Part 62

211 3 0
                                    

VIOLIN'S POV

"What the hell are you doing here?" Tanya Luke sambil berbalik dan berjalan ke Calum.

Sejujurnya aku punya banyak sekali pertanyaan yang aku ingin tanyakan kepada Calum dan Luke, tapi keadaan ini membuatku takut dan yang paling penting kurasa menjauhkan semua orang dari Luke karena Luke sedang marah besar.

"That should be me asking you like that, Luke," Calum masih ada di ambang pintu. Dia memakai celana jeans dan kaos abu-abu.

Calum mendekat ke arah Luke. Please dont. "Cal, dont get closer pelase!" Teriakku tapi aku rasa tidak ada yang mendengarkanku.

Aku tidak tahu apa masalahnya tapi mereka berdua terlihat marah dan bersiap untuk berantem. Seperti kucing yang ingin berantem. Aku juga tidak tahu apa yang di maksud Luke 'I should protect you Violin, youre my girlfriend' protect dari apa? Memang Michael dan Calum akan membunuku? Mereka sahabatku.

"You told her, didnt you?" Tanya Luke dengan nada amarahnya.

"Told what? I dont get it, Lukey!" Calum tersenyum licik.

"Fuck sake!" Luke lalu memukul Calum di pipi dan aku disini kaget dan bingung, kenapa Luke melakukan itu?

"You wanna fight, Lukey?" Calum masih tersenyum licik.

"Stop calling me Lukey!" Luke kembali memukul dagunya.

Bibir Calum dan hidung Calum berdarah banyak. Lalu Calum memukul pipi Luke dan menendangnya sampai dia jatuh lagi ke lantai. Lalu Luke berdiri dan kembali memukul Calum, aku lalu berlari untuk meberanikan diri melerai merek berdua. Tapi sayangnya, Luke mendorongku sampai aku terjatuh belakang. Tubuhku terkena meja yang di atasnya ada beberapa vas bunga dari kaca. Jadi kepalaku terkena vas bunga itu, aku merasa pusing dan perlahan pengheliatanku mulai pudar. Aku bisa melihat sedikit Calum yang sedang di cekek oleh Luke, jadi Luke memukul Calum sampai jatuh dan Luke lalu berada di atas Calum lalu mencekeknya. Dengan buram, aku melihat Michael berdiri dan dia membawa stick baseball, lalu dia memukul Luke. Saat itu juga aku pingsan.

Aku membuka mataku dan melihat lampu di atasku. Ruangan ini nampak sangat tidak familiar. Seperti rumah sakit. Tapi, masa aku di rumah sakit. Aku hanya mendapat sedikit luka dan yang aku ingat hanyalah aku di dorong Luke ke meja dan sesuatu jatuh ke atas kepalaku. Aku melihat ke samping dan di sampingku ada Ashton yang sedang tidur dan juga infus. Shit! Aku di rumah sakit.

"Ashton?" Bisikku. Aku hendak memanggil Ashton tapi aku tidak kuat. Suaraku masih seperti tertekan di tenggorokanku. Tapi Ashton bangun.

"Hei, youre awake," Ashton lalu berjalan mendekat kepadaku.

"Where's-"

"He's alright," jawab Ashton. Aku bahkan belum selesai dengan kalimatku. "Luke's alright."

Bagaimana Luke baik-baik saja? Luke mempunyai luka yang lebih berat daripadaku mungkin. Lalu bagaimana Calum dan Michael? "I feel guilty,"

"No Violin, youre not!" Jawab Ashton.

"How do you know? You dont even know what happened," jawabku lalu aku memgeluarkan air mata.

"I do know, everyone knows," jawab Ashton. "Youve been sleeping for three days, Calum, Michael and Luke got arrested and thats when they said the truth. Luke wanted Calum not to get close to you because he just too possessive with you, he was afraid that you would have sex with Calum again. He hates Calum very much ever since. Calum said that he loved you, so that he couldnt help when he was about to have sex with you and he said he regretted it."

Aku tidak percaya apa yang aku dengar. Aku tidak tahu harus ngomong apa dan apa yang aku harus respon. Luke menjaga rahasia itu dariku karena dia tidak mau Calum mendekat ke aku dan tidak mau aku mendekat ke Calum. Luke punya dendan dengan Calum.

"And now they arent arrested," tambah Ashton.

"Oh my god, actually i did that i mean i had sex with Luke just to make Luke jealous of me, because a couple days before Luke had sex with Stephanie. But why the fuck Luke bring this problem again? I mean its been four or five months, oh my god!"

"Ssttt now the pronlem is done, everything is okay, Calum and Luke are okay, and Michael too. Dont think about that." Jelas Ashton.

Sorenya aku sudah boleh pulang dari rumah sakit. Walaupun aku masih memakai perban di tanganku karena dokter bilang banyak luka di tanganku dan kepalaku bocor jadi kepalaku juga di perban. Ashton dan Aryana menolongku bangun dari tempat tidur. Dan membawaku keluar.

Di lobi aku melihat Luke berdiri dengan perban di kepalanya. Dia tersenyum ke arahku. Aku tidak bisa menyembunyikan kerinduanku terhadap Luke. Aku berjalan ke arah Luke lalu begitu sampai, Luke memelukku dengan erat. Dengan apa yang Luke telah lakukan aku tetap cinta kepada Luke. Aku merindukan pelukannya yang sangat dan bau badannya yang khas. Aku merasakan dia menciumku di kepalaku.

"Im sorry for what ive done," kata Luke.

"It's okay, ive forgiven you."

To be continued...

So sorry for telling you that this is the end of this story. I'm still thinking about making the sequel but first let me tell you that I made new story, it's also luke hemmings fan fiction if you like luke hemmings then go read it don't forget to vote and comment http://my.w.tt/UiNb/CgPWfrvCyt lmao

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang