NARAYA (SEHUN)

Av kiripikacang

20.7K 1.4K 1.2K

Naraya Adelard adalah sosok lelaki yang sangat di idam-idamkan banyak perempuan. Kaya, tampan, jago basket, b... Mer

//Prolog//
awal cerita baru
amarah Nara
bukan potong leher
perasaan aneh
gara-gara pms
problem
bukan lebaran
Rasya
nasehat duo kunyuk
nasehat duo kunyuk(2)
duri kecil
tak terduga
surs?
RBHN & murid baru
mulut Reno
saingan baru
bola basket
salting
bitter experience
berangkat bareng
"Aku salah apa?"
satu pesan, tapi isinya?
CAST!
Atlas¿
berbeda
HUT Sekolah
HUT Sekolah(2)
HUT Sekolah(3)
HUT Sekolah(4)
obat dari Rasya
Desya dan Rasya
Desya demam
awal
Seruni
ga gitu ceritanya!
Agus gada ahlaq!
bingung
ciki ball/ciki ring?
COGANPEPI
thai tea gratis dari Vano
ucapan Vano & Reno
camp
senja sendu
hurt
Desya kecil
jagung bakar dan tangkai yang jatuh
satu lagu, dari Desya
sakit sih engga, tapi malu
rindu
sedikit peduli
mulai kembali
R.A.J.A
SEBLAK
terror lagi
kedai eskrim
kelabu
bukan update!
Permintaan maaf Seruni
curhatan Arka
Desya kemana?
Rumah Tua
'Tentang Rasa' (new story)
Belum Akhir
darah B untuk Tania
Hadiah kecil dari Nara
Bandung-Jakarta
Ini semua masih berlanjut

pertengkaran

174 16 39
Av kiripikacang

____________________

Nara berdiri di tengah lapang membuat siswi kelas Desya heboh, apalagi Evie yang malah teriak teriak tak jelas

"YA ALLAH ITU SIAPA YANG BERDIRI BAJU NYA KERINGETAN ASTAGFIRULLAH"

"BARU AJA GUE CUCI BAJU KEMARIN EH MALAH MAIN KERINGET-KERINGETAN"

"ADUH, GAPAPA DEH OLAHRAGA SAMPE BESOK KALO LIAT COGAN GINI MAH"

Semakin dibiarkan semakin tak jelas, Mona langsung membekap mulut Evie yang sedari tadi teriak-teriak tak jelas. Di tempat nya Desya hanya menoleh sebentar kemudian melanjutkan melempar basket ke arah yang lainnya.

Tania tersenyum licik saat melihat Nara, ia jadi punya ide untuk memulai aksi nya.

"Tuh Nara Sya" tunjuk Airin ke arah Nara, Desya mengangguk sebagai respon dan kembali bermain lempar bola basket.

"Sini Sya" teriak Hida, Desya melempar bola basket nya ke arah Hida namun tanpa ia ketahui Tania maju ke sisi Hida, ia yang tak siap pun terkena lemparan bola basket Desya yang lumayan kencang, dan...

Tania pingsan!

"TANIA" teriak Desya sambil berlari ke arah gadis itu

Hida menangkap tubuh Tania yang memang ada disisi nya barusan, seketika semua nya berkumpul menatap ke arah Tania. Evie lagi yang paling heboh, ia menepuk-nepuk pipi Tania supaya bangun

"Panggil pmr cepett atau bawa tandu, tanduu hei!!" teriak Desya panik, ia tak sengaja melempar nya padahal sasarannya Hida tapi kenapa Tania malah maju?

"Kenapa?" tanya Nara tiba-tiba, ia melihat Tania yang sudah tergeletak

"Desya ga sengaja lempar bola basket ke arah Tania"

Nara menatap Desya datar kemudian ia mengangkat Tania ke arah UKS, membuat semua nya melongo. Desya tak memikirkan itu, ia segera mengejar Nara dan ingin meminta maaf kepada Tania. Ia merasa sangat bersalah.

Nara merebahkan tubuh Tania di atas ranjang UKS, diikuti dengan Desya di belakang nya.

Desya langsung mendekat ke sisi Tania—-"Tan sorry, gue gatau kalo lo bakal maj—-"

"Lo sengaja kan Sya?" potong Nara, Desya tak mengerti apa maksud Nara? jelas-jelas ia tak sengaja. Banyak ko saksi nya!

"Gue ga sengaja Nar, sumpah. Tadi gue mau lempar bola ke—"

"Lo pasti sengaja. Gara-gara Tania bela Seruni kan?"

Lho? ko jadi bawa-bawa masalah ini lagi?

"Gue ga kepikiran itu sama sekali Nar. Gue ga sengaja lempar bola nya ke arah Tania, tadinya—-"

"Mending lo keluar Sya. Biar gue jagain Tania"

Nara ngusir gue? batin Desya sedikit tak percaya

"Oke nanti gue bakal keluar. Tapi gue mau tunggu Tania bangun, gue mau minta maaf sama dia Nar" mohon Desya

"Ga usah! biar gue aja yang jagain dia!" bentak Nara.

Desya sedikit tertohok, karena baru kali ini Nara bentak-bentak di depan Desya seperti ini. Apa salah nya begitu besar di mata Nara?

"Udah lah Sya, lo keluar aja"

Desya menatap ke arah pintu, ternyata disana ada Hida, Arumi, Agus, juga Evie.

"Iya Sya, lagian lo ngapain sih mohon-mohon sama orang yang egois!" ujar Arumi kesal

"Iya Sya. Ayo, olahraga lagi. Pak Gunawan juga ga bakal apa-apain lo Sya"

"Gue mau minta maaf dulu sama Tania"

"Lah elo! lo ga liat? jelas-jelas dia pura-pura pingsan" jelas Hida

"Jangan ngada-ngada lo! temen pingsan kalian malah omongin dia? dimana perasaan kalian?!" tanya Nara ke arah mereka.

"Gue ga ngada-ngada ya! gue tau kalo Tania cuma pura-pura pingsan!"

Hida adalah anggota PMR jadi dia sedikit tahu bagaimana ciri-ciri orang pingsan. Dan Hida melihat jika Tania cuma pura-pura pingsan, memang ada ya orang pingsan yang mata nya kedip-kedip? pikir aja

"Lo ga liat? kening dia merah gara-gara Desya! emang lo ga liat lemparannya keras banget?!" Nara menatap tajam ke arah Desya membuat hatinya merasa sakit saat Nara menuduh nya

"Lo ga bisa salahin Desya Nar. Dia ga sengaja, lagian tadi tempat Tania bukan disisi Hida, tapi di ujung belakang" ucap Agus yang kesal dengan perkataan Nara

"Nama nya juga permainan" ucap Arumi santai

Nara menatap ke arah mereka tajam—-"Bisa-bisa nya ya kalian bilang gitu?! dimana perasaan kalian? liat, kening dia merah lo pada masih mau bilang kalo dia ga sengaja?!"

Sudah cukup diamnya Desya sedari tadi, ia menatap Nara tak kalah tajam kemudian tersenyum sinis—-"Kalo gue emang sengaja gimana? lo mau apa?! kalo kening dia merah gara-gara gue emang kenapa? lo mau bales juga ke gue?!"

Evie menganga, apa kah yang di dalam UKS itu adalah Desya?

Desya mendekat ke arah Tania kemudian tersenyum miring——"Kalo mau drama pinteran dikit! udah gue jabanin lo, udah gue sabarin! tapi lo malah terus mainin drama!"

"Besok-besok yang lebih esktrim lagi ya drama nya!"

"Dan lo" baru kali ini Desya menunjuk wajah Nara dengan tajam—-"Gue ga tau apa salah gue sama lo sampe-sampe lo benci gue sampe segitunya!"

Hida, Arumi, Agus, Evie terdiam. Baru kali ini mereka melihat pertengkaran antara Desya dan Nara.

"Lo tanya salah lo dimana?"

Desya mengangguk dengan tatapannya yang masih sinis ke arah Nara.

Nara tersenyum miring kemudian berdiri mendekat ke arah Desya—-"Lo sebar-sebar privacy gue yang ga tau ibu kandung gue dimana ke Hida dan Arumi, terus lo bilang kalo selama ini lo sahabatan sama gue cuma karena kasian! lo masih tanya salah lo dimana Desya Anyelir?!!"

Oh jadi ini gara-gara nya, hmmmm! author paham sekarang!

Evie lebih menganga lagi saat mendengar penuturan Nara

Apa?! Desya tak tahu apa-apa tentang itu, selama ini Desya menutupi semua privacy Nara, Desya tak pernah menyebar-nyebar apapun yang buruk tentang Nara dan Desya bersahabat dengan Nara sangat tulus, bukan karena kasihan. Penjelasan macam apa ini?!

Hida maju mendekat ke arah mereka kemudian mendorong bahu Nara, membuat laki-laki itu mundur beberapa langkah.

"Besok-besok kalo mau nuduh jangan sembarangan ya lo! Desya gak per—-"

"Diem lo! gue ga bicara sama lo, tapi gue bicara sama dia!" tunjuk Nara ke arah Desya, sedari tadi Desya berusaha menahan tangis nya di depan Nara dan yang lainnya, ia tak boleh lemah sekarang. Bukan waktu nya!

Desya menggelengkan kepala nya, ia tak percaya jika Nara akan berubah 180 derajat seperti sekarang.

"Kenapa lo diem? lo ngerasa?!" tanya Nara

"Gue sabar ya, gue berusaha buat kembali sama lo! tapi semua nya udah jelas Sya!"

Desya sudah tak tahan, air mata nya akan mengalir sebentar lagi. Ia berlari meninggalkan mereka semua, ia tak mau melihat Nara, ia tak mau dekat-dekat dengan Nara!

Arumi dan Evie mengejar Desya, mereka tahu pasti Desya sangat sedih mendengar tuduhan Nara.

Agus masuk kedalam UKS kemudian menepuk bahu Nara pelan—-"Lo terlalu bego brader!" kemudian beralih menatap Tania yang sedang pura-pura pingsan itu—-"Tania, lo gue nobatkan sebagai Ratu Drama ter hebat yang pernah gue temui! Ayo Hid keluar, gue takut lo malah ikut drama lagi"

Hida menatap Nara sinis begitupun Nara yang menatap mereka dingin. Ia kembali duduk di sebelah Tania yang masih pingsan, eh maksud nya pura-pura pingsan. Nara mengambil minyak kayu putih yang ada di kotak P3K, semoga saja dengan ini Tania bisa bangun

***

Sedangkan Desya, ia berlari ke dalam kelas nya dii susul oleh Evie dan Arumi. Mereka khawatir

"Sya udah Sya" Arumi mengusap-usap punggung Desya yang gemetar karena menangis

"Sialan tuh si drama queen! mau hits ngalahin gue?!"

"Baru kali ini gue liat Nara bentak lo Sya!"

"Pasti karena pengaruh si drama queen!" gerutu Evie.

Desya terus menangis sambil menelungkupkan wajah nya, tak lama Agus dan Hida datang, tetapi kali ini dia bersama Arka.

"Sya"

Desya mengenali suara itu, ia mendongak ke arah Arka yang kini sudah ada di depannya.

"Kenapa?" tanya Arka kemudian berjongkok di depan Desya, membuat Hida, Agus, Arumi dan Evie nampak bingung

Desya masih sesegukan saat ditanya seperti itu oleh Arka. Arka mengusap puncak kepala Desya lembut,

"Kenapa hei?" tanya Arka lembut sambil mengelap air mata Desya yang jatuh di pipi mulus nya.

Desya menggeleng kemudian kembali menelungkupkan wajah nya.

"Dia kenapa?" tanya Arka ke arah Hida dan Agus

"Di..dia berantem sama Nara Kak" jawab Hida

Arka kembali menatap ke arah Desya yang masih menangis—-"Diapain sama Nara?"

Tetap tidak ada jawaban dari Desya, malah tangis nya makin menjadi-jadi. Arka tak bisa tinggal diam, ia harus menghampiri Nara!

"Dimana Nara?" tanya Arka

"D..di UKS kak" jawab Hida gugup, kemudian Desya menahan lengan Arka membuat sang empu nya menoleh

"Ja..jangan, u..udah bi..biarin hiksssss" ucap Desya sambil sesegukan

"Dia nyakitin lo Sya, ga mungkin gue diem aja!"

Desya menggelengkan kepala nya tanda ia tidak apa-apa.

"Sya, liat. Lo jadi nangis gini gara-gara dia Syaa"

Arka kembali berjongkok di depan Desya, mata nya menatap lekat ke arah manik mata gadis cantik di depannya.

"Ka..kakak ngapain kesini?" tanya Desya sambil sesegukan

"Gue ga sengaja ketemu mereka di koridor, pas gue tanya di mana lo, mereka jawab lo lari sambil nangis, yaudah gue ikut mereka" jawab Arka sambil sesekali mengusap air mata yang jatuh di pipi Desya

Evie ingin sekali menulis dialog di note nya, namun ia juga tahu suasana. Ini bukan waktu nya.

"Sa..sana ke kelas, ja..jangan disini" pinta Desya ke arah Arka

"Ngusir nih cerita nya?" tanya Arka sambil kembali mengusap air mata yang turun di pipi mulus Desya

"Bu..bukan, nanti orang-orang tanya-tanya sa..sama gu..gue lagi. Gu..gue males ja..jawab" ujar Desya yang masih mengeluarkan air mata

Arka menatap ke arah mereka satu-satu—-"Jangan ada yang tanya-tanya soal gue sama dia ada hubungan apa. Kalian ngerti?"

Mereka semua mengangguk, termasuk Evie yang sudah menyiapkan beberapa pertanyaan untuk ia tanyakan nanti kepada Desya. Namun mungkin sekarang bukan waktu yang tepat.

"Jagain dia, gue harus balik kelas"

Mereka mengangguk lagi, baru kali ini melihat Arka sedekat ini. Walaupun satu Sekolah, tetapi Arka jarang sekali di temui. Jika Airin lihat bagaimana ya reaksi nya? dia kan fans fanatik nya Arka!

"Gue ke kelas dulu, pulang sekolah gue anter lo balik ya" ucap Arka sebelum meninggalkan kelas.

Semua nya menatap kepergian Arka dengan tatapan bingung, ingin bertanya tetapi sudah ada larangan duluan. Ah mereka jadi bingung sendiri!

***

Nara baru saja keluar UKS, tangannya memegang tangan Tania. Gadis itu terlihat lemas, juga kening nya yang memerah.

"Gue gak apa-apa Nar. Lo balik kelas ya, gue mau ke lapangan lagi" ucap Tania ke arah Nara sambil tersenyum

Nara menggelengkan kepala nya, ia harus mengantarkan Tania sampai ke kelas nya—-"Ga, lo kan masih lemes gini. Mending gue anter lo ke kelas ya?"

"Yaudah iya Nar" putus Tania sambil tersenyum senang, di kelas pasti ada Desya! batin Tania girang. Cihh muna!

Mereka berdua berjalan ke arah kelas Tania yang tentu nya satu kelas dengan Desya. Saat menaiki tangga, kedua nya berpapasan dengan Arka yang kentara sekali dari wajah laki-laki itu tengah marah, namun Nara tak mempedulikannya toh ia tak memiliki urusan lagi dengan si bangke yang satu ini!

Nara membantu Tania naik ke atas tangga, namun tanpa aba-aba

BUGHHHHH

Arka memukul pipi kanan Nara dengan kencang, membuat Nara tersengkur ke belakang, untung saja Tania masih bisa menahan tubuh nya supaya tak jatuh.

"Maksud lo apa?!" teriak Nara yang tak terima jika Arka memukulnya secara tiba-tiba

"Pukulan gue gak sebanding sama rasa sakit nya Desya!" jawab Arka kemudian melewati Nara yang masih memegang pipi nya. Apa urusan Arka dengan Desya? mengapa dia sangat marah?

"Nar, lo ga papa? kita ke uks lagi yaa, pipi lo memar" ujar Tania sambil memegang pipi Nara yang membiru

Nara menggeleng—-"Gue gapapa, ayo gue anter lo ke kelas Tan"

"Tapi pipi lo Nar—"

"Udah ayo, gue anter lo ke kelas"

Tania tersenyum tipis, sepertinya Nara sudah terbuai dengan semua perkataannya. Yes! tinggal beberapa langkah lagii!

Mereka kembali melanjutkan langkah nya, saat sampai di depan kelas Tania, Nara melihat Desya yang sedang menangis sesegukan, disana juga ada Agus, Evie, Hida dan Arumi.

Nara memelankan langkah nya sambil menuntun Tania.

"Udah Sya, lagian lo ga salah apa-apa. Nara ga tau apa-apa Sya, dia cum—-"

"Iya gue gatau apa-apa, sampe-sampe dia jelek jelekin gue di belakang aja gue ga tau!" potong Nara yang langsung masuk ke dalam kelas Desya dengan Tania yang ada di samping nya, lengan Nara memegang pergelangan tangan Tania—-Desya melihatnya.

"Lo ga usah bela si munafik yang ada di samping lo ya!" teriak Arumi, untung saja kelas masih sepi, semua nya masih ada di bawah

"Maksud lo siapa?" tanya Tania yang tak terima di katai seperti itu oleh Arumi

"Yang kesindir nyaut tuh!"

"Eh jaga ya omongan lo!"

"Gue? jaga omongan? ga salah tuh? harus nya lo yang jaga sikap!"

"Udah-udah!" geram Desya, ia tak mau ada keributan lagi di sini, sudah cukup pertengkarannya dengan Nara tadi.

Desya maju kedepan, mata nya sembab karena habis menangis. Tatapannya menajam. Ia sudah muak dengan semua ini. Ia mendorong Tania lumayan kuat, untung saja Nara menahan tubuh Tania

"Kenapa lo dorong dia?!" tanya Nara tajam ke arah Desya, tetapi ia tak menggubris ucapan Nara. Tatapannya masih ke arah Tania

"Gue ga mau nuduh lo sebenernya, tapi sayang. Semalam lo ketahuan Tan" ujar Desya sambil tersenyum miring—-"Kalo mau main cantik, harus lebih teliti"

Arumi dan Hida segera menghampiri Desya, jika Desya membeberkan semua nya. Bisa gagal rencana mereka.

Bersambung

Wah? maksud Desya apa ya? Tania ketahuan? ketahuan apa? hmmmmmm ayo terus ikutin alur nya, biar kita semua tau apa yang Tania lakuin dan apa maksud ucapan Desya!

Thanks for reading🍫

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

MARSELANA Av kiaa

Tonårsromaner

410K 19.8K 47
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
5.3M 357K 67
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
553K 59.3K 37
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
832K 28.3K 55
cerita ini menceritakan kisah seorang " QUEENARA AURELIA " atau biasa dipanggil nara.gadis yang bekerja sebagai pelayan cafe untuk memenuhi kebutuha...