"Gatha." suara khas seorang bapak memasuki kamar Agatha.
"Maafin Papa ya gak bisa jemput, ingkar janji. Tapi, Papa lakuin ini semua agar kamu tidak sengsara agar semua yang kamu butuhkan selalu terpenuhi. Doa Papa hanya satu kamu jadi gadis kuat seperti Mamamu." Sang papa mengecup dahi putri kecilnya yang sekarang menginjak remaja itu dan berlalu pergi dengan hati pilu karena telah membohongi orang yang sangat dicintainya itu, Agatha belum sepenuhnya tidur, ia masih bisa mencerna dengan baik apa yang papanya ucapkan, salah satu yang ia butuhkan bukan hanya materi namun lebih dari itu adalah kehadiran dan kasih sayang papanya.
********
Sekolah Bima Garuda akan mengadakan Pentas Seni, bazaar, juga acara ulang tahun sekolah yang disertai acara persahabatan antar dua sekolah. Agatha mengusir pikiran tentang acara OSIS dan mencoba fokus pada pelajaran Sejarah yang diterangkan oleh Pak Satya tentang bagaimana pejuang Indonesia merebut kemerdekaan, tokoh-tokoh pahlawan yang membuat Indonesia dapat berjaya sampai saat ini.
"Ssstt.." seperti ada suara yang mengganggu pendengaran Agatha.
"Gatha!" Bisikan itu lagi sungguh membuat konsentrasi Agatha terganggu.
"Apaan sih Ris?" Agatha kesal.
"Ini gue Aldo." Suara bariton itu, air muka Agatha berubah ia menjadi tegang dan yang lebih anehnya untuk apa Aldo duduk di tempatnya Riska.
"Lo ngapain sih?" tanya Agatha kesal.
"Gue mau minta maaf soal kemarin." Aldo tersenyum salah tingkah.
"Tha, Do jangan berisik dong gue gak kedengeran suara Pak Satya kalau lo berdua nyerocos terus." Ratih teman sebangku Agatha kesal, teman sebangkunya saja kesal bagaimana dengan Agatha.
"Feb, si Riska ngapain pindah sih?" tanya Agatha pada Febri yang ada disamping Aldo dan Febri mengangkat kedua bahu bukan karna tak tahu melainkan mendapatkan pelototan dari orang disampingnya.
"Gue sms lo kemarin, tapi kok lo gak bales?" tanya Aldo lagi sambil pura-pura menulis.
"Ternyata lo yang sms gak jelas? Dasar gak punya kerjaan." cerocos Agatha lagi-lagi dan di balas Aldo dengan menghela nafas.
"Bilang aja lo gak punya pulsa buat bales!" Aldo dengan santai berbicara seperti itu seakan tidak bisa menebak reaksi Agatha.
"Apa?! Maksud lo apa?" tanya Agatha cukup kencang sehingga membuat satu kelas melirik ke arahnya dan lebih parahnya.
"Iya Agatha, apakah penjelasan bapak kurang jelas? Sampai kamu harus berdiskusi dengan Aldo?" sindir Pak Satya dengan nada yang menjengkelkan membuat Agatha tersenyum kikuk.
"Sekali lagi bapak dengar ada yang berisik silakan keluar!" Tegas pak Satya membuat Agatha semakin kesal dengan cowok di belakangnya ini.
*******
Sekarang sekolah sudah sepi yang tersisa hanya anggota OSIS yang akan mengadakan rapat membahas acara ulang tahun sekolah dan juga acara persahabatan dengan SMA Nusantara.
"Selamat sore semua, terimakasih karena telah meluangkan waktu untuk rapat kita kali ini." Ucap Agatha membuka rapat yang dibalas anggukan oleh anggota OSIS lain.
"Jadi saya akan membahas mulai dari ketua pelaksana juga bagian lainnya, hingga tema, di samping itu juga akan ada pelantikan OSIS baru untuk membantu kita sementara kelas 12 sibuk mempersiapkan ujian." Agatha memulai rapatnya dengan aura ketegasannya.
Rapat berlangsung lancar sampai tema sudah diputuskan oleh seluruh peserta rapat. "Jadi kita putuskan temanya 'Berkreasi! Berkarya! Bekerja!'"dengan lantang Agatha menyimpulkannya setelah rapat selama dua setengah jam.
"Saya minta calon kandidat untuk anggota OSIS periode ini dari masing-masing kelas dua orang, tolong persiapkan kandidat dengan baik karena waktu kita tinggal 6 minggu lagi. Masing-masing bagian juga segera melaporkan budget juga segala yang dibutuhkan kepada Putri selaku bendahara. Saya rasa rapat kali ini cukup, mari kita tutup dengan berdoa. Berdoa mulai."
"Selesai."
*******
"Udah selesai rapatnya?" tanya seseorang sambil membuang rokoknya ke sembarang arah, suara itu membuat Agatha terdiam dipintu 'deg' ngapain lagi cowok yang paling tidak ingin dilihatnya sekarang berada di hadapannya lagi dan lagi.
"Kalau ditanya ya dijawab, kecuali kalau bisu."
"Lo ngapain sih? Janji lo gak mau gangguin gue lagi kan?" pertanyaan itu menohok Aldo.
"Mau nganter lo pulang lah." Dengan santai Aldo berkata seperti itu di balas Agatha dengan memutar bola matanya, Agatha maju beberapa langkah langsung menginjak-injak puntung rokok yang dibuang Aldo sembarangan.
"Lain kali mikir sebelum bertindak!" teguran keras itu langsung diarahkan Agatha kepada Aldo di tambah tatapan tajam nan sinis dari perempuan itu.
"Ya maaf, gue gak sengaja kali." Ucap Aldo santai.
"Ketidaksengajaan lo bisa bikin nih sekolah kebakar!" kata Agatha lagi setelah itu suara dentuman kencang terdengar.
Agatha dan Aldo sama-sama bingung mendapati semua anggota OSIS jatuh di hadapan mereka.
"Lo sih keberatan." Ucap Sisi.
"Enak aja lo, tuh si Gilang dorong-dorong gue." Ucap Tia tidak terima melihat pertengkaran itu Agatha malas dan segera melangkahkan kaki ke arah pintu gerbang, ia sudah tahu bahwa besok akan jadi bahan gosip tentang seorang bad boy dan Ketua OSIS.
*******
Hari ini Agatha bersiap untuk izin mengantarkan surat yang sudah ditandatangani oleh Kepala Sekolah untuk acara persahabatan dengan SMA Nusantara, seharusnya Eza dan Dirga namun mereka sibuk untuk menghubungi pengisi acara yang akan didatangkan dari luar sekolah jadi Agatha dengan cekatan mengambil alih tugas mereka. Agatha menyesali karena SMA Nusantara sedang mengadakan kegiatan, jadi hanya waktu jam pelajaran inilah yang dapat ia pakai untuk ke sekolahan tersebut bertemu dengan pengurus OSIS disana, beruntunglah jarak ke sekolah tersebut tidak terlalu jauh.
Sekarang Agatha sudah sampai di kelas untuk izin kepada guru yang sedang mengajar. "Permisi bu, saya mau izin untuk mengantarkan surat kepada SMA Nusantara atas permintaan Ibu Ina." Ucap Agatha saat melihat Ibu Nina sedang mengajar.
"Baik Agatha, kamu sendiri?" tanya ibu Nina khawatir.
"Iya bu, gapapa saya cuman sebentar." Agatha tersenyum sangat manis membuat Aldo tak berkedip menatapnya dan setelah pembicaraan itu ia segera keluar kelas dan menyiapkan diri menuju SMA Nusantara.
Agatha sedang merenung bagaimana mungkin dulu ia bisa pura-pura baik terhadap Aldo berusaha mendekatinya agar bisa bersama Kak Alvin, bodohnya ia, sekarang Aldo jadi mendekati dirinya, hidupnya semakin rumit dengan kehadiran cowok itu.
Sementara di kelas, Aldo terlihat khawatir mendengar Agatha pergi sendirian ke SMA Nusantara, mengingat kejadian tawuran waktu itu. "Bu izin ke toilet ya, mules saya lihat rumus fisika." Aldo memegang perutnya sambil menunjuk papan tulis dan membuat satu kelas tertawa di tambah gelengan kepala Bu Nina.
"Yasudah segera kembali." Bu Nina memang guru paling baik dan pengertian, inilah guru-guru yang paling disukai Aldo jadi ia tidak akan bersusah payah alasan untuk bolos.
*******
"SMA Nusantara kok sepi gini sih? Asing banget sekolahannya." Saat Agatha baru sampai di depan gerbangnya, ia sejujurnya takut mengingat bagaimana sang idola di sekolah ini yaitu Kevin sangat suka tawuran dengan Aldo.
Dia jadi bergidik ngeri membayangkan baku hantam antara mereka berdua, sambil mengumpulkan keberanian Agatha berdoa semoga di dalam nanti tidak bertemu Kevin dan gengnya.
"Permisi pak, saya mau mengantar surat undangan dari SMA Bima Garuda." Agatha berbicara sopan kepada bapak satpam namun reaksinya tidak mengenakan, pak satpam itu menatap Agatha dari atas sampai bawah dengan sinis sambil membukakan pintu gerbang baru saja ia ingin menanyakan dimana ruangan pembina OSIS tapi, melihat tanggapan sang satpam ia pun segera masuk sambil mencoba tetap tersenyum masalahnya ia sekarang berada diluar sekolahnya salah sedikit bertindak pasti nama sekolah akan buruk.
"Permisi, kalau ruangan pembina OSIS di sebelah mana ya?" tanya Agatha setelah lima menit berputar-putar di sekeliling sekolah yang tak kalah besar dengan sekolahannya namun anehnya penghuni sekolah ini seperti menatap jengkel serta marah terhadap dirinya apalagi saat melihat seragam sekolah nya sampai ia menemukan cowok yang kelihatannya tidak pandai bergaul sedang duduk membaca buku fisika, cowok itu menatap Agatha ragu.
"Ruang-.." Ucapannya terpotong saat melihat ke arah belakang Agatha, Agatha yang tidak mengerti mengangkat kedua pundaknya bingung sambil terus melihat arah mata cowok di hadapannya sampai ia sadar dengan kode yang cowok itu berikan.
Agatha membalikan badan dan langsung bertabrakan dengan pandangan cowok bermata coklat nan tajam itu, setelah sadar Agatha menjadi gemetar bagaimana tidak sekarang ia dikelilingi oleh sebelas orang yang ia yakini waktu itu ikut tawuran.
"Elo...?" Ucapan Kevin menggantung dan ia mendekatkan wajahnya, itu semakin membuat Agatha risih, dalam hati Agatha teramat takut masalahnya sekarang ia yakin tidak akan ada yang bisa menolongnya.
Next Chapter yukkkk.. ngomong-ngomong Agatha ketemu siapa ya di SMA Nusantara? #AgathaAldo #AgathaAlvin .. yukkk vote dan comment