Part 30 - "Why dont we go for camping" -

473 23 0
                                    

VIOLIN'S POV:

Luke berjalan menghampiriku sambil tetap memegang HPnya.

"Kakakku akan datang hari ini, sepertinya dia akan datang saat kita sekolah," Luke lalu melemparkan HPnya ke kasur. Ini sudah menjadi kebiasaan dia. Luke duduk di tempat tidurnya, tepatnya di sampingku. Luke melihat ke arahku sambil tersenyum.

"What?" Aku merespon, karena dia terlihat aneh. Aku tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan, senyum-senyum sendiri seperti orang gila. "Stop looking at me like that!" Aku mulai takut.

Lalu dia tertawa pelan, melihat ke bawah sebentar lalu melihatku lagi sambil menggigit bibir bawahnya. Apa banget si nih orang, baru juga bangun tidur. Setelah menelan roti yang ada di mulutku, aku segera mengambil air putih yang ada di gelas di atas meja kecil. Dan meminumnya sambil membersihkan mulutku. Saat aku sedang minum, Luke mengambil perlahan gelas itu. Dan menaruhnya kembali ke atas meja kecil. Aku melihat bingung Luke, apa urusan dia? Luke tiba-tiba memegang pipiku dengan tangannya sebelum bibirnya menyentuh bibirku. Aku menikamati morning kisses yang diberikan oleh Luke. Tidak bertahan lama, sampai Luke melepaskan bibirnya.

"Your lips taste Nutella, and it makes me hungry," Luke melihat ke dalam mataku dan tangannya masih berada di pipiku. Aku tersenyum, karena ya iyalah. Aku kan abis makan roti isi Nutella. Luke kemudian menciumku lagi, oh damn! Seems he likes a taste of Nutella and my lips taste like Nutella, soo..

Nggak lama, aku melepaskan bibirku darinya. "Get your shirt!" Suruhku sambil tertawa.

"I forgot that im shirtless," Luke tertawa dan dia segera mengambil baju di lemari dan segera mandi.

-----------------------------

Kami tiba di sekolah, dan kami nggak punya cukup waktu untuk bersama jadi kami harus terpisah. Aku harus menuju ke kelas Fisikaku. Oh damn! I hate this subject. Tapi, aku menuju ke lokerku untuk mengambil beberapa keperluan. Saat aku sedang mengambil beberapa buku di loker, ada orang yang memanggilku dari belakang dan aku segera melihat ke belakang untuk mengetahui siapa orang itu.

"Oh hey, Cal!" Aku menyapa Calum yang ternyata orang yang telah memanggilku. "What's up?"

"im getting better now," Calum tertawa. "Woow you look beautiful today!" Puji Calum kepadaku. Aku yakin pipiku mulai memerah seperti ceri sekarang.

"Thank you Cal! And you look fashionable today!" Aku berbalik memujinya.

"This is actually what i usually wear everyday, but thanks Violin!" Sebenarnya, aku hanya memujinya bukan berarti aku kagun dengan bajunya sekarang. Karena dia selalu memakai baju yang hampir sama dia setiap harinya. "Btw let's get into our class before we're late!" Ajak Calum.

Calum duduk bersamaku selama pelajaran Fisika. Aku tidak punya teman yang aku kenal selain Calum. Guru kami menyampaikan kalau besok yaitu hari Kami kami libur sampai dengan masuk lagi hari Senin. Karena pada hari senin kami punya ujian untuk menentukan kenaikan kami.

Setelah pelajaran Fisika selesai, Calum mengantarkan ku menuju ke lokerku untuk menaruh barang-barangku. Lalu tidak lama ada Luke datang menghampiriku.

"Babe!" Panggilnya. Tumben banget dia memanggilku 'Babe' Luke melihat kalau ada Calum disampingku. "What's up Bro?" Dia menepuk pundak Calum.

"Nothin important," Jawabnya, tersenyum.

"That's bad!" Respon Luke pada Calum. "How's your physics?" Luke mendekatkan dirinya pada diriku dan merangkul pinggangku.

"Just like usual," Aku tersenyum.

"You need to course with me," Luke tertawa dan akhirnya aku juga tertawa.

"We've already did,"

"More serious then," Jawab Luke sambil tertawa. "Hey, besok libur kan untuk tiga hari kedepan sampai dengan hari senin?"

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang