Aletta ✔ [ COMPLETE ]

By Nadiatmraptri

265K 9K 69

Sebuah buku yang berwarna, dengan pulpen disana, menjadi tempat dimana ia menuliskan semua keluh kesah, resah... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 14 (A)
Part 15
15 (A)
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 19 (A)
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52
Part 53
Part 54
Part 55
Part 57
Part 58
Part 59
Part 60
Part 61
Part 62
Part 63
Epilog
ATTENTION!!!
ATTENTION 2!!!

Part 56

2.6K 103 1
By Nadiatmraptri

Tarik nafasss... Buang....
Oke. Aku deg degan nulis ucapan+ungkapan dayat. Dan aku juga deg degan bacanya.

Tarik nafas lagi... Buang... And..

Happy Reading

Aletta menangis, sejak kapan air matanya keluar? Apa yang harus ia lakukan?

Menarik nafas dan membuangnya pelan. Mengusap air matanya pelan. Ia harus apa?? Menelpon atau Chat??

Matanya beralih menatap kado yang dayat berikan. Mengulas senyuman tipis. Sungguh ia senang.
Badannya bergerak mengambil ponselnya yang berada dimeja riasnya. Lalu balik duduk diatas kasur. Tangannya bergerak seperti mengetikkan sesuatu.

Aletta : Dayat..

Dayat : :) thank you

Aletta : Dimana??

Dayat : Rumah, baru selesai mandi

Aletta kembali meneteskan air mata. Tangannya masih menggenggam ponselnya. Bergerak pelan dan menempelkannya di telinganya.

"Hallo? Kenapa?" suara yang begitu halus. Aletta tahu, arti dari suara dayat ini. Ia tidak menyahut balik. Hanya diam sambil menggenggam erat kalung pemberian dayat.

"Udah baca ya?" tanyanya lagi. Aletta mengangguk namun tidak bersuara.

"Makasih ya chatnya." ucap dayat lagi

"Dayatt.." panggil aletta lirih

"Iya gak apa-apa kok." sahutnya

"Dayat dengerin dulu."

"Iya apa??"

"Aku terima kok.." ucapnya berjeda dengan nafas yang susah diatur.

"Aku terima kamu kok, jangan sedih gitu." ucap aletta lagi

"HAH???" teriak dayat di balik telpon. Aletta meringis menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Gak usah teriak gitu. Sakit tauu telinganya."

"BENTAR?! BENERAN INI? GAK MIMPI? GAK NGEPRANK KAN?"

"Lah?! katanya kalau mau jawab bisa antara chat atau telpon. Jadi ini beneran atuh."

"Tapi, tadi kamu chat kan?! Jadi aku mikir kalau kamu.."

"Nerima atuh. Jangan sedih, jangan abut gitu." potongnya terkekeh

"Beneran?" tanyanya dengan suara melemah

"Iyaa beneran."

"Makasih. Makasih udah buat aku spot jantung. Makasihh.."

"Heheh sama-sama.."

"Ya udah. Makasih lagi."

"Iyaaa.."

"Ya udah. Byee..,"

"Byee" sahut aletta

"Love you..," ucap dayat dengan suara sangat pelan. Namun aletta bisa mendengarnya. Ia terkekeh lalu tersenyum lebar. Yakin saja, pipinya sudah pasti merah.

"Too," balas aletta malu-malu lalu mematikan panggilan tersebut.

●●●

"Maaa letta jalan dulu ya." teriaknya diambang pintu rumah.

"Udah pamit sama mama aku?" tanya aletta lalu berjalan bersama dayat keluar dari area rumahnya. Dayat mengangguk lalu membukakan pintu mobil. "Tumben. Biasanya juga buka sendiri." ejek aletta

"Kan pacar.." ucap dayat yang membuat aletta tersenyum miring lalu terkekeh.

Mobil sudah menjauh. Oke, malam ini harus menjadi malam terindah untuk Aletta dan juga Dayat. Pasalnya, besok dayat akan kembali ke Jerman.

Suasana mobil begitu dingin. Diluar ternyata tengah turun hujan. Baru saja, tidak terlalu deras. Sepertinya langit tahu dibalik kebahagiaan Aletta hari ini, Aletta juga bersedih. Bersedih kenapa? Karena dayat akan balik ke Jerman.

Aletta akan menjalani LDR lagi dengan dayat. Dahulu LDR sebagai sahabat. Namun kini berbeda, yaitu sebagai pacar...

Aletta takut, ia ragu. Entah mengapa, dan entah kenapa rasa ini muncul. Seharusnya tidak perlu khawatir bukan? Selama ini, dayat sudah membuatnya yakin.

"Suka sama kadonya?" tanya dayat yang membuyarkan lamunannya.

"Suka. Makasih ya." balasnya

"Iya sama-sama." balasnya "Besok aku balik." sambungnya.

"Iya tau kok."

"Cuman mengingatkan. Jangan sedih ya, jangan galau kalau kita ldr-an. Tetap seperti waktu-waktu sebelumnya. Percaya. Percaya sama hati aku, percaya sama hati kamu."

"Iya. Janji gak sedih kok."

"Jangan lupa jaga diri juga. Jangan nakal-nakal. Mentang-mentang udah gedekan, udah tujuh belas tahun."

"Iyaaa. Gak bakal juga kok." balasnya mengulas senyuman manisnya "Kamu juga ya. Awas nakal,"

"Iya gak nakal kok. Anak baik-baik kok."

"Iya deh anak baik-baik." balasnya "Oh iya. Makasih kalungnya."

"Suka?"

"Banget."

"Syukur dehhh,"

"Padahal kan, waktu kamu ultah aku gak kasih kado sebanyak kamu dan gak se spesial kamu kasih aku."

"Gak apa-apa." balasnya dengan tatapan fokus ke jalanan "Lagian, kado buat aku itu," ucapnya dengan jeda "Kepercayaan hati kamu buat kamu. Bukan keraguan kamu buat aku. Dan ingat, kepercayaan kamu yang pertama itu sama Allah.." ucapnya lalu menatap mata Aletta.

"Iya pak ustad." kekeh aletta

"Seriusan." ucapnya menatap Aletta dengandahi berkerut.

"Iya seriusann.." sahut aletta

Huh, bahagia sekali malam ini. Malam yang ia habiskan dengan keliling mall dan makan makanan yang mereka mau. Mengisi perut mereka yang selalu lapar saat melihat makanan. Ya, walaupun perut baru saja diisi dengan makanan lainnya.

Bermain game seperti anak kecil. Kadang mereka bertengkar saat salah satu dari mereka menang. Yaa, sampai-sampai membuat anak kecil melongo melihat mereka berdua. Selalu begitu..
Tangan Aletta sudah penuh dengan boneka yang ia dapatkan. Ia juga mampir ke tempat aksesoris hanya untuk membeli paper bag untuk boneka yang ia dapat. Lalu kembali lagi ke tempat bermain untuk photoboth.

Cekrek Cekrek dan Cekrek..

Foto mereka yang bisa dibilang kurang waras. Tidak apa-apa. Ini adalah nge-date pertama mereka. Walaupun banyak sudah ia jalani dengan dayat seperti ini, namun bukan nge-date.

"Aku yang ini ya. Bagus." ucap dayat memegang foto yang sudah keluar

"Ih. Ya udah deh." ucap aletta pasrah

"Heheh, makasih." ucapnya mengacak-acak rambut aletta. "Mau kemana lagi?" tanyanya dengan langkah kaki yang masih terus berjalan.

"Keee... Mana ya??"

"Beli gelang mau gak?" tanya dayat. Aletta mengangguk. Mereka suka gelang. Padahal, ditangan dayat sudah banyak gelang yang melingkar. Tetapi, ia selalu mengatakan "Kan buat ganti-ganti.". Benar juga sih.

"Ini lucu.." ucap aletta menunjukkan gelang hitam dengan rajutan.

"Iya lucu. Tapi ini juga lucu kan?" tanyanya sambil menunjukkan gelang yang ia pegang.

"Iya lucu. Beli dua-duanya."

Dayat menyipitkan kedua matanya "Berarti beli empat dong."

"Kok empat?"

"Dua kamu dua aku. Jadi sama."

"Oke.." sahut aletta mengacungkan jempolnya.

Sudah lelah. Kakinya sudah pegal. Otot kakinya terasa sudah menegang. Jam juga sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.
Kaki mereka bergerak menuju parkiran. Mereka berdua sudah sangat lelah. Sebenarnya, aletta ingin mengajak dayat untuk mempir ke taman kota. Tetapi, ia tidak tega. Pasti dayat sudah sangat lelah untuk hari ini. Dimana, besok dayat akan balik ke Jerman.

Langit malam semakin gelap. Dingin hembusan angin sehabis hujan. Lampu jalanan sangat indah menerangi seluruh jalanan kali ini.

Mobil dayat sudah berhenti tepat didepan rumah Aletta. Alettapun melepas seat bell dan mengambil barang-barangnya yang berada di kursi belakang.

"Makasih ya buat malam ini."

"Are you happy?" tanya dayat

"Banget. Thank you."

"Sama-sama. Jangan begadang ya,"

"Iya. Sipp." ucapnya mengacungkan jempolnya dan mengulas senyuman "Besok berangkat berapa?"

"Jam setengah puluh udah berangkat."

"Oh gitu. Ya udah aku masuk dulu ya. Jangan begadang, pulang langsung tidur."

"Iyaa. Kamu juga."

"Iyaa. Byee," ucapnya membuka pinti mobil.

"Byee, makasih buat hari ini." teriak dayat tidak terlalu nyaring

"Iya sama-sama." ucapnya mengulas senyuman lalu menutup pintu.

Aletta melangkah kan kaki menuju kamarnya. Mencuci mukanya dan mengganti pakaiannya dengan piyama kartun yang dibelikan oleh mama nya.

Mematikan lampu dan menyalakan lampu tumblr. Menarik selimut dan mulai memejamkan matanya. Sungguh, badannya terasa sakit. Harus benar-benar diluruskan ini.

Ting

Ponselnya berbunyi. Ia membuka matanya dan merogok ponselnya dinakasnya. Matanya mengintip saat menatap layar ponsel yang begitu silau. Ia melihat dayat tengah mengirimkan pesan. Ia mengusap layar dan membukanya.

Dayat : Goodnight
Dayat : Heheh tadi lupa

Aletta : heheh, goodnight too

Dayat : ❤

Ia tersenyum. Mungkin malam ini ia akan bermimpi sangat indah..

●●●●

"Kak buruann.." teriak aletta diruang tengah sambil menunggu kakaknya.

"Iya ini udahh."

"Makan apasih?" tanyanya lalu berjalan menuju garasi.

"Minum susu. Pasti gini gue."

Siapa yang sama seperti Kak Tata? Hmm mungkin sebagian besar gitu ya, sakit perut dipagi hari saat minum susu heheh.

Oh iya, pagi ini Aletta dan kakaknya akan pergi kebandara. Jam sih sudah menunjukkan pukul Setengah sembilan. Aletta sudah mendapat kabar dari Dayat bahwa ia dan keluarganya akan berangkat sekarang.

Jarak Apartemen sangat dekat dengan bandara. Tidak terlalu jauh seperti jarak dari kediaman Aletta.
Mobil sudah melaju dari tadi. Jalanan kali ini tidak macet, oh iya, apakah aletta tidak sekolah? Ia ijin untuk dua hari. Hari ini dan juga kemarin.

"LDR-an dong kamu sama dayat."

"Kan dari bulan lalu. Udah biasa ah,"

"Kan sekarang statusnya beda..," ucap kak tata. Aletta terdiam, benar kan? LDR untuk sekarang, statusnya sudah beda. Bukan lagi status LDR sebagai seorang sahabat.

"Iya tau. Kenapa kalau statusnya beda? Kan seng penting kepercayaannya,"

"Udah dewasa yaa,, Boljug."

Dilubuk hati Aletta sangat lega saat ia mengatakan kata-kata tersebut. Namun, dilubuk hati paling dalam, ia sangat takut.

Mobil yang sudah berhenti diparkiran bandara. Ia menarik nafas dan membuangnya pelan. Ia tidak boleh sedih, ia tidak boleh membuat dayat merasa terbebani.

"Dimana dayat?" tanya mereka disela-sela melangkah menuju masuk kedalam.

"Lah malah lari..," celetuk kak tata lalu mempercepat langkahnya mengikuti Aletta. Langkahnya terhenti saat melihat Aletta sudah bertemu dengan dayat dan keluarga. Tata hanya diam terpaku menyaksikan perpisahan sang adik dan sang, pacar.

"Hati-hati ya. Kalau udah sampe, kasih tau."

"Iya. Aku pasti kasih tau."

"Ya udah. Hati-hati yaa," ucapnya mengulas senyuman. Dayat membalas senyuman Aletta lalu melangkahkan kaki pergi dari hadapan Aletta. Tidak henti-hentinya ia melambaikan tangannya. Wawapun sama, sedih dari raut wajahnya. Melambaikan tangan kepada Aletta, hingga..

Kini sudah tak terlihat.

Dan kepercayaan terbesar, mulai dari sini..

●●●●

Menggeliat dan menatap Alarmnya yang berbunyi. Matanya membuka pelan dan mencoba menerima silaunya pancaran ponselnya. Jam sudah menunjukkan pukul lima pagi. Aletta pun bangkit dan segera untuk kekamar mandi.

Tidak lama, selesai dan sudah dengan seragam sekolahnya. Menyisir rambutnya dan mengikatnya dengan lumayan tinggi.
Melirik jam, bukankah dayat seharusnya sudah sampai? Benar bukan?
Kemana dayat? Apakah belum sampai? Kapan seharusnya ia sampai? Kenapa ia belum mengabari Aletta sampai pagi ini?

Huh! Mungkin saja ia lelah dan tertidur.

Melangkahkan kaki menuruni anak tangga. Menyantap sarapan pagi dan segera berangkah kesekolah. Pagi ini, ia harus piket. Karena kemarin ia tidak masuk sekolah dan harus membayarnya hari ini.

"Morning orang kasmaran.." sapa iren lalu duduk dikursinya.

"Pagi." balas aletta yang tengah menjenteng sekop untu membuang sampah diluar kelas.

"Kok kayanya badmood? Kenapa nih?" Dasar pekaan. Tau saja dia kalau pagi ini Aletta tengah dilanda badmood.

"Sampe Jerman itu berapa lama sih ren?" tanyanya yang kini sudah duduk disebelah iren.

"Kurang tau gue. Kenapa? Dayat belum kabarin loe?"

Aletta mengangguk "Gue khawatir."

"Tunggu aja. Nanti siang paling loe dikabarin. Dia capek kali ta, lama juga kan perjalanannya kesana." Benar. Aletta mengangguk. Semoga saja ia dikabarin secepatnya. Dan ia benci ini.

Tanpa kabar..

HAI GUYSS👋
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA YAA, SEMOGA SUKA🤘
.
SEPERTI BIASA, JANGAN LUPA BUAT KETUK BINTANG DIBAWAH '☆'
"VOTE"
.
THANK YOU AND SEE YOU NEXT PART👋

Continue Reading

You'll Also Like

5.7M 245K 56
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
5.4M 359K 66
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.2M 117K 59
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
6.3M 152K 44
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...