Part 28 - "Gosh! Buddy, are you still smoking?" -

423 20 0
                                    

LUKE'S POV:

Aku segera memarkirkan mobilku di garasi rumahku. Malam yang cukup dingin mnusuk ke bagian kulitku. Aku segera masuk ke dalam rumah lalu menutup dan mengunci pintu rumahku karena ini sudah malam. Aku segera menuju ke atas, ke kamarku. Aku merasa tidak nyaman dengan badanku dan aku merasa kotor. Aku berganti baju dengan kaos tanpa lengan lalu boxer. Well, aku sendiri di rumah ini.

Aku pergi ke meja belajar di kamarku dimana McBookku berada dan di sampingnya ada bungkus rokok. Aku melihat bungkus itu. Bungkus itu masih ada rokoknya, walaupun tinggal tersisa 3 batang. Aku mengambil satu dan menyalahkannya dengan korek. Sudah sangat lama lagipula aku tidak merokok. Aku Aku mengambil McBookku yang ada di meja dekat tempat tidur dan segera membukanya di atas tempat tidur. Ada E-Mail dari Kakakku Jack.

from: Jack.hem@Watmail.com

Hey buddy! long time no see. How are ya? Hope youre all alright. Btw i wanna come to your house on Tuesday because i have a good news for ya. Cant text you coz my phone was broken. and it just fixed this morning. Wanna factime or skype? Tell me your opinion through facetime or skype :)

Jack Hemmings

Alright, aku akan skype dia. Saat aku baru saja membuka skype ada skype dari Jack. Lalu aku menjawabnya.

"Hei!" Sahutku dengan rokok yang masih ada di mulutku.

"Gosh! Buddy, are you still smoking?"Jack terlihat kaget tapi dia masih tersenyum. Jack bertingkah seolah-olah dia tidak pernah melihtaku merokok.

"Dont act like you never see me smoking," Jawabku agak emosi. Aku tidak suka orang yang tingkahnya di buat-buat selebay itu. Dia tertawa dan itu membuatku tambah emosi namun aku hanya terdiam, tidak menampakkan ekspresi apapun kepadanya. "So what's that?" Aku meniupkan asap rokok itu ke arah kaptopku jadi seperti tepat aku meniupkannya ke wajah kakakku.

"What?"Dia kembali bertanya. Oh shit! it'll be a long long conversation with him.

"The news stupid!" Kataku agak sedikit berteriak karena ugh.. aku sudah pasrah dengannya. Betapa bodohnya dia.

"Oh.. calm down dude! Jadi, Mama menyuruhku untuk melihat keadaanmu dan jika keadaanmu sudah baik dan normal, kau akan di jemput dan kau akan tinggal di Sydney lagi," Abangku yang satu ini terlihat senang, atau mungkin dia lagi mabuk.

Well, bagiku itu bukan suatu kabar yang baik. Masalahnya jika aku kembali ke Sydney aku akan meninggalkan Violin. Aku sudah merasa nyaman tinggal di London apalagi saat aku bertemu dengan Violin. Hidupku sudah komplit.

"Kapan?" Tanyaku dengan santai, karena aku juga tidak terlalu peduli.

"Setelah kelulusan,"Jawabnya, dia masih memasang senyuman bodoh itu.

"That wasnt a good news for me, mom doesnt wanna see me smoking in front of her, she will be angry. And i addicted to smoke," Kataku. Menghisap batang rokokku dan meniupkan asapnya ke atas. Merasakan betapa nikamatnya hidup ini berjalan dengan sebatang rokok. "Gosh.. Fuck that cigarette!"

"Hei wake up bitch! Are you drunk?" Dia meng-klik jarinya di depan kamera yang ada di laptopnya seperti dia berusaha menyadarkanku. Tapi aku tidak mabuk, aku hanya bertingkah selayaknya aku.

"Nope, why?" Jawabku.

"Aku akan membuatmu berhenti merokok, Luke," Kata Jack. Bagiku kata-katanya seperti ancaman untukku. AKu tidak tahu kenapa, tapi aku rasa tidak ada seorangpun bahkan Violin yang bisa menghentikan aku merokok. Aku hanya tidak merokok di depan Violin.

"You cant! You cant stop me to stop suck this fucking cigarette," Jelasku agak sedikit membentak. "Can we stop talking about smoking?"

"Right, what do you wanna talk?"

Everything I Didn't SayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang