"What did you say?" Luke tertawa dan kami saling mengatai walaupun aku tahu itu tidak beneran.

"i said, you're a fucking dick and shit, why do i love you so much?" Aku tertawa menghadap Luke yang juga dia sedang melihat ku.

Luke tertawa kencang, "So why do i love you so much tho? Damn, you're so pretty!"

"Holy shit!" aku tertawa dan menaruh kepalaku di dadanya.

"yeah thats all, Violin." Kata Luke.

Aku kembali mengangkat kepalaku dan melihat Luke lagi, dia kembali tersenyum dan akupun juga. Aku kembali menciumnya dan dia kembali memainkan rambutku.

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang