Untold Feelings

By loozeey

35.6K 3.8K 524

Bagi Daryl, Adel selalu tampak cantik dengan kemeja kotak-kotak kebesaran yang ia kenakan, rambut dicepol yan... More

Prolog & Author's Note
1. Pertemuan Pertama
2. Ibu Daryl Makhluk Planet
3. Mama Pelit
4. Salah Tingkah
5. Pengusik Kesendirian Adel
6. Tidak Cinta Bukan Berarti Benci
7. Berkelahi
8. Nama Daryl Bukan Nama Asing
9. Dikelilingi Orang-Orang Kutu Buku
10. Mengantar Adel dengan Motor
11. Undangan dari Orang Masa Lalu
12. Masak dan Makan Bersama Daryl
13. Keputusan Bella Sudah Bulat
14. Diantar Pulang Reno
15. Pembelaan untuk Ivan
16. Fans Terberat Queen
17. Kehadiran Buku-Buku Sumbangan
18. Kedatangan Tamu tak Diundang
19. Makan Bersama
20. Keluhan dan Cerita Reno
21. Makan Ditemani Adel, Lele, dan Kerang
22. Konsekuensi dari Segala Perbuatan
23. Kejadian yang Sebenarnya
24. Diam-Diaman sama Daryl
25. Kekecewaan Terbesar di Hidup Daryl
26. Datang dan Pergi
27. Saran dari Adel
28. Menikmati Nyanyian Pengamen
29. Bagaimana Kabar Winda?
30. Peningkat Mood Jelek Adel
31. Takut Akan Risiko
32: Pertemuan Pertama Adel dan Bella
33. Dua Cowok yang Berbeda Kepribadian
The Sword Princess
34. Sebentar Lagi Ulang Tahun Reno
36. Sama-Sama Hancur
37. Fakta Mengejutkan Lainnya
38. Hati-Hati, Pengkhianat Ada Di Mana-Mana
39. Bertemu dengan Sumber Kebahagiaannya
40. Adikku, Pahlawanku
41. Aku Bisa Menjadi Tamengmu
42. Bertemu dengan Orang yang Tidak Diinginkan
43. Pertolongan dari Daryl
44. Terima Kasih, Daryl!
45. Lembaran Baru untuk Daryl dan Adel

35. Pergerakan Daryl yang Lambat

527 63 23
By loozeey

Adel memang sudah meyakinkan dirinya untuk tidak terlalu berharap pada Daryl dan menganggap cowok itu sebagai teman, tidak lebih, sama seperti yang dilakukan Daryl pada Adel. Setidaknya itu yang Adel pikirkan.

            Kini di perjalanannya menuju restoran tempat Reno merayakan ulang tahunnya dengan kecil-kecilan, ia memikirkan Daryl. Ia teringat ucapan Mama. Kalo kamu pilih Daryl, kamu bakal kehilangan Reno, cowok yang jelas-jelas suka sama kamu. Tapi kalo kamu pilih Reno, kamu bakal kehilangan Daryl, yang sebenernya diem-diem suka sama kamu.

            Mama sok tau, batin Adel. Bisa-bisanya Mama menyimpulkan kalau Daryl suka sama Adel, memangnya Mama peramal bisa baca pikiran Daryl? Udahlah, berharap sama yang pasti-pasti aja.

            Sebenarnya Adel juga tidak mau berharap seratus persen pada Reno, mengingat dulu ia juga pernah memiliki harapan teramat besar pada cowok itu dan jatuhnya sangat menyakitkan. Lebih baik dia biasa-biasa saja, sehingga kalau Reno ternyata tidak berakhir bersamanya, Adel tidak perlu sesakit itu.

            "Di sini kan ya mbak?" suara sopir taksi online mengejutkan Adel dari lamunannya. Adel langsung melihat ke restoran yang ada di sebelah kanannya.

            "Oh, iya iya Pak." Adel merogoh tas selempang kecilnya dan mengambil uang untuk membayar tagihan taksi. Setelah membayar dan mengucapkan terima kasih, Adel pun berlalu dari mobil tersebut.

            Entah mengapa, Adel deg-degan sendiri memasuki tempat ini. Saat Adel terakhir kali datang ke rumah Reno, ia tidak terlalu jantungan seperti sekarang, karena masih ada teman-temannya yang lain yang mengalihkan perhatiannya. Namun sekarang Adel sendiri, dan semoga ada teman sekolah lainnya yang Adel kenal di dalam sana.

            Sesampainya di lantai dua, ia melihat meja panjang yang nyaris dipenuhi oleh orang-orang. Itu pasti meja Reno. Dan benar saja, setelah itu Reno menghampiri Adel.

            "Akhirnya dateng juga lo," sambut Reno membuat Adel cengengesan.

            "Iya nih, sorry tadi agak lama. Nih, kado buat lo, Ren. Happy birthday ya!"

            Wajah Reno berseri-seri menerima kado pemberian Adel. Cowok itu tidak begitu peduli apa isinya, selama itu pemberian dari Adel, pasti sukses membuat Reno senang.

            "Wah, thank you ya! Isinya apa nih kira-kira? Pasti baju, atau sweater? Atau bomber ya?"

            "Kain kafan."

            "Anjir lo sinting." Adel terbahak mendengar respons Reno, begitu juga Reno setelah melihat tawa Adel. "Eh, lo ke sini naik apa?"

            "Taksi online."

            "Lah gak dianter Bokap?"

            Adel menggeleng. "Bokap lagi ada acara." Adel ingin sekali menghela napas berat mengingat acara apa yang sedang Papanya datangi. "Tapi nanti pas pulang dijemput, kok."

            Reno mengangguk. "Baguslah. Sini, duduk." Reno mengajak Adel menghampiri meja yang sudah Reno pesan. "Lo duduk sebelah Kevin aja ya."

            Mata Adel berbinar melihat Kevin yang sudah lama tidak ia temui. Kevin adalah sahabatnya Reno saat SMA dan merangkap menjadi teman Adel juga. Wajah Kevin juga tak kalah cerah melihat Adel yang baginya tidak begitu banyak berubah.

            "Kevin!"

            "Adel!"

            Reno hanya terkekeh melihat dua temannya ini. Masih ada yang harus diperhatikan, Reno pun melipir dari sana, meninggalkan Adel dan Kevin yang sudah asyik berbincang.

            Sementara itu, di rumah Daryl, ia benar-benar merasa kesepian. Yang datang ke rumah adalah kerabat-kerabat Ayahnya yang jelas-jelas tidak membawa anak-anak mereka yang mungkin seumuran dengan Daryl. Kalaupun ada, paling juga Daryl tidak akan berbincang banyak dengan mereka, tidak seperti saat Daryl bersama Adel.

            Daryl duduk di sofa dengan ponselnya, melihat-lihat update-an Instagram teman-temannya, termasuk melihat Instastory Adel. Terlihat bahwa Adel sedang berada di sebuah restoran dan merayakan ulang tahun temannya, tepatnya, ulang tahun Reno.

Happy birthday @reno_p97 !!

            Daryl menghela napas berat, jauh lebih berat dari biasanya karena dadanya terasa penuh. Entah mengapa, kepercayaan diri Daryl langsung menciut dan tingkat kecemburuannya tinggi setiap kali Adel sedang bersama Reno. Tapi Daryl harus tetap berpikiran positif dan harus percaya diri, bahwa ia tidak akan kalah dari Reno.

            Iya sih, kalo dibiarin terus Adel sama Reno, bisa-bisa gue keduluan, batin Daryl. Gue harus nembak Adel dalam waktu dekat.

--

"Del, ke balkon bentar yuk," ajak Reno setelah tampaknya Adel sudah selesai menghabiskan makanannya. Di acara makan-makan ulang tahun Reno, hanya Adel satu-satunya perempuan di sana. Untungnya ada Kevin dan beberapa teman SMA lainnya yang Adel kenal, jadi Adel tidak begitu terlalu terlihat sendirian.

            "Eh, ngapain?"

            "Udah, sini aja." Reno langsung melipir meninggalkan Adel. Adel pun akhirnya menyusul Reno yang pergerakannya jauh lebih cepat daripada Adel. Melewati banyaknya orang di sana, akhirnya Adel sampai di pintu balkon restoran tersebut. Adel pun membukanya dan langsung merasakan angin menyambutnya.

            Kaki gadis itu memasuki balkon dan matanya langsung mendapati Reno yang tengah memegang sebuket bunga indah. Jantung Adel berpacu menjadi-jadi dan dirinya sudah dapat menebak ke mana arah ini melangkah.

            Adel belum siap!

            "R-Reno?"

            "Del," panggil Reno saat Adel kini sudah berdiri sejajar dengannya. "Gue mau minta maaf sama perbuatan gue setelah lulus SMA yang bikin lo kecewa."

            Adel terkekeh. "Ya ampun Reno, kan lo udah jelasin waktu itu, kenapa mesti minta maaf? Selo aja kali."

            "Iya, tapi gue bener-bener berharap lo maafin gue apa adanya."

            "Iya Reno ... astaga. Santai aja."

            Reno menunduk, sedikit malu-malu. "Sebenernya, ada lagi yang mau gue ungkapin ke lo, Del." Reno kini memberanikan diri menatap manik Adel. "Gue ada perasaan sama lo, dari dulu, dan lo tau itu. Gue rasa, sekarang saatnya yang tepat buat pacaran. Ya ... itupun kalo lo juga mau." Reno cengengesan.

            Adel terkekeh. "Jadi, ini nembak nih?"

            "Keliatannya begitu."

            Adel semakin terbahak. "Ah kalo lo main-main gitu gue males."

            "Gua gak main-main, gila lo ya."

            Adel tersenyum, walau dalam hatinya terdapat ombak, badai, dan angin kencang bercampur menjadi satu. Apa yang harus ia lakukan? Menerima, atau menolak karena masih ada Daryl di hatinya?

            Kalo kamu pilih Daryl, kamu bakal kehilangan Reno, cowok yang jelas-jelas suka sama kamu. Tapi kalo kamu pilih Reno, kamu bakal kehilangan Daryl, yang sebenernya diem-diem suka sama kamu.

            Gak ada kata diem-diem suka, kalo Daryl cowok dan bener-bener suka sama aku, dia bakal bilang. Dan selama ini, Daryl gak pernah kasih pertanda, jadi buat apa berharap sama sesuatu yang gak jelas dan masih di awang-awang?

            Adel berdeham, memantapkan dirinya dalam keputusannya kali ini.

            "Iya, gue mau kok jadi pacar lo."

            Seketika, senyum Reno mengembang sempurna, Adel juga tidak kalah dari cowok itu.

****

vote dan comment-nya minta yhaaa wekekek

Continue Reading

You'll Also Like

440K 21.5K 36
[Follow dulu untuk bisa membaca part yang lengkap] Tarima Sarasvati kira akan mudah baginya menjadi istri bayaran Sadha Putra Panca. Hanya perlu mela...
Middle By De

Teen Fiction

115K 8.7K 20
[ WATTYS 2017 CATEGORY THE NEWCOMERS ] Semua ini terasa menyakitkan, setelah kebenaran terungkap. Bahwa ternyata kita berada di tengah perasaan yang...
Prelude By Lotary

General Fiction

119K 9K 49
[Paraseries Book #1] [Status: COMPLETED] [Rating: PG] Hidup Rosie Zoule tamat setelah ia dinyatakan tak lulus sekolah menengah. Gelarnya sebagai sisw...
652K 24K 32
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...