AGATHA (Ketua OSIS Galak VS B...

By HelenKarmelia

293K 12.1K 324

Ketika semua yang kamu inginkan tak selalu kamu dapatkan. Alvin titisan Dewa Yunani memiliki tubuh atletis da... More

PROLOG
BAB 1: ALDO DAN ALVIN
BAB 2: AGATHA DAN ALDO
BAB 3: HUKUMAN
BAB 4: PAHLAWAN KESIANGAN
BAB 5: PACARAN?!
BAB 6: SEMUA ULAH ALDO
BAB 7: BAD DAY OR GOOD DAY
BAB 8: HARI TEBURUK
BAB 9: LANGIT SORE
BAB 10: BELA TERUS AJA DIA
BAB 11: ALVIN VS ALDO
BAB 12: UPS KETAHUAN
BAB 13: KHAWATIR? GAK!
CAST
CAST (2)
BAB 14: GOSIP HANGAT
BAB 15: DATING WITH BAD BOY
BAB 16: BERSAMA ALDO
BAB 17: SMA NUSANTARA
BAB 18: DIA SI PENYELAMAT
BAB 19: GENGSI TAPI KHAWATIR
BAB 20: PERASAAN LIAR
BAB 21: SETIAP SAAT BERSAMA
BAB 22: SEBUAH BENCANA
BAB 23: BERBOHONG
BAB 24: KONSER MUSIK
BAB 25: FOTO PASANGAN?
BAB 26: KECELAKAAN KECIL
BAB 27: SIAPA LARAS
BAB 28: ROMEO DAN JULIET
BAB 29: TERLUKA LALU KECEWA
BAB 30: DILEMA HATI
BAB 31: SAHABAT ATAU GEBETAN
BAB 32: SEMUANYA TELAH BERUBAH
BAB 33: AGATHA KALAH
BAB 34: LEBIH DEKAT DENGAN LARAS
BAB 35: AGATHA TIDAK BERSALAH
BAB 36: BEST FRIEND FOREVER
BAB 37: KAK GEA
BAB 38: GUE BUTUH LO ALDO
BAB 39: MY HERO
BAB 40: MASA LALU ALDO
BAB 41: KITA BAIKAN
FROM AUTHOR
BAB 42: DUNIA YANG BERBEDA
BAB 43: BENERAN PACARAN
BAB 44: ROMANSA OKKY DAN RISKA
BAB 45: MY WORLD
BAB 46: CERITA CINTA KITA BERDUA
BAB 47: KISAH KASIH MEREKA
BAB 49: AKU BERHENTI DARINYA
BAB 50: SESEORANG DARI MASA LALU
BAB 51: TANGISAN PERPISAHAN
BAB 52: PROSES MELUPAKANNYA
BAB 53: RINDU ITU BERAT
BAB 54: SELAMAT ULANG TAHUN AGATHA (THE END)
Cinderella (EPILOG)
From Author (2)
AGATHA 2
Standy By Me
PENGUMUMAN PENTING! REVISI DAN SPIN OFF

BAB 48: TAKDIR YANG RUMIT

3.6K 173 13
By HelenKarmelia

Di pintu gerbang SMA Bima Garuda sudah ramai karena para siswa dan siswi berlalu lalang dikejar oleh waktu untuk masuk ke dalam sekolah dan mengejar ilmu, sama seperti gerombolan siswa dan siswi yang tak sengaja datang bersamaan Agatha, Aldo, Riska, Okky, Rangga, Mila, Febri, dan Eza mereka terlihat kompak dengan pasangan masing-masing dan juga bersama memasuki sekolah.

"Duh minggu depan udah UAS aja, padahal baru kemarin gue naik kelas 11." Ucap Okky kesal.

"Ah emang dasarnya lo males belajar kan?" Rangga menyahut.

"Sorry ya gue udah gak males, kan sekarang udah ada penyemangat hidup gue, ayang beb Riska." Okky menggandeng tangan Riska dan mendapat siulan serta ejekan dari teman-temannya.

"Ih jadi cowok alay banget sih, jijik gue Ky!" ucap Riska langsung menjaga jarak.

"Kemarin aja peluk-peluk gak jijik?" tanya Okky spontan membuat Riska melotot dengan perkataan yang baru saja meluncur mulus dari bibir Okky.

"Oh sekarang mainnya udah peluk-peluk?" tanya Agatha menggoda.

"Ih apaan coba, geli gue!" ucap Riska masih membantah.

"Cowok alay dan cewek lebay?" ucap Febri spontan menunjukan layar handphone nya kepada Riska dan juga teman-temannya. 

"Cieee..!!" langsung saja koor membahana terjadi di koridor saat itu.

"Kalian semua nyebelin!" ucap Riska kemudian memilih masuk ke dalam kelas dan bersumpah tidak akan mengulangi hal bodoh dengan memberikan caption seperti itu lagi di instagram.

*******

Laras sedang duduk di taman depan sekolah beruntungnya setelah dari Jogja kemarin ia sudah bisa berjalan tanpa bantuan kursi roda lagi, kakinya sudah cukup kuat asal tidak terlalu lelah, sekarang menunjukan Pk 15.00 sedang menunggu seseorang sambil tertunduk memikirkan masa depan yang seperti menantangnya.

"Laras?" tanya Aldo saat ia melihat seseorang dengan dress simple selutut berwarna merah muda, ia langsung saja memeluk Aldo dan menangis sejadinya dibahu Aldo dan tentu saja Aldo kaget dengan sikap Laras yang seperti ini dan mengapa Laras menangis. 

"Hei, kamu kenapa? Kita duduk dulu yuk," ucap Aldo merangkul Laras penuh kasih sayang tapi Laras semakin terisak jadi Aldo memilih diam sambil terus mengusap pundak Laras yang naik turun karena isakannya setelah beberapa menit berlalu Laras mulai tenang.

"Aku hamil, Do." Begitulah ucapan Laras bak petir menyambar tepat mengenai sasaran jantung Aldo seperti berhenti berdetak dan nafasnya mulai memburu.

"Siapa yang ngelakuin ini?" tanya Aldo dingin menahan luapan emosinya.

"Kakak kamu," ucap Laras singkat namun memberikan efek luar biasa pada diri Aldo.

"Brengsek!" umpatnya mengepalkan kedua tangan.

"Do, aku takut. Bantu aku." Ucap Laras memeluk Aldo dan kembali terisak.

"Aku antar kamu pulang dulu ya, nanti kita bicarakan di rumah." Aldo merangkul Laras dan membawanya ke arah motornya beberapa menit kemudian motor Aldo sudah menyusuri jalan raya sore itu.

Agatha hanya bisa termenung melihat kejadian yang baru saja terjadi di hadapannya, melihat kekasihnya berpelukan dengan wanita lain meskipun ia tahu wanita itu adalah sahabat sang kekasih dan teman dekatnya namun mengapa ada luka yang tak kasat mata timbul di hatinya sangat perih dan menguras air mata tanpa sadar tetesan bening meluncur mulus di pipinya.

Laras memang penting untuk Aldo dan Agatha hanyalah seseorang yang baru saja mengisi hidup Aldo jadi Agatha berpikir ia bukanlah siapa-siapa bagi Aldo dengan kata lain Agatha tidak berarti untuk Aldo, Agatha memutuskan segera memesan ojek online dan ingin sampai di rumah memeluk papanya atau Gea atau oma atau siapa saja yang membuatnya merasa lebih baik sekarang.

"Lo bakal hancur dengan sendirinya, Agatha!" ucap seseorang yang tersenyum melihat Agatha saat ini menangis dalam diam.

*******

"Adek kenapa?" tanya Gea saat melihat wajah adiknya lesu dan matanya memerah.

"Agatha mau cerita sama kakak," ucapnya meneteskan air mata selama di perjalanan ia berusaha menahan luapan emosi itu sampai pengendara ojek online hanya bisa meratapi kasihan pada dirinya.

"Yuk ke kamar kamu aja." Gea merangkul sang adik, sebenarnya ia harus bertemu dengan temannya saat ini tapi untuknya sekarang adik kecilnya inilah yang terpenting.

"Jadi masalahnya apa?" tanya Gea duduk dipinggir ranjang Agatha, dan Agatha meletakan tas ranselnya kemudian mengambil boneka beruang kesayangannya dan menatap lurus ke depan.

"Aku liat Aldo pelukan sama cewek lain." Agatha berbicara tanpa ekspresi ya amat datar.

"Ceweknya aku kenal, dia sahabat baiknya Aldo deket banget dan dulu Aldo sangat mencintai cewek itu. Sekarang cewek itu bersama Alvin, mereka menjalin hubungan yang serius tapi, aku gak tau kenapa tadi dia peluk Aldo dan Aldo ngebalesnya." Jelas Agatha maish dengan datar, tatapan matanya sayu namun mantap menatap ke depan seperti mengulang memori di mana ia melihat Laras berpelukan dengan Aldo dan ini sangat menyakitkan.

"Kan kamu tau mereka sahabat, mungkin pelukan yang tadi kamu lihat tanda persahabatan mereka?" tanya Gea mencoba memahami masalah Agatha.

"Ya mungkin aku aja yang berlebihan, anehnya sampai sekarang Aldo belum ngabarin aku. Rencananya aku dan dia mau pulang bareng, dia minta aku untuk tunggu digerbang dan karna lama banget dia gak muncul aku coba cari ke parkiran dan akhirnya pemandangan itu yang aku dapetin." Agatha menghela nafas.

"Mau tahu gak definisi singkat kakak tentang cinta?" Gea tersenyum mencoba membangkitkan suasana hati Agatha dan dibalas anggukan pelan Agatha.

"Menurut kakak cinta itu dinamis dek, kamu harus siap dengan kebahagiaan yang meluap namun kamu juga harus siap untuk jatuh sejatuh-jatuhnya." Gea menggenggam tangan adiknya dan merangkulnya, Agatha masih tak mengerti dengan maksud Gea.

"Coba deh kamu jangan langsung ambil kesimpulan sendiri dari sudut pandang kamu, belajar mengerti Aldo." Gea tersenyum lembut dan yang sekarang Agatha bisa lakukan hanyalah terdiam meratapi nasibnya percintaannya yang baru seumur jagung.

*******

Novel bertema bad boy yang sekarang berjajar apik dengan novel pemberian Aldo menjadi teman Agatha sore ini, tidak lupa alam semesta turut mengambil bagian dalam mendukung suasana hati Agatha yang kacau balau. Hujan tak henti-hentinya mengguyur membasahi apa saja dan ini cukup membantu Agatha menenangkan pikiran, sekarang ia hanya melamun tak memiliki pekerjaan apapun untuk dilakukan sambil menunggu ponselnya berdering menandakan notifikasi masuk jadi ia memutuskan untuk menuliskan sebuah kata-kata yang cukup mewakili perasaannya saat ini, kalimat ini ia dapatkan saat membuka sebuah aplikasi yang menampilkan puisi secara digital.

'Terperangkap aku dalam penantian panjang nan melelahkan. Membeku dalam ketidakpastian. Sedangkan kau sibuk dalam ketidakpedulian, sadarkah kamu akan ini semua?'

Agatha menuliskan itu pada buku kesayangannya, berisi kumpulan kalimat sajak atau puisi yang mewakili perasaannya dan juga perasaan wanita-wanita di luar sana. Sebuah notifikasi masuk ke dalam handphone Agatha membuat si pemilik langsung membukanya dan ternyata benar saja itu dari Aldo.

'Besok aku gak masuk ya, sorry kamu harus berangkat sendiri. Love You!'

Begitulah pesan yang masuk, di kirim dari seseorang yang sedang memporak-porandakan hati Agatha. "Kenapa dia gak masuk?" tanya Agatha terlebih pada dirinya sendiri.

"Laras?" tanya Agatha menebak.

Rasanya ingin detik ini juga Agatha menelepon Aldo namun gengsinya yang terlalu besar serta rasa kecewanya akan kejadian tadi membuat ia mengurungkan niatnya.

"Buat apa peduli sama orang yang udah gak peduli sama kita?" ucap Agatha ketus, sisi lain dari seorang Agatha yang memang keras kepala dan apalagi bila tentang cinta dia terkadang menjadi Agatha yang egois.

*******

Waktu menunjukan Pk 19.00 dan Aldo masih sibuk menantikan Alvin yang belum pulang dari tadi, ia ingin menanyakan dimana tanggung jawabnya sebagai laki-laki setelah apa yang diceritakan Laras tadi sore. Aldo menatap kasihan ke arah Laras, mengapa gadis yang dulu amat dicintainya bisa mengalami kejadian pahit bersama kakaknya? Takdir Tuhan, itu pikir Aldo. Sambil Aldo menunggu kedatangan sang kakak, ia sedang menunggu balasan pesannya dari Agatha.

"Kenapa belum di balas ya? Apa mungkin dia lagi fokus belajar untuk UAS, memang sebaiknya gue gak ganggu dia dulu dan selesaikan masalah ini secepatnya." Aldo melihat tidak ada notifikasi masuk di hp nya.

Alvin pulang dengan wajah seperti orang frustasi, rambutnya acak-acakan dan seragamnya berantakan kemudian ia melihat Aldo sudah menunggunya di ruang tamu.

"Lo bisa jelasin apa ke gue?" tanya Aldo ketus dengan menatap Alvin tajam.

"Apa yang perlu gue jelasin?" ucap Alvin menantang, sudah cukup fakta tentang Laras yang mengandung anaknya membuat otaknya serasa ingin pecah bahkan rasanya ingin bunuh diri masih tidak percaya ia bisa melakukan hal bodoh itu rasanya tidak mungkin.

"Lo jangan pura-pura bego, gue gak peduli lo kakak gue. Siapapun yang berani nyentuh Laras gak segan-segan gue habisin!" ucap Aldo dengan mengepalkan tangannya.

"Gue masih gak percaya aja sama takdir ini!" ucap Alvin menghela nafas, memang pandangan orang tidak selamanya benar Alvin bukanlah pria yang sempurna ia terlalu takut apalagi sekarang ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Namanya lo brengsek, berani berbuat tapi gak berani tanggung jawab. Banci !" bentak Aldo membuat amarah Alvin pun tersulut.

"Kalau lo mau tanggung jawab, lo aja yang nikahi Laras!" begitu ucap Alvin dan langsung membuat Aldo bangkit berdiri memberikan satu tonjokan tepat di pipi kanan Alvin dan ia pun tersungkur.

"Lo ngomong apa barusan?! Gue emang bego secara otak tapi gue gak pernah dididik untuk lari dari tanggung jawab!" Aldo berteriak sampai membuat bibi haya dapat mengelus dada, ya bibi sudah tau kejadian ini dan hanya bisa menguatkan Laras.

"Gue butuh waktu buat terima semua kenyataan yang dihadapkan sama gue!" bentak Alvin bukannya membuat amarah Aldo menurun tapi membangkitkan atmosfer pertengkaran yang lebih besar lagi.

"Waktu? Lo pikir dengan lo lari itu bisa nyelesain masalah? Yang lo butuh adalah bertindak!" kini nafas Aldo memburu, mengapa kakaknya yang sangat pintar dalam pelajaran ini sungguh tidak mempunyai etika dan moral.

"Lagian belum tentu anak itu, anak gue kan?" ucapan Alvin yang seperti melantur itu membuat amarah Aldo telah mencapai tingkat tertinggi, sekarang ia menghina orang yang penting untuk Aldo.

"Sialan!" umpatnya lalu menghajar Alvin habis-habisan.

"Aldo cukup!" bentak sebuah suara kemudian memegang lengan Aldo tapi itu tidak langsung membuat Aldo berhenti.

"Aldo!" kali ini teriakannya lebih kencang dan mampu membuat Aldo berhenti.

"Udah...aku mohon!" ucap Laras terisak dan tentu itu membuat Aldo tak bisa berkutik.

"Kalau aja dulu kamu gak milih bajingan kayak dia! Kamu gak bakal kayak gini, harusnya kamu pilih aku!" ucap Aldo kemudian bangkit berdiri dan membawa Laras ke arah kamarnya.

*******

Agatha bangun dengan malas, rasanya ia ingin tidak masuk sekolah hari ini namun ketika mengingat minggu depan adalah UAS maka dengan dorongan cukup kuat membuatnya melangkahkan kaki ke kamar mandi.

"Pagi Pa, Oma, Kak Gea." Sapanya kemudian duduk dimeja makan dan setelahnya Agatha hanya melamun membuat suasana meja makan yang biasanya penuh canda tawa kini mendadak tegang.

"Aldo gak jemput kamu?" tanya papa.

"Engga Pa," jawab Agatha singkat sambil meminum susunya.

"Kenapa?" tanya papanya lagi.

"Dia gak masuk hari ini, jangan tanya aku alasannya kenapa aku juga gak tau." Ketus Agatha, ya dia kembali menjadi cewek jutek yang tak memiliki ekspresi seisi ruangan seakan paham akan apa yang sedang terjadi pada Agatha jadi mereka memilih bungkam.

*******

Suasana kelas XI IPA 1 sangat berisik pagi itu, sedang membahas mengapa matematika itu harus terdiri dari angka-angka yang sulit dipahami.

"Kenapa sih matematika gak nyelesain masalahnya sendiri, pakai acara minta bantuan kita!" ucap Zaki kesal kepada beberapa siswa yang hanya bisa menertawakannya.

"Kalau gak ada angka namanya bukan matematika, dodol banget sih!" ucap Tari kepada Zaki dan seterusnya candaan itu bergulir mengisi ruangan itu.

"Tha, lo kenapa?" tanya Febri bingung saat melihat Agatha kembali seperti dirinya yang dulu tidak bersemangat, menjadi pendiam serta bersikap acuh tak acuh pada sekelilingnya.

"Gue gapapa kok Feb," ucap Agatha mengusap wajahnya kasar.

"Kalau ada masalah tuh diceritain atuh neng, lo anggap gue sam Febri apa?" tanya Riska.

"Pulang sekolah kalian bisa gak jangan pulang dulu?" tanya Agatha yang mendapat tatapan bingung dari kedua sahabatnya.

"Gue mau cerita." Ucap Agatha pelan dan dengan cepat Riska dan Febri mengangguk.

*******

"Lo nih suka banget berasumsi!" ucap Riska saat Agatha selesai menceritakan masalahnya.

"Kadang ya Tha, apa yang kita pikirin tuh belum tentu kenyataannya." Timpal Febri.

"Ya memang sampai sekarang gue bingung harus kayak gimana, disatu sisi gue kepo dan disisi lain gue gengsi kan yang salah Aldo, dia yang pelukan sama Laras masa iya gue yang chat dia duluan?"tanya Agatha sebal.

"Dalam hubungan tuh jangan gedein gengsi, lo harus belajar paham gak selamanya cowok harus memulai duluan. Kita sebagai cewek juga harus pengertian, siapa tau sekarang Aldo ada dalam masalah dan dia butuh lo." Riska menasehati dan disetujui oleh Febri.

"Jadi gue mesti gimana?" tanya Agatha masih tidak paham dengan ini semua.

"Hubungin dia, dan jadi pendengar yang baik." Ucap Febri tersenyum, lalu mereka bertiga berpelukan. Inilah peran sahabat dalam kehidupan kita, bukan?

*******

Sedari tadi Agatha seperti orang gelisah, berjalan kesana dan kemari di dalam kamarnya dengan pintu kamar yang terbuka. "Gatha ngapain? Kayak setrika mondar-mandir begitu?" tanya Oma.

"Gapapa Oma, biasa anak muda masalah percintaan." Ucap Agatha santai tidak mau membuat oma ikut memikirkan masalahnya.

"Oma siap dengerin cerita Agatha," ucap Oma tersenyum.

"Agatha yakin masih bisa selesaikan ini sendiri." Agatha tersenyum manis.

"Cucu Oma sudah dewasa, Oma bangga." Oma memeluk Agatha.

Sekarang Agatha benar-benar yakin pada keputusannya, ia akan menelepon Aldo duluan untuk menanyakan apa yang terjadi pada Aldo. Percobaan pertama sampai yang ketujuh kali tak berhasil, Aldo tidak mengangkatnya karena sudah terlanjur penasaran Agatha mencoba menelepon ke nomor rumah Aldo dan pada nada dering ketiga.

'Halo, selamat malam ini dengan siapa?' sebuah suara bersahaja bibi memasuki telinga Agatha.

'Halo bibi, ini Agatha,' ucapnya tersenyum.

'Non Agatha, bibi kangen. Apa kabar?' tanya bibi.

'Baik bi, bibi gimana?'

'Baik non, ada apa non tumben telepon ke sini?'

'Hmm..gini bi, aku tadi coba telepon Aldo berkali-kali cuman gak di angkat. Dia ada di rumah gak ya bi?'

'Oh den Aldo, dia lagi anterin neng Laras periksa ke dokter kandungan.'

Deg...










Yehaaaa!!!! malam readers, aku udah post part yang cukup membuat aku ikutan sedih sih.. hubungan Agatha dan Aldo gimana nih gengssss??? Laras hamil anak Alvin? hmmm abang Alvin jangan lari dari tanggung jawab yaaa. Author berharap hubungan mereka bakal baik-baik aja semua yaa, tapi emang bakal baik-baik aja? kita liat di chapter selanjutnya yaa..

Agatha suka berasumsi sendiri yaa.. cewek emang suka gitu ya gak readers?? suka berfikir negatif tentang doi nya but terkadang kita tahu itu salah dan berlebihan tapi gimana ya namanya juga cewek, sensitif dan baperan di tambah punya gengsi yang gede banget.. dann terkadang cowok kurang peka atau cewek terlalu lebay?? wkwkwk *authorcurhatmulu *thorjomblosih *thorcaripacargih *thoremanglagingalaminkayakGatha *thorlagigalau ? wkwkwkwk entahlah readerssss.. 

Yuk vote dan comment.. ku tunggu yaaa!!! Love para readers

Continue Reading

You'll Also Like

1.8M 129K 49
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
52.2K 3.1K 30
Aileen kenara, ketua osis di sekolah hingh school yang hanya ingin menjalankan masa-masa akhir dalam kewajibannya sebagai ketos dan sebagai pelajar d...
163K 11.7K 91
-ᴘᴇʀᴀꜱᴀᴀɴ ɪɴɪ ꜱᴀɴɢᴀᴛ ᴅᴀʟᴀᴍ, ꜱᴇʜɪɴɢɢᴀ ᴀᴋᴜ ᴍᴇᴍɪʟɪʜ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇᴍᴇɴᴅᴀᴍ- {Liu Te} KENZO GERALDO ARNOLD, seorang most wanted di sekolah milik Papanya. Anak pe...