Untold Feelings

By loozeey

35.6K 3.8K 524

Bagi Daryl, Adel selalu tampak cantik dengan kemeja kotak-kotak kebesaran yang ia kenakan, rambut dicepol yan... More

Prolog & Author's Note
1. Pertemuan Pertama
2. Ibu Daryl Makhluk Planet
3. Mama Pelit
4. Salah Tingkah
5. Pengusik Kesendirian Adel
6. Tidak Cinta Bukan Berarti Benci
7. Berkelahi
9. Dikelilingi Orang-Orang Kutu Buku
10. Mengantar Adel dengan Motor
11. Undangan dari Orang Masa Lalu
12. Masak dan Makan Bersama Daryl
13. Keputusan Bella Sudah Bulat
14. Diantar Pulang Reno
15. Pembelaan untuk Ivan
16. Fans Terberat Queen
17. Kehadiran Buku-Buku Sumbangan
18. Kedatangan Tamu tak Diundang
19. Makan Bersama
20. Keluhan dan Cerita Reno
21. Makan Ditemani Adel, Lele, dan Kerang
22. Konsekuensi dari Segala Perbuatan
23. Kejadian yang Sebenarnya
24. Diam-Diaman sama Daryl
25. Kekecewaan Terbesar di Hidup Daryl
26. Datang dan Pergi
27. Saran dari Adel
28. Menikmati Nyanyian Pengamen
29. Bagaimana Kabar Winda?
30. Peningkat Mood Jelek Adel
31. Takut Akan Risiko
32: Pertemuan Pertama Adel dan Bella
33. Dua Cowok yang Berbeda Kepribadian
The Sword Princess
34. Sebentar Lagi Ulang Tahun Reno
35. Pergerakan Daryl yang Lambat
36. Sama-Sama Hancur
37. Fakta Mengejutkan Lainnya
38. Hati-Hati, Pengkhianat Ada Di Mana-Mana
39. Bertemu dengan Sumber Kebahagiaannya
40. Adikku, Pahlawanku
41. Aku Bisa Menjadi Tamengmu
42. Bertemu dengan Orang yang Tidak Diinginkan
43. Pertolongan dari Daryl
44. Terima Kasih, Daryl!
45. Lembaran Baru untuk Daryl dan Adel

8. Nama Daryl Bukan Nama Asing

728 101 8
By loozeey

Hari sudah mulai gelap dan Adel baru sampai rumah. Setelah dari Booktopia, ia sempat mampir ke kafe terlebih dulu. Menikmati waktu kesendiriannya bersama cheesecake oreo favoritnya sambil membaca cerita yang ia suka di aplikasi Wattpad. Dan tak dapat dipungkiri, setelah dari Booktopia, gadis itu sesekali mengecek Line-nya, menunggu Daryl mengirmkannya pesan.

Sampai sekarang, Adel belum menerima pesan apapun dari Daryl. Seberapa besar ia mencoba untuk tidak memikirkan dan berharap pada lelaki itu, semakin sulit bagi Adel untuk tidak memikirkan Daryl.

Adel mendaratkan bokongnya di sofa. Suasana di rumahnya selalu membuat hatinya lebih tenang. Dekorasi minimalis kekinian yang didekorasi Mamanya membuat siapapun yang berada di sana ingin berlama-lama.

Adel mengambil ponselnya dari tas dan mengecek notifikasi masuk lagi. Namun tidak ada nama Daryl yang muncul. Adel membenci dirinya sendiri, yang memaksa dirinya untuk menunggu chat masuk dari orang yang baru saja berkenalan dengannya tadi sore.

"Dapet buku apa tadi, Del?" tanya Papa seraya duduk di sebelah Adel. Akhirnya, ada yang dapat mengalihkan perhatian Adel dari Daryl.

"Aku gak jadi beli buku, Pa. Tapi aku udah tau, aku bakal dapet duit tambahan dari mana."

"Dari mana, tuh?"

"Aku mau jual novelku yang udah lama dan gak aku baca lagi, Pa. Lumayan lah uangnya buat tambah-tambah. Lagian kan uang itu cuma buat tiga bulan selama aku ngajar anak-anak itu."

Papa mengangguk-ngangguk. "Iya, lagian kalo kurang-kurang, bisa minta sama Papa, kok."

Adel cengengesan. Ia tahu persis kalau ia bisa semudah itu minta uang pada Papa. Tapi Adel ingin berusaha maksimal terlebih dulu.

"Nah, kalo jual novel, Mama setuju," tambah Mama tiba-tiba, lalu duduk di sofa satunya. "Daripada numpuk dan bikin debu, mending kamu jual aja."

Adel bernapas lega, akhirnya Mama setuju dengan permikirannya. Terima kasih Daryl!

"Kamu dapet ide buat jual novel tiba-tiba begitu, dari mana?" tanya Papa.

"Temenku yang kasih ide, Pa. Sebenernya bukan temen, sih. Kita baru aja kenalan tadi di toko buku."

"Kok bisa? Secepet itu?" kali ini Mama yang bertanya.

"Iya, Ma. Jadi di Booktopia, aku kenal sama salah satu pelayan di sana. Dia sering banget layanin aku. Sampe akhirnya, kita kenalan tadi. Terus aku cerita permasalahan aku, abis itu dia kasih ide buat jual barang-barang gak kepake punya aku."

Mama mengangguk-ngangguk. "Cewek apa cowok tuh?"

"Cowok."

Papa langsung batuk-batuk, membuat Adel menoleh ke sebelahnya. "Papa kenapa?" tanya Adel sedikit panik.

"Kok semudah itu kamu deket sama cowok?"

"Aduh, kalo aku ceritain detail-nya, bakal panjang lagi, Pa. Itu aku ceritain secara singkat aja."

"Emang siapa namanya?"

"Daryl."

Papa tampak berpikir. Nama itu tidak begitu asing di telinganya. "Mirip nama anaknya temen Papa, ya."

"Eh, ganteng gak, si Daryl?" tanya Mama. Walaupun Mama termasuk Ibu-Ibu yang cuek, tapi tetap saja, kalau soal seperti ini, Mama sering menampakan antusiasmenya.

"Ya ... mayan, sih."

"Iya, Ma, namanya mirip anaknya temen Papa, kan?"

Adel terkekeh dan menggeleng. Baginya, nama Daryl di dunia tidak hanya satu. "Adel ke atas duluan, ya. Mau mandi." Adel pun meninggalkan Papa dan Mamanya dengan omongan-omongan aneh mereka.

"Anak temen Papa siapa, sih?" tanya Mama.

"Itu lhooo, anaknya si Iwan, Indarwan Hartanto, yang kerja satu kantor sama Papa. Dulu, anaknya, Daryl, pernah sakit demam pas umur empat tahunan. Karena si Iwan sama istrinya lagi ke luar kota karena urusan kerjaan, jadi dia minta tolong kita bawa Daryl ke rumah sakit. Inget gak, Ma?"

"Oh, Daryl yang punya lesung pipi itu, kan? Iya iya, Mama inget, kok."

"Apa kabar ya, tuh anak? Terakhir Papa ngeliat keluarganya Iwan ya pas Daryl sakit itu. Setelah itu cuma sebatas ketemu di kantor sama Iwan."

"Iya, Novi juga apa kabar, ya? Dia kan suka baca buku, sama kayak si Adel." Mama terkekeh bersama Papa.

--

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh dan Daryl akhirnya bisa merebahkan dirinya di kasur. Setelah bekerja nyaris seharian dan berdiskusi dengan Ibunya mengenai menjual novel bersama Adel, Daryl akhirnya bisa menyatukan kembali tulang-tulangnya yang terasa patah.

Di Hari Sabtu, Daryl memang sengaja memilih bekerja dari pukul sembilan pagi sampai sembilan malam. Di akhir pekan dan hari besar, Booktopia buka dari pukul sembilan pagi. Ia sengaja bekerja langsung selama dua belas jam di Hari Sabtu agar di Hari Minggu dan Senin bisa digunakan Daryl untuk berlibur.

Ia langsung teringat, kalau ia harus mengirim pesan pada Adel. Ia sangat berharap Adel belum tidur, agar kegiatan terakhir ia sebelum tidur adalah chatting dengan Adel.

Ia membuka ponselnya, mencari nama Adel dan bersiap mengirimkan pesan untuk gadis itu. Tapi Daryl harus pintar-pintar mengirim salam pembuka.

Hai adel:)

Apaan sih, creepy banget. Daryl menghapus pesan itu.

Oi del!

Sok akrab bet yak?

Adeeeel

Ini lebih sok akrab lagi.

Daryl Adriell: halo
Daryl Adriell: adel kan, ya? hehe

Daryl senyum-senyum sendiri dan langsung mengunci ponselnya. Ia tidak berani untuk berlama-lama melihat ponselnya. Padahal chat masuk dari teman-temannya yang lain masih banyak yang belum Daryl balas.

Pintu kamar Daryl terbuka, lalu ia segera duduk di kasur. Ia tersenyum melihat Ibunya. Ibu berjalan menghampiri Daryl dan duduk di sebelah cowok itu.

"Kamu kok gak mandi?"

"Iya, bentar lagi mandi."

"Sekarang ah mandinya. Nanti kamu tidur-tiduran malah kebablasan tidur. Jorok kamu."

"Gak kok, Bu. Jorok jorok gini kalo ganteng, joroknya gak bakal keliatan."

Ibu terlihat bergidik ngeri. "Ih, ganteng kalo bau, gak ada juga yang mau sama kamu."

"Tapi Ibu mau kan, sama Daryl?"

"Ngelantur eh bocah. Udah ah, Ibu nyesel nengokin kamu ke sini jadinya."

"Eh iya, iya jangan gitu dong, Bu." Daryl menahan tangan Ibunya, membuat Ibu tidak jadi mengangkat bokong dari pinggir kasur Daryl. Ponsel Daryl menyala, tanda ada notifikasi masuk. Cowok itu melirik sedikit ke arah ponselnya yang tergeletak di sebelahnya dan melihat nama Adel. Cowok itu tidak dapat menahan senyumnya.

"Besok temen kamu, kamu suruh dateng jam berapa?"

"Eh?" Daryl terkejut mendengar suara Ibunya. "Belum tau. Nanti Daryl omongin lagi sama dia."

"Ya udah, mandi sana. Ibu mau tidur."

"Ya udah duluan aja, Bu."

"Enggak. Ibu liatin kamu sampe kamu bener-bener mandi."

"Masyaallah, segitu gak percayanya sama Daryl?" Daryl terkekeh, akhirnya cowok itu beranjak dari kasurnya dan mengambil baju di lemari. "Nih, bukti konkret Daryl mau mandi." Cowok itu akhirnya keluar dari kamarnya, membuat Ibunya menahan tawa.

****

Continue Reading

You'll Also Like

Middle By De

Teen Fiction

115K 8.7K 20
[ WATTYS 2017 CATEGORY THE NEWCOMERS ] Semua ini terasa menyakitkan, setelah kebenaran terungkap. Bahwa ternyata kita berada di tengah perasaan yang...
1.1K 229 28
[Daftar Pendek Wattys 2022] Kelak bukan lagi milik seorang Clark Sasmoko. Pria yang akan kehilangan nyawanya sebelum sempat berucap I Love You pada b...
12.9K 1.8K 15
Note : Ini cerita pertama aku, tadinya mau di revisi tapi males mendadak. Silahkan baca sampai akhir november ini, setelah itu mau aku unpublished, s...
4.2K 1.2K 38
This work is protected under the copyright laws of the Republic of Indonesia ( Undang - undang Hak Cipta Republik Indonesia No. 28 Tahun 2014 ) =====...