NARAYA (SEHUN)

By kiripikacang

20.7K 1.4K 1.2K

Naraya Adelard adalah sosok lelaki yang sangat di idam-idamkan banyak perempuan. Kaya, tampan, jago basket, b... More

//Prolog//
awal cerita baru
amarah Nara
bukan potong leher
perasaan aneh
gara-gara pms
problem
bukan lebaran
Rasya
nasehat duo kunyuk
nasehat duo kunyuk(2)
duri kecil
tak terduga
surs?
RBHN & murid baru
mulut Reno
saingan baru
bola basket
salting
bitter experience
berangkat bareng
"Aku salah apa?"
CAST!
AtlasΒΏ
berbeda
HUT Sekolah
HUT Sekolah(2)
HUT Sekolah(3)
HUT Sekolah(4)
obat dari Rasya
Desya dan Rasya
Desya demam
awal
Seruni
ga gitu ceritanya!
Agus gada ahlaq!
bingung
ciki ball/ciki ring?
COGANPEPI
pertengkaran
thai tea gratis dari Vano
ucapan Vano & Reno
camp
senja sendu
hurt
Desya kecil
jagung bakar dan tangkai yang jatuh
satu lagu, dari Desya
sakit sih engga, tapi malu
rindu
sedikit peduli
mulai kembali
R.A.J.A
SEBLAK
terror lagi
kedai eskrim
kelabu
bukan update!
Permintaan maaf Seruni
curhatan Arka
Desya kemana?
Rumah Tua
'Tentang Rasa' (new story)
Belum Akhir
darah B untuk Tania
Hadiah kecil dari Nara
Bandung-Jakarta
Ini semua masih berlanjut

satu pesan, tapi isinya?

198 17 2
By kiripikacang

🎵Play Song: More Than You Know - Axwell, Ingrosso

H a p p y R e a d i n g
⬇️

Desya barusaja masuk ke dalam gerbang rumah nya, membawa dua kantung belanjaan pesanan Ibu nya.

"Assalamualaikum" ucap Desya memberi salam saat masuk kedalam rumah nya, dan sekaligus terkejut ketika mandapati dua orang laki-laki yang ada dirumah nya sedang duduk dan tersenyum ke arah nya

"Waalaikumsalam, anak Ibu udah pulang?"

Desya menyimpan kantung belanjaan Ibu nya kemudian mengangguk dan beralih menatap kedua laki-laki yang kini sedang menatap nya juga—-"Atlas, Gattan kalian kenapa kesini?" tanya nya bingung

"Iya Sya, kita mau pesen cathering Ibu lo. Buat acara sekolah nanti" jawab Gattan, sedangkan Atlas hanya terdiam, maklum irit bicara

"Oh gitu, kenapa ga chat gue aja. Biar gue yang datengin kalian sekalian sama list-list nya"

"I..iya si Sya, tadi si Atlas udah minta nomor lo ke Raffi, cuma dia malah ember bilang ke si Nara trus kacau deh"

"Oh, pasti kumpul lagi ya kalian? si Nara emang gitu, tapi kalo mau ada urusan penting boleh chat gue, daripada kalian ke sini kan mana udah sore"

"Ini makan dulu, maaf seadanya" ucap Ibu Desya yang tiba-tiba datang dengan sepiring pisang goreng, Gattan menelan ludah nya kuat-kuat—-harumnya kecium sampe usus gue

"Aduh tante ngerepotin"

"Tidak apa-apa Nak Gattan, tante senang habis nya kalau ada teman-teman Desya main kesini. Jarang Desya bawa temennya main kesini kecuali Nara"

"Hahaha, iya tante. Sebelum mereka main juga udah pada ciut kali sama Nara"

"Mereka memang sudah kenal dari kecil, jadi tante titipin Desya ke Nara. Yasudah tante kebelakang dulu ya, mau urus pesanan yang lainnya. Kalau ada tambahan list makanannya boleh di sampaikan ke Ecaa" ucap Nuri seraya tersenyum

"Iya tante. Terimakasih sebelumnya" ucap Atlas, Gattan menahan tawa nya ketika melihat raut wajah Atlas yang sangat kaku.

"Yaudah makan lagi Tan, gue tau lo laper kan"

"Anjir Sya, lo tau aja. Btw pisang goreng nya enak, apalagi ini teh nya, beuhhhhhh diterima langsung sama lambung gue Sya"

Desya tertawa renyah, begitu cantik juga menawan. Sadar atau tidak sedaritadi Atlas memperhatikan Desya lekat

"Btw, acara apaan sekolah? mau pake cathering?"

"Ulang tahun sekolah Sya. Lusa sih katanya. Cathering mah buat kita-kita yang urus aja sama buat anak-anak panti. Kalo murid ada parasmanan gitu"

Desya mangut-mangut, pantas saja tadi ia melihat ada Ketua Yayasan datang ke sekolahnya—-"Ngedadak banget, acara nya apa aja emang?"

"Iya, seperti biasa. Tapi tahun ini kita undang anak-anak dari panti, biar mereka bisa lihat acara kita gitu Sya. Btw lo nyanyi lah sama si Nara"

"Ogah gue, ga bisa nyayi. Palingan nonton aja kek biasa nya Tan"

Desya beralih menatap Atlas yang sedari tadi hanya menyimak ucapan mereka berdua—"Sekelas sama Raffi ya?" tanya Desya basa basi

Atlas tersenyum tipis—-"Iya"

"Lo juga suka kumpul sama Nara? gue belom pernah liat lo sih"

"Enggwa Sya, dia gwa perwnah kumpwul. Kenwal Nawra ajwa mungwkin Sya" serobot Gattan sambil mengunyah pisang goreng nya

"Pantesan. Eh Tan, gue denger lo deketin si Airin temen gue?" goda Desya membuat Gattan tertawa—-"Tau dari mana lo? tumben tau gosip biasanya tutup mata"

"Evie si ember. Dia yang gosipin, bener lo? si Airin baik jangan di php in lho" peringat Desya

"Gue cuma sering isengin dia, dia juga sering marah-marah sama gue. Lo katanya suka sama si Atlas dulu Caaa?" ledek Gattan membuat Desya memelototkan mata nya, lemes banget tu ngomongggg masssssss

"A..apaan, e..engga. Ja..jangan di dengerin Tlas hehe"

Atlas tersenyum tipis, ia tak keberatan sama sekali. Justru ia senang, dan yang terpenting, ia juga suka kepada Desya—-semenjak gadis itu selalu muncul di hadapannya

"Tenang Sya, si Atlas juga suka sama lo kok. Ada foto lo di hp dia, cek aja" wajah Gattan sangat santai sekali, sambil sesekali meminum teh hangat yang di buatkan Ibu Desya tadi.

Atlas menoyor kepala Gattan dengan satu tangannya, ember sekali. Tau darimana dia? apa si Raffi?

Desya menatap Atlas sekarang, meminta penjelasan kepada laki-laki itu—-"Foto apaan? gue jarang foto padahal"

Atlas bingung harus menjawab apa, semua ini gara-gara mulut lemes Gattan, awas aja lo!

"Ini udah sore, gue balik aja ya" ujar Atlas mengalihkan pembicaraan, semoga saja Desya tidak menyadarinya

"I..iya. Rumah lo dimana emang Tlas?"

"Setengah jam kalo dari sini" jawab nya santai sambil memakai helm fullface nya

"Kalo ke sekolah empat puluh lima menit dong?" tanya Desya sedikit terkejut

"Iya. Ibu lo mana?"

"Ada, bentar gue panggilin" Desya melangkahkan kaki nya menuju dapur, untuk memanggil Ibu nya.

Atlas menjitak kepala Gattan santai, membuat sang empu nya kepala meringis—"Awss apasi lo parah sakit ogebb"

"Maksud lo apa ember gitu?! tau darimana lo?!"

"Oh itu, gampang gue mah tau-tau aja. Btw ngaku aja lo, biar saingan sama si Nara. Gue dukung yang menang dah"

"Emang ini ajang kompetisi apa"

"Halahhh, ngomong aja lo suka perhatiin dia diem-diem"

Ingin rasanya Atlas merobek bibir ember Gattan, tapi sayang terlalu indah jika hal itu terjadi. Tak lama Desya juga Ibu nya datang

"Mau pada pulang ya?"

"Iya tante, kita berdua mau pulang dulu" Atlas langsung menyalimi tangan Nuri, diikuti Gattan yang masih sibuk mengunyah pisang goreng nya yang sisa satu

"Iwya tantwe, makawshih yha, piwsang nywa enwak bangwet hehe"

"Hahaha iya, sering-sering aja kesini main"

Seolah lampu hijau, Gattan tersenyum senang, akhirnya bisa dapet pisang goreng gratiss huhuuy

"Iya tante, lain kali. Kami pulang dulu tan, Sya. Assalamualaikum"

Desya mengangguk saat Atlas tersenyum ke arah nya

"Waalaikumsalam"

Kedua nya naik ke atas motor masing masing, Atlas sudah memakai helm fullface nya, namun ia kembali membuka nya saat melihat Desya juga Ibu nya keluar dari rumah. Entah perasaan Desya saja atau memang benar, Atlas lebih tampan jika saat tersenyum hahahaha. Eh, Astagfirullah tapi ga boleh gitu

Setelah keduanya pergi, Nuri kembali ke dapur sedangkan Desya masuk ke dalam kamar nya untuk mandi sore.

***

Nara mengerutkan kening nya saat menerima sms dari nomor yang tidak di kenal, siapa ini? apa ini hanya ulah iseng teman-temannya? tapi jika iya, mengapa isi pesannya seperti ini?

+6283546******
Desya Anyelir, ada dalam list kami.

Apa maksud dari pesan ini? Nara kembali menyimpan ponsel nyak tak memikirkan isi pesan itu. Mungkin hanya orang iseng, fikirnya. Dulu ia pernah diancam untuk menjauhi Desya, namun alhamdulillah tidak terjadi apa-apa kepada keduanya.

Ia turun ke bawah, dimana sudah ada Papa, Mama, juga Abyan disana. Tinggal menunggu Nara untuk makan malam bersama, jarang sekali mereka makan malam bersama seperti sekarang. Karena Nara juga Abyan lebih sering makan berdua, di temani Bi Inah maka dari itu mereka tak ingin menyia-nyiakan moment ini, walaupun tatapan Nara kepada Papa nya masih tetap sama—-dingin

"Sayang, duduk. Mau mama ambil kan apa?" tanya Dinar—-memang Dinar sangat baik, bahkan baik sekali. Namun entah mengapa Nara masih belum bisa menerima sepenuh hatinya jika Dinar adalah ibu tiri nya

"Ikan, nasi" jawab singkat Nara

Dinar mengangguk dan segera menyiapkan makanan kesukaan Nara, Abyan? sudah makan terlebih dahulu sedari tadi.

"Gimana sekolah kamu? apa kamu buat ulah lagi?" tanya Gionino yang sudah selesai makan

"Baik" jawab Nara seadanya

"Desya? Papa sudah lama tidak bertemu dengan gadis itu, apa kabar dia?" ya, Desya memang sudah dekat dengan keluarga Nara. Bahkan Desya sudah mereka anggap sebagai keluarga dekat mereka sendiri, gadis itu bisa menjinakan Nara

"Baik"

Gionino memaklumi jawaban Putra sulungnya, ia mengerti jika Nara masih menaruh rasa kesal kepada dirinya juga Dinar yang selalu sibuk dengan urusan pekerjaan—-"Kapan-kapan ajak Nuri juga Desya makan di sini, kita buat acara sama-sama"

"Wah iya Pah, Mama setuju kalo gitu. Udah lama juga kita ga kumpul bareng gini. Pasti seruuu" ujar Dinar dengan mata nya yang berbinar

"Kalian tidak pacaran?" tanya Gionino yang sedikit penasaran dengan hubungan keduanya. Walaupun Gionino jarang dekat dengan kedua anaknya, tetapi sebagai seorang Papah, perhatiannya akan terus mengalir

"Engga"

"Papa setuju kalau kamu sama Desya, anak nya ga neko-neko. Dan yang lebih penting, dia bisa kontrol kamu Nar"

Iya lah, orang gue dari dulu lebih sering di perhatiin dia batin Nara yang sebenarnya bisa saja ia ucapkan, namun ia tidak ingin mencari keributan sekarang

"Papahhh, anak nya jadi malu tuh. Biarin mereka sekolah dulu, urusan jodoh biar Allah yang atur. Kalo mereka berjodoh gak akan kemana"

Nara menyelesaikan makannya, ia pamit kepada kedua orang tua nya untuk kembali masuk ke dalam kamarnya. Jika membahas soal gadis itu, ia selalu merindukan suara nya.

Ia meraih ponsel nya dan segera menghubungi gadis yang satu itu

1 kali percobaan panggilan sedang sibuk

Nara kembali mencoba dan masih tetap sama

Sampai 6 kali percobaan, masih sama—-"Kemana sih, masa iya telponan sama tukang sedot wc!"

Nara melempar ponsel nya. Lebih baik ia mencuci kaki nya dan segera tidur. Daripada uring-uringan tak jelas seperti ini.

Dan benar saja, saat dirinya merebahkan tubuhnya, mata Nara tertutup secara perlahan dan beberapa menit kemudian terlelap

Bersambung

Thanks For Reading🍫

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

420K 20.4K 47
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
839K 28.5K 55
cerita ini menceritakan kisah seorang " QUEENARA AURELIA " atau biasa dipanggil nara.gadis yang bekerja sebagai pelayan cafe untuk memenuhi kebutuha...
493K 25.8K 36
SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA DULU YA GUYSS.. ~bagaimana ketika seorang perempuan bertransmigrasi ke tubuh seorang perempuan yang memili...
559K 59.8K 37
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...