NARAYA (SEHUN)

kiripikacang

20.7K 1.4K 1.2K

Naraya Adelard adalah sosok lelaki yang sangat di idam-idamkan banyak perempuan. Kaya, tampan, jago basket, b... Еще

//Prolog//
awal cerita baru
amarah Nara
bukan potong leher
perasaan aneh
gara-gara pms
problem
bukan lebaran
Rasya
nasehat duo kunyuk
nasehat duo kunyuk(2)
duri kecil
tak terduga
surs?
RBHN & murid baru
mulut Reno
saingan baru
bola basket
salting
bitter experience
berangkat bareng
"Aku salah apa?"
satu pesan, tapi isinya?
CAST!
Atlas¿
berbeda
HUT Sekolah
HUT Sekolah(2)
HUT Sekolah(3)
HUT Sekolah(4)
obat dari Rasya
Desya dan Rasya
Desya demam
awal
Seruni
ga gitu ceritanya!
Agus gada ahlaq!
bingung
ciki ball/ciki ring?
COGANPEPI
pertengkaran
thai tea gratis dari Vano
ucapan Vano & Reno
camp
senja sendu
hurt
Desya kecil
jagung bakar dan tangkai yang jatuh
satu lagu, dari Desya
sakit sih engga, tapi malu
rindu
sedikit peduli
mulai kembali
R.A.J.A
SEBLAK
terror lagi
kedai eskrim
kelabu
bukan update!
Permintaan maaf Seruni
Desya kemana?
Rumah Tua
'Tentang Rasa' (new story)
Belum Akhir
darah B untuk Tania
Hadiah kecil dari Nara
Bandung-Jakarta
Ini semua masih berlanjut

curhatan Arka

179 13 36
kiripikacang

🎵Play Song: Nadin Amizah - Bertaut

H a p p y R e a d i n g
⬇️

Diam-diam Nara memperhatikan Desya yang sedang menggerutu di sampingnya. Pasalnya, gadis ini mendapatkan sms yang entah apa isinya. Nara bertanya beribu-ribu kali pun jawabannya tetap sama 'jangan mau tau', dan justru ini yang membuat Nara semakin ingin tahu

"Caa emang apasih?" kali ini nada suaranya terdengar sangat kesal

"Jangan mau tau"

Ingin sekali Nara melempar Desya sekarang, kalau tidak cinta, pasti ia sudah melakukannya "Soal apa? si Tania itu pasti ngirim lo pesen deh? atauu...lo punya cowok tanpa sepengetahuan gue ya? makanya lo uring-uringan"

TAKKKKKK

Desya menggeplak punggung Nara cukup keras, membuat sang empu nya mengaduh karena barusaja ia terpukul saat latihan tadi "Sakit Caa" kesal nya

"Makanya jangan banyak tanya. Jalan aja udah"

"Ngapain jalan?"

"Kan mau pulang"

"Kan gue bawa motor Ca"

Sungguh, ingin rasanya Desya melempar Nara sekarang juga, mengapa laki-laki ini tetap mengajaknya berjalan, dan sekarang keduanya sudah berjalan ke dekat halte Sekolah

"Bawa gih motornya, gue tunggu sini" ucapnya

"Jauh cantik, gue capek harus balik lagi ke parkiran"

"Ya suruh siapa ikutin gue jalan?"

"Suruh siapa di tanya ga jawab"

"Naraaa ih, gue pengen balik. Yaudah gue balik pake angkot aja"

Bukan Desya jika tak membuat Nara luluh, akhirnya pemuda jangkung itu langsung melangkah meninggalkan Desya yang bersidekap dada di dekat halte. Kalau bukan karena sayang, ia tak akan melakukannya.

Beberapa menit kemudian, ia sudah kembali "Nih pake helm nya"

Desya menerimanya dengan delikan tajam. Ia memakainya secara asal

"Kalo ga di cantelin, helm sama kepala-kepala lo bakalan ikut terbang. Gue ga mau tanggung jawab kalau sampe kepala lo tiba-tiba kebawa angin gara-gara pake helm ga bener"

Desya menatap tajam Nara, mengapa ia bisa jatuh cinta pada sosok menyebalkan ini!!! sedangkan yang sedang di tatap malah fokus memasangkan pengait helmnya

"Jangan ngomong-ngomong sama gue!" ia langsung naik ke atas motor Nara.

Sabar Nar, lo itu ga boleh emosi Nar

Ia menjalankan motornya, menyalip beberapa kendaraan yang ada di depannya. Melirik Desya sesekali, ternyata gadis itu masih terlihat kesal. Ia menghentikan motornya di depan konter

"Ngapain?" kini Desya membuka suara saat Nara mematikan mesin motornya.

"Katanya ga punya kuota, ini mau beli. Tunggu sini"

Haish! Desya pun ikut turun dan berdiri di samping Nara

"Yang mana" tanya Nara ke arah Desya yang sedang memilih

"Itu" tunjuknya

"Ini?" Nara ikut menunjuk seperti apa yang Desya lakukan

Desya mengangguk, karena hanya itu yang paling murah. Mau di tolak bagaimanapun, Nara tetaplah Nara

"Mbak, yang paling gede. Dua"

Desya memelototkan mata sipitnya, perasaan ia menunjuk yang paling kecil

"Dua mas?"

Nara mengangguk sambil mengeluarkan dompetnya "Berapa?"

"Satuan 75.000"

Nara mengeluarkan uang berwarna merah dan berwarna biru. Setelah itu ia mengucapkan terimakasih dan memberikan kedua nya kearah Desya

"Gue nunjuk kuota yang paling kecil lho"

"Lo itu streaming terus, nanti gue pasang wifi dirumah lo"

Ingin rasanya Desya menendang bokong Nara. Karena selalu bertindak semau udel nya. Karena tak mau berdebat, akhirnya ia kembali naik ke atas motor nya

"Mau makan dulu?"

"Seb..."

"Makan nasi" potong Nara cepat, saat ia tahu jika Desya akan mengataka seblak

"Engga. Pulang aja yu, Adel sama Kak Arka ada di rumah"

"Yaudah"

Mereka berdua segera meninggalkan area konter, hari ini rasanya terlalu melelahkan. Jam padat, itu menurut Nara. Ia harus berlatih dari pagi sampai jam istirahat, sore nanti ia juga harus berlatih basket. Desya masih belum mengetahui hal ini, karena Nara dan yang lainnya sengaja tak memberitahu gadis berpipi chubby ini
-
-
-
"Apa Caa?" Nara mengangkat telponnya, setelah mengantarkan sahabatnya itu, ia bergegas pulang ke rumah untuk istirahat sebentar sebelum memulai latihan basket nya

Nanti sore anter gue yu, ke Kemang

"Jam berapa?"

Jam lima, mau ga?

Aduh. Nara belum selesai berlatih, biasanya ia akan pulang pukul 7 malam. Alasan apa yang harus ia utarakan kepada sahabatnya ini

"So..sore nanti gue mau anter Abyan. Gimana dong?" maafkan Nara yang berbohong ini, ia terpaksa melakukannya

Ah gitu ya, yaudah deh gapapa. Hati-hati, jangan ngebut

Nara tersenyum tipis walau Desya tak melihatnya, "Iya bawel. Gue tutup ya?"

Tutttt

Sialan, ditutup duluan. Ia langsung mencharger ponsel nya. Melihat kalendernya, dimana 5 hari lagi ia akan bertanding beladiri, dan 6 hari lagi ia akan mengikuti turnamen basket.

Ia merongoh laci kecil di dekat kasur nya, membuka secarik kertas lusuh.

Saat dibuka, Nara tersenyum membaca isi pesan yang tertera disana

Keinginan yang Eca mau:

1. Makan daging ayam bareng Ibu sama Bapak
2. Sama-sama terus dengan Nara
3. Buat Nara tersenyum
4. Satu SMP dengan Nara
5. Selamanya sama Nara
6. Jauhin Nara dari semua orang yang jahat

Hal-hal yang paling Eca engga suka

1. Ibu nangis karena Bapak pergi
2. Nara marah sama Eca

Beralih menatap ke arah figura kecil di atas nakasnya, terpampang jelas foto Desya dan dirinya saat masih kecil. Ia masih ingat awal mereka berdua dekat, ia bahkan masih ingat saat terang-terangan Desya membelanya saat di bully Arka, Gino dan yang lainnya.

Tapi sekarang..

Nara menyeringai sambil memegang figura fotonya dan foto Desya kecil itu. Dulu, Desya yang paling marah saat Nara di ejek oleh Arka, dia juga yang akan menendang meja saat dirinya di jahili. Dia juga yang akan menjadi orang pertama yang memeluk Nara di pojok kelas. Tapi, seakan lelucon sedang berjalan di kehidupannya. Desya, dan Arka akan menjadi saudara dalam waktu dekat, Desya pun akan mempunyai Kakak laki-laki yang selama ini ia inginkan, sekaligus adik perempuan yang sama cerewetnya dengan dirinya. Nara menyimpan figuranya, mengusapnya dengan jempol tangannya, lalu melirik kembali ke arah kalender

"Dua minggu lagi, lo bakalan dapetin apa yang lo mau Caa. Lo inget Ca? dulu lo pengen banget punya Bapak, lo pengen banget ketemu Bapak, bahkan lo cari-cari Bapak sampai lo sakit" Nara menidurkan tubuhnya sambil memegang erat secarik kertas lusuh di genggamannya "Mungkin sekarang, lo akan merasa lengkap Ca. Lo gaakan ngerasa kesepian lagi di rumah, lo punya temen buat cerita, dan pastinya lo gaakan takut lagi ditinggal sendirian"

Nara membaca kembali secarik kertas yang di tulis Desya saat masih kecil, ia selalu menyimpannya bahkan sudah menjadi kebiasaan Nara, membaca tulisan tangan yang jauh dari kata rapih ini

"Ca, mungkin ini terlalu cepat. Tapi gue ga bisa jauh dari lo, gue sempet nyerah dengan perasaan gue. Tapi gue keliru Ca, gue bukan nyerah, gue cuma istirahat beberapa saat, dan setelah cukup, hati gue kembali diisi dengan nama lo"

Nara melipat kertasnya, ia menyelipkannya di bawah bantal. Ternyata semakin hari, gadis itu selalu saja berjalan-jalan di dalam pikirannya. Dasar tidak sopan, memang tidak bisa ya sehari saja Nara tidak memikirkan Desya?.
-
-
-
Waktu menunjukan pukul 5 sore, Desya sudah siap dengan tas selempang kecil berwarna warm yang di berikan Nara saat itu, sebagai tanda permintaan maafnya.

Ia merapihkan rambut nya, memoleskan sedikit liptint berwarna bibir, kemudian menyemprotkan parfume Vanilla kesukaannya. Setelah siap, ia keluar dari kamar nya

"Jadi lo bareng Adel?" tanya Arka yang juga sudah siap dengan baju basket nya di bawah. Sedaritadi memang Adel dan Arka belum pulang, tadinya Desya akan berangkat bersama Nara, hanya saja laki-laki jangkung berdarah dingin itu tidak bisa, makanya ia menyuruh Arka dan Adel menunggunya

"Iyalah, lo belum berangkat? udah jam lima ntar telat"

"Gue nunggu Arsen. Kunci nya bawa aja, gue tunggu Arsen di luar"

"Latihan sampe jam berapa?"

"Biasanya jam tujuh, Nara juga—-" Arka langsung mengatupkan bibirnya, sial mengapa ia harus keceplosan tentang Nara segala?!

Desya memicingkan mata nya "Nara juga?" tanya nya

"Na..Nara juga sama kan sibuk latihan" ia menggaruk kepalanya, entah kenapa bisa ia menjadi akur dengan musuh sejak kecilnya itu

Desya mengangguk "Iya, lupa waktu dia. Yaudah yu Del, berangkat sekarang aja" ajaknya ke arah Adel yang barusaja keluar dari kamar Deaffa

Adek mengiyakan ajakan Desya, kedua adik Arka itu segera keluar dan memesan Taksi online. Sedangkan Arka menunggu Arsen di luar rumah Desya. Ia menatap kepergian dua adiknya itu, sungguh tak bisa di sangka sampai sekarang, gadis manis yang pernah ia sukai, bahkan gadis yang pernah ia serempet, ternyata akan menjadi adiknya.

Ia masih ingat saat pertama kali ia dan Desya bertemu, gadis tomboi yang selalu menyelamatkan Nara dari ejekannya dan juga Gino, gadis tomboi yang berani menggebrak meja nya, juga seorang gadis kecil yang memiliki tawa renyah. Jujur, saat ia kelas 8 dan ternyata Nara adik kelas di SMP nya, ia mencaritahu apakah si gadis manis itu Sekolah di Sekolah yang sama juga? ternyata dugaannya salah, Desya tidak satu Sekolah dengan Nara. Sampai akhirnya ia kembali di pertemukan di SMA Nusa Indah, wajah Desya tak banyak berubah, diam-diam Arka sering memperhatikan Desya dari kejauhan, dari awal Desya dan Nara jadi adik kelasnya lagi di SMA, ia tak pernah melihat Desya tidak bersama Nara. Dimana-mana pasti gadis itu akan bersama dengan Nara.

Siapa yang tidak mengenal Naraya Adelard, baru awal masuk saja namanya sudah sangat di kenal banyak orang, apalagi siswi perempuan. Tampannya yang kalem dan sifatnya yang cool, membuat banyak perempuan terpesona. Tetapi yang Arka tau, sedari awal pun Nara hanya dekat dengan satu perempuan, dan itu si pemilik nama bunga Anyelir.

Arka tersenyum tipis, awalnya ia menolak semua ini, ia tak ingin mempunyai Ibu tiri, apalagi semua ini bagaikan bom untuk dirinya, ternyata Papa nya akan menikah dengan Ibu dari Desya, bagaimana ia tidak terkejut. Gadis yang selama ini diam-diam ia sukai, akan menjadi adiknya?. Namun, ia kembali berpikir, mungkin ia dan Desya memang ditakdirkan untuk bersama—sebagai Kakak dan adik.

Ia menghembuskan nafasnya pelan, sejujurnya ada rasa nyeri dalam hati nya, namun ia tak mau egois,

TINNNN

Arka langsung berdiri dengan refleknya, saat mendengar suara klakson mobil di depan gerbang rumah Desya. Ia mengambil tasnya dengan sepatu yang ia jinjing

"Ngagetin aja bego!" umpatnya ke arah Arsen, dan ternyata di dalam mobilnya ada Vano, Reno dan juga Rasya

"Lah, gue duduk dimana?"

Reno nyengir kuda, ia bergeser sedikit "Nih disini aja, diapit dua cogan, ya kan Van?"

Vano mengacungkan kedua jempolnya "Cepet, masa si Nara aja udah ada disana. Padahal kita loh yang maksa dia buat masuk lagi ke tim"

"Ck" Arka terpaksa duduk diantar Reno dan Vano. Ingin rasanya ia menyumpal mulut Arsen yang malah menertawakannya. Akhirnya mobil berjalan menuju tempat latihan.

Sedangkan di lain tempat Desya dan Adel terkena musibah, Taksi online yang di pesannya mogok, alhasil mereka harus berjalan kaki, padahal perjalanan menuju Kemang masih lumayan jauh.

"Ini hape Adel pake lobet segala lagi" Adel mengumpat kecerobohannya

"Bukan punya kamu aja Dell" Desya pun menunjukan ponselnya yang mati

Keduanya mengeluh capek, namun mereka tak tahu harus melakukan apa. Pulang ke rumah, jauh, berjalan terus pun masih jauh. Dan yang lebih parahnya lagi, keduanya tak membua uang lebih, uang yang di berikan Ibu sudah habis mereka belikan seblak tadi. Dan ini lah ganjaran yang mereka dapat, karena tak menuruti perkataan Ibu

"Kak, Adel ngerasa ada yang ikutin kita berdua deh"

Desya menoleh kebelakang, namun tak ada apa-apa di belakang nya

"Mana ada, masih sore belum Maghrib juga"

Adel terus saja berjalan sambil menoleh ke belakang, ia tak tau mengapa merasa ada orang yang mengikuti keduanya

"Tapi sumpah Kak, ini kan udah mau masuk Senja. Dan jalanan pun ga serame tadi" cicitnya

"Perasaan kamu aja. Ayo jalan lagi, siapatau ada taksi kan"

Mereka kembali berjalan, walau Adel terus saja was-was. Ia kembali menoleh kebelakang, dan—"Kak, beneran ada yang ikutin kita, cowok"

Desya ikut menoleh kebelakangnya, ia memelototkan matanya saat melihat orang di belakangnya. Itu adalah laki-laki yang pernah mengikutinya dulu, dan sekarang ia kembali lagi bertemu dengannya. Ia jadi teringat ucapan Seruni, jika Tania akan melakukan apasaja untuk mendapatkan keinginannya.

"Jangan panik jangan panik" Desya berusaha mengatur nafas nya, ia melirik ke arah Adel yang sudah merapatkan tangannya

"Dalam hitungan ke tiga, lari ya?"

Adel mengangguk saat mendengar ucapan Desya.

"Satu... duaaa...AAAAAAAAAAAAAAA"

Bersambung...

Продолжить чтение

Вам также понравится

Kak Elang: ELAZEL Ejl_Jk

Подростковая литература

4.8M 366K 51
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
RAYDEN onel

Подростковая литература

3.5M 217K 66
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
Rayanza [SEGERA TERBIT] raraoctavia

Подростковая литература

812K 70.6K 44
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
ALZELVIN Diazepam

Подростковая литература

3.8M 224K 28
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...