PRELUDE

By naaadns

418K 19.7K 2.6K

" love you like crazy! " Aku tidak menganggap diriku gila sebelum mengenalmu. Aku normal... sangat normal Ka... More

Prolog
Pencarian part 1
Pencarian part 2
pencarian part 3
Rahasia -bagian 1-
Rahasia -bagian 2-
Rahasia -bagian 3-
Mr and Mrs Scandal -1-
Mr and Mrs Scandal -2-
Mr and Mrs Scandal -3-
Trouble Maker -1-
Trouble Maker -2-
Trouble Maker -3-
Just wild and young -1-
Insert (promotion) suami simpanan
Just wild and young -2-
Just wild and young -3-
You changed my world -1-
You changed my world -2-
You changed my world -3-
Criminal of Love -1-
Criminal of Love -2-
Criminal Of love -3-
Punishment and Loyalty -1-
Prelude...introduce part of characters
Punishment and loyalty -2-
Punishment and loyalty (part 2 complete)
Punishment and loyalty -3-
Please...remember me.. -1-
please ...remember me -2-
Please...remember me -3-
The choice -1-
The Choice -2-
The Choice -3-
Eternity -1-
Eternity -2-
Eternity -3-
Romeo and Juliet -1-
Romeo and juliet -2-
Romeo and Juliet -3-
lose
Almaqhvira (pengampunan)
it's you...
the last....(final) -1-
The last (final) -2-
Prelude season 1 -end-
ekstra and ....
prelude - iridescent and redemption part 1
prelude -iridescent and redemption part 2
prelude - iridescent and redemption part 4
prelude - iridescent and redemption part 5
prelude -iridescent and redemption part 5 / continue
Prelude - iridescent and redemption / part 6-
PRELUDE - iridescent and redemption part 7
PRELUDE - iridescent and redemption/ part 8
prelude-iridescent and redemption part 9

prelude- iridescent and redemption part 3

1.4K 72 13
By naaadns

"Kau hadir disaat waktu tak memihakmu masuk kedalam hatiku..."

-Prelude- iridescent and redemption-

Vanilla pov

Usia kandunganku sudah memasuki lima bulan, sudah lumayan berat menahan dua beban, dan sudah membuatku kerepotan menyiapkan apa saja yang kami perlukan untuk hari special almaqh.

Sebenarnya tidak banyak yang harus kami siapkan, almaqh hanya meminta kehadiran kami tanpa embel-embel lain, tapi aku tidak biasa tanpa membuat sesuatu untuknya.

Cake lemon kesukaannya? Bunga mawar putih dan beberapa salad buah. Semua sudah kusiapkan dengan bantuan gina, apa saja yang bisa ku lakukan, akan ku berikan untuk almaqh ku.

Karena dia selalu memberikan apa yang kami dapatkan dihari besar kami tanpa menuntut balik, seperti hubungan timbal balik, gadis william dan tante claudia itu memiliki peran sangat baik, selalu meninggalkan jejak kenangan indah dikepala kami.

Sesuatu yang diberikan dengan tulus maka kukembalikan pula dengan penuh ketulusan.

Seperti itulah caraku menerapkan sebuah hubungan, dimana yang sudah menyebarkan kebaikkan lebih dulu mereka pun akan menuai dua kali lipat kebaikkan.

...

Yang menarik dari acara almaqh nanti bukan hanya memeringati hari lahirnya atau dimana semua keluarga akan bertemu sapa tapi diacara sederhana itu hebatnya juga dijadikan sebagai pusat badan amal secara sukarela.

Karena setiap kado yang diterima almaqh jika itu berupa uang, almaqh dengan senang hati menyumbangkan hadiahnya, tentunya dengan sopan gadis itu lebih dulu meminta izin pada si pemberi. Wah..siapa yang menolak seseorang melakukan niat baik?

Walau jarang yang memberikan hadiah berupa uang, karena kami juga tahu almaqh memiliki apa yang para gadis inginkan.

Jadi kami terbiasa menyiapkan dua hadiah, uang dan benda fisik. Seperti sudah menjadi tradisi dikeluarga margot.

Aku tidak berharap banyak pada renzo, atau kyle datang..tapi aku akan sangat marah jika salah satu dari mereka tidak muncul!

ya walau begitu aku terus berusaha mengingatkan kedua jagoan besarku untuk hadir sekalipun terlambat.

Kalau imantaka sih sudah jelas. Pangeran kecilku itu akan menurut mengikuti apapun perintah ibunya, dia tidak bisa melawan sekalipun urusan itu menyangkut miss. Helena...

berapa umurnya?! Ingat... Dia masih terlalu kecil untuk serius pada seorang wanita!

bagaimanapun anak-anakku akan selalu menjadi milikku. Entah siapapun yang berusaha memiliki mereka tetap saja aku ibunya yang berhak meminta lebih dulu waktu mereka, lain cerita kalau mereka sudah memiliki keluarga...untuk hal itu aku harus mengalah.

***prelude***

"Mom..bisa bantu aku memilih warna kertas kado yang cocok untuk putri cantik almaqh?" Taka mendongak dari bungkusan besar di antara tangan kecilnya, dua mata indahnya membandingkan dari tumpukan kertas dan bungkusan plastik kado pertama.

Putra kecilku ini selalu excited jika apapun yang berhubungan dengan almaqhvira..bahkan dia bilang almaqh adalah istri idamannya kelak, hmmm...boleh juga seleranya!

"Tentu saja sayang..."

aku tersenyum lalu berjalan mendekatinya. Meletakkan semangkuk bubur hangat ditaburi potongan ayam dan daun bawang dengan sangat hati-hati, sekelibat wanginya menuai komentar taka.

Dia menyibak-nyibakkan tangan kecilnya keudara, menghalau aroma itu singgah kehidungnya.

Taka tidak suka aroma bubur ayam..katanya terlalu gurih dan itu membuatnya mual, dasar taka.

"Maaf sayang...tapi momy sedang ingin makan bubur.."aku berujar lembut sambil menggeser mangkukku agak jauh lebih ketengah, agar aku boleh duduk didekatnya.

Taka mengangguk pelan lalu kembali sibuk merapatkan hadiah berbalut plastik berwarna pink pucat dengan pita putih membentuk tali temali yang cukup mengundang tanyaku.

"Dari mana kau belajar mengikatnya sayang? Itu....sepertinya tidak ada di pelajaran sekolahmu"tanyaku mengerutkan alis. Bertanya-tanya. Bagaimana putra bungsuku dengan tegas menjawab singkat

"dunia"

"Dunia?"
dunia? Apa maksudnya?

Sebelum aku bertanya lanjut, taka seakan tahu kalau aku sedang menunggu penjelasan.

Dia memutar bola matanya lalu menghentikan aksi tali menalinya "oh mom...dunia itu maksudnya dari internet, atau anak-anak jaman sekarang menyebutnya dunia...ya kalaupun dari orang lain atau hanya melihat karya orang lain mereka juga tetap menyebutnya dunia" jelas taka menghela nafas, caranya menjelaskan seperti orang dewasa yang menerangkan pada bocah cilik.

Dan aku dianggap bocah ciliknya. Uhh anak ini.

Entahlah apakah itu benar, kepalaku mengangguk-angguk saja hingga taka tersenyum tipis

"Tapi alangkah baiknya kau menyebut dari mana kau belajar, kami semua sudah dewasa...tidak tahu anggapan kalian dengan sebutan dunia"

"Okay...."

Gemas! Ya aku selalu dibuat gemas dengan tingkah imantaka, tapi itulah keunikkan dia, hanya dia yang menganggapku rekan dikeluarga ini. Rekan adu mulut maksudnya.

Taka seperti renzo yang selalu mencari tahu dengan pemikirannya yang luwas, dan sedikit mewarisi sikap kyle yang kalau sudah punya niat A..dia akan tetap pada pilihannya, sulit digoyahkan.

Kalau untuk sifat ayahnya...dia punya rasa sabar yang akan membuatmu terpikat.

Itulah gabungan taka dari para pria di keluarga al calif margot.

Mereka tumbuh sesuai harapanku dan javier, mereka seperti kumpulan spidol warna warni, mewarnai kehidupanku dengan penuh warna.

betapa aku bersyukur kepada tuhan karena telah mempercayakan para malaikat itu menjadi pelangi dalam hidupku.

...mereka mukzizat dalam hidupku.

Rasanya aku tak pernah bisa menahan wajahku atau sepasang mataku untuk tak mengagumi satu persatu sosok para putraku.

Sampai kekaguman sejenak itu diganggu pertanyaan taka yang belum sempat kujawab.

"Mom kenapa diam? Aku tanya...warna apa yang cocok untuk kertas kadonya?" Aku terkesiap dari lamunanku, buru-buru menekuk keningku, didepan taka terlihat berusaha memikirkan sesuatu. menimang-nimang ke beberapa gulungan kertas kado dengan ragam warna tersusun rapi didalam box berukuran kotak sepatu.

"...mommy juga sedang memikirkannya, umh bagaimana kalau warna putih terang"kataku menjatuhkan pilihan, memikirkan satu-satunya warna favorit almaqh . Putih adalah kesukaannya, ku tunjuk warna yang ku maksud, sekilas taka berfikir lalu menggeleng lagi.

"Jangan putih, pitanya sudah putih nanti tidak ada bedanya" taka mengingatkan warna akan semakin mati jika didominasi dengan warna yang nyaris sama.

Aku kembali mengangguk ragu,
Taka ku memang pintar mencari kesalahan! Walau begitu ucapannya barusan...ada benarnya.

"Ah benar juga...hmmm sayang sekali ya tapi setahu mom selama ini tante almaqh sangat menyukai warna putih, aduh bagaimana ya __"

" kalau hijau muda..?" suara familiar sedikit letih itu muncul dari belakang, pria yang membuat anakku mendongak kaget, taka berdiri dan melesat seperti roket ke arah panutannya.

"Daddy!!!"teriak taka girang, tersenyum super lebar.

Javier menangkap putra kesayangannya dengan wajah cemas namun balas berteriak jauh lebih kencang saking shocknya " taka!!!" Serunya menahan nafas, aku lupa kalau ayah dan anak itu ahlinya membuat keributan meski hanya berdua.

Ingat, mereka combo paling berisik dirumah ini.

***

Sebenarnya aksi gaya hero taka melayangkan dirinya didepan sang ayah terkadang membuat jantung javier sendiri nyaris copot. Takut jika suamiku tak cepat tanggap hingga taka jatuh. Namun...javier juga bukan tipikal ayah yang hambar.

Jadi keduanya selalu sama saja . Heboh

Yah...itulah resiko punya anak super aktif, semoga bayi yang ku kandung kali ini sedikit lebih tenang, lebih rasional dalam berfikir,ehm... maksudku lebih kalem, tapi jangan sepasif renzo, jangan pula sekeras kyle.

Jangan sesensitif javier, dan jangan juga senekat diriku, cukup ketiga kakaknya yang mewakili perpaduan kami. Aku berdoa..selalu berdoa agar bayi mungil ini hadir layaknya malaikat kesayangan kami. Almaqhvira...si pembawa kedamaian.

Duo jagoanku masih berpelukkan seperti pasangan yang dipisahkan bertahun-tahun sampai pelukkannya terlalu erat hingga memancing ujung bibirku terangkat sebelah.

"Sudah mandi?"tanya javier memberi jarak dipelukkan mereka. Menatap putranya dengan lembut

"Tentu saja! Kebersihaan itu visiku dalam menjalani hidup sebagai pria"

"Wow...that's cool man!!!"

Duh Imantaka.....dapat dari mana lagi kata-kata itu???

Senyum bahagia yang selalu kurasakan disetiap menyaksikan sepasang ayah dan anak ini bertemu, senyumku berubah menjadi senyum ketar ketir, takut jagoan kecilku mengoceh tidak sesuai umurnya.

"Dad..apa kau sengaja pulang cepat?"tanya taka, walau pertanyaan kritis tapi melegakan hatiku, taka berharap dugaannya tepat saat memerhatikan wajah javier yang begitu cerah, memancing kedua tangan taka melingkar lebih erat dipundak sang ayah, menunggu jawaban dengan gaya manjanya.

Taka memang dikenal sangat manja (terkadang sih) dilakukan jika ada maunya saja..jadi tipsku jangan mudah terperdaya oleh sikap manjanya. .khusus untuk gina! Dia yang paling mudah terpedaya setelah javier atau william.

Walau begitu bukan sepenuhnya ulah taka, kami semua memang kelewat menyayangi dan sering kali tergiur menggodanya, bahkan keturunan javier yang paling kecil membuat pimpinan margot william iri setengah mati pada putranya karena memiliki imantaka....satu-satunya yang masih polos untuk dijahili, dan juga bisa diluar polos kalau dia digoda tipuan yang sama.

Ingat....imantaka ingatannya sebagus renzo namun sangat pedendam seperti kyle.

Taka....penyerap paling cepat, maksudku...dia paling mudah mempelajari sesuatu. Dan itu mengkhawatirkan kami para orang tuanya.

Javier mengangguk pelan lalu mengusap sayang pipi taka lewat pungung jemarinya kemudian menambahi "ya..karena daddy ingin membantu taka menyiapkan kado untuk tante almaqh"

"...daddy !"mata taka terbinar-binar seperti ibu peri muncul memberikan harapan.

javier berpindah mencubit ujung hidung putranya, membuat taka mendengus sekemudian memajukan bibirnya membalas ciuman javier.Ia mengeratkan pelukkannya jauh lebih erat ketubuh ayahnya sebagai balasan.

"Hanya untuk taka" tarik javier , mengelus ujung hidungnya kepipi taka yang menggeliat geli.

"terimakasih Dad...daddy selalu yang terbaik!"serunya berusaha menghentikan hidung javier.

Taka duduk nyaman diatas pangkuan daddynya, menahan mataku tak lepas mencermati keduanya seperti biasa keduanya terlibat obrolan seperti apa kado dari masing masing untuk almaqhvira. Tawa membuncah javier terdengar begitu gaya bicara taka tak ayal membuatku ikut meringis dan akhirnya mengetuk-ngetukkan jari kedasar meja.

Andai saja renzo dan kyle tidak cepat dewasa..mungkin akan lebih lucu melihat javier dikerubungi jagoan kecilnya.

Selamanya pemandangan ini akan terpatri dalam ingatakanku. Pasti.

...

"Ehm...Kalian lupa ada aku disini?"tanyaku berdeham, mengetuk lebih keras, menanyakan letak keberadaanku yang sejak tadi hanya menjadi penonton, sudah 10 menit berlalu dan mereka asik membahas ini itu tanpa mengajakku bicara.

Satu dari kebiasaan kedua ayah dan anak ini yang kerap memicu rasa cemburuku.

Javier dan taka reflek saling menoleh, ayah dan anak itu sepakat setengah berdiri lalu bergerak maju mencondongkan wajah mereka untuk mencium kedua pipiku.

Ah....

Mereka mencium hangat kedua pipiku.

mereka benar-benar diciptakan sebagai penakluk hati wanita.

Dan aku adalah wanita beruntung itu.

"Kami tidak lupa kalau ada bidadari diantara kami"ujar javier tersenyum lebar, sambil merangkup wajahku dengan belaian sayangnya.

Belaian suamiku itu selalu menyisakan rasa nyaman ke setiap aliran darahku.

Dan imantaka rupanya tak kalah romantis, ia ikut bicara "percayalah...mom akan selalu ada dihatiku sekalipun mom berada jauh dariku"

Ya tuhan...

imantaka ..!

Bahagia menyambar ke seluruh permukaan wajahku , senang bukan kepayang sampai kuraih wajah taka lagi agar mendekat dan mendaratkan ciuman keseluruh wajahnya. terakhir aku memberikan ciuman pada sang empu yang sudah menurunkan karakter manis pada sibungsu.

Javier...

dia seperti hadiah yang tak akan pernah habis ku buka.

Aku menggelayut manja dengan melingkarkan tanganku dilehernya, "daddy yang baik...tolong bungkus sekalian punya mommy ya"pintaku memohon manja, merengek seperti anak kecil minta dibelikan mainan, dulu aku malu kalau harus manja karena itu bukan sifatku. Tapi mungkin karena dorongan bayi...sifat-sifat yang jauh dariku terkadang muncul.

Mata javier menyipit, ia melirik taka yang serius melihat kami berdua dengan pandangan tak rela.

"Mom aku bisa membantumu..tidak perlu meminta pada daddy"ujar taka, berusaha menggeser tubuhnya menjadi penengah.

Aku lupa...kalau taka juga tipikal lelaki pecemburu seperti ayahnya, dia selalu ingin terlihat bisa mengerjakan segalanya untukku.

"Kau saja sibuk dengan punyamu bagaimana membantu punya mommy...acaranya sebentar lagi taka"kataku mengingatkan tinggal menghitung jam sebelum acara almaqh dimulai, walau sebenarnya kado punyaku sudah kubungkus lebih rapi. Sudah kubilang ...aku senang menggodanya!

"Tapi momm..."

Maaf taka...tapi ekspresimu yang seolah lemah pada pilihan membuat mom tak tahan untuk tak menggodamu nak. Maaf ya lil boy.

Javier terlihat mengulum senyum saat taka menggeliat tak rela, lebih tepatnya dia menjadi sebal karena tak bisa mengerjakan semua sekaligus mengingat dia juga butuh bantuan javier.

"Begini saja..taka menyelesaikan keduanya dengan bantuan daddy..bagaimana?"tawar javier, memberi solusi paling bijak.

Tapi dasar taka selalu pada pendiriannya...benar-benar seperti kyle kalau awal maunya dia sebagai hero. Jangan beri solusi apapun yang membuatnya menjadi setengah hero.

"Aku tidak mau setengah-setengah daddy" tuh kan. Benar dugaanku, javier menggerakkan mata bingungnya kearahku.

Bahuku meninggi memasang wajah polos, tanda tak mengerti.

"Kalau kau egois...semuanya tidak akan kelar takaku sayang"kataku sekemudian merasa kasihan pada suamiku yang masih memikirkan cara apa agar taka tidak nyaris plek plek seperti kakaknya. Kyle yang keras kepala.

"Mom...aku sanggup asal diberi kesempatan"

Javier mendecak tawa, kagum mendengar kegigihan taka, hingga ruas jemarinya menggeser kado yang taka untuk mendekatinya.

"Kalau terus mengomel ..semuanya akan dimakan waktu. Ayo selesaikan bersama..."pungkas javier tanpa menyadari cara pandang taka berubah, anak itu terusik kata bersama.

"Daddy sudah kubilang aku yang harus mengerjakan semuanya!"

"Baiklah..kalau begitu lakukan"sahut javier melepaskan kado taka dari sentuhan tangannya. Mengangkat kedua tangan putihnya naik sejajar telinga seperti musuh menyerah.

"Lakukan..."sungut javier, melirikku dengan mata berputar malas dan aku memberi kode untuk mengikuti apa maunya taka.

Sibungsu selain keras kepala...egonya juga tinggi. Khas kyle!

Taka memberengut menarik kado dari tangan javier, mulai sibuk merentangkan kertas kado yang sudah dijatuhkan pilihannya pada warna creamy. Warna diluar perkiraan aku dan javier, sementara dia sibuk dengan karyanya aku dan suamiku mendadak serius melihat tutor kecil kami merangkai maha karya.

Karya dari imantaka.

Javier nyaris tertawa saat taka mulai bingung melipat sudut bungkus kado yang dilipatnya berulang-ulang, berusaha agar rapih, aku dan javier secara bersamaan mengernyitkan alis begitu jemari kecil taka malah merusak tatanan keindahan semula dalam hitungan detik.

Terciptalah gundukkan besar dengan bungkus tak beraturan.

Aku dan javier merapatkan bibir kedalam mulut berusaha mengumpat tawa kami yang makin mengocok perut, sungguh diluar dugaan kalau emosi taka malah menjadi bahan lawakan.

Anak kecil itu terus berusaha sampai sebelah tangannya nampak kesulitan menahan tekanan kado agar tak makin berantakan. Dia melirikku lalu berpindah melirik javier.

Kami hanya diam, memasang wajah sedatar mungkin walau sangat sulit, menunggu kalau dia meminta bantuan. Tapi taka saking terlalu kelewat percaya dirinya, tak kunjung memohon justru melanjutkan semuanya sendiri sampai ujung kado mencuat keluar.

Sebagian ikatan terbuka dan selotipnya lepas, pengaitnya jadi berantakan.

Pfttt....aku dan ayahnya buru-buru menunduk, jangan sampai bocah itu melihat reaksi kami. Dia bisa marah besar.

Aku mengerang menggigit bawah bibirku, mulutku rasanya pegal bertahan dari kekonyolan anakku.

Hasil ciptaan imantaka..itu bahkan lebih pantas disebut bungkus mistery atau karung kentang dipasar.

"Finish ...yah lumayan keren... Next, punya mom mana?"tanya taka menggeser miliknya kesamping, kado itu berdiri tak lagi imbang karena bentuknya yang sudah tak berwujud sehingga jomplang seketika, taka berusaha cepat membenarkannya. Tingkah polosnya sontak membuat kami para orang tuanya sudah sampai batasnya menahan tawa. Sampai aku dan javier saling menyikut satu sama lain, saling mengingatkan...ini ujian sebagai orang tua.

Sebesar apapun kesalahan mereka...jangan pernah menertawakan.

Termasuk apa yang dilakukan putra bungsu kami walau cukup meremas perut dan kamipun menitihkan air mata.

Taka masih meminta milikku untuk dibuat keren menurut versinya. Keren bagi taka adalah kebalikkannya jadi jangan berharap banyak.

"mom...dimana punya mu?"

Astaga..bagaimana menjelaskan kalau punyaku sudah jadi, taka pasti kecewa berat.

Segera kuberi signal pada javier lewat bahasa tubuh agar membantuku keluar, sayangnya kerutan alisku malah dianggap lain.

Javier menghela nafas, membisikkan sesuatu pada taka yang berakhir anggukan taka.

"Mom...aku bersiap-siap dulu ya" kata taka segera turun, semudah itu?

Apa yang dia dengar dari ayahnya???

Perasaanku tidak enak, yah sangat tidak enak. Ketika taka turun dari pangkuan javier kuraih kedua pundak suamiku, "kau bilang apa padanya?"tanyaku memerhatikan taka melangkah dengan tenang.

Akhir-akhir ini mereka sering berbisik.

"Bukan apa-apa"

"Katakan javier! Kau tahu taka tidak mudah dihadapi..."suaraku ditekan namun dengan volume rendah agar tak didengar taka yang nyaris membelok kalau saja javier tak membesarkan suaranya.

"harusnya kau berterima kasih karena aku membantumu menj___"

Benar saja taka menoleh dan langsung kubekap mulut javier dengan ciuman.

Aku memejamkan mata, meringis sambil mengusap-ngusap wajahnya lalu detik kemudian menekan-nekan bagian itu hingga javier mengerang, tahu kalau tindakanku ini untuk tutup mulut.

Dan semoga taka tidak bertanya mengapa aku mencium ayahnya.

"Sakit sayang!"seru javier pelan meringis kesakitan, akupun ikut meringis, sekelibat melirik taka yang setengah berbalik, fyuh benar saja...si pemikir keras itu jadi memerhatikan kami.

Arghhh javier!!! Ini ulahnya!

Takaku mengangkat alisnya memastikan apakah ada yang tak beres, karena sejauh peninjauannya setiap taka diusir...pasti ada hal buruk tengah disembunyikan.

Sebelum di bombardir banyak pertanyaan aku menggapai leher javier, menggelayut manja pada suamiku. Lalu tertawa kikuk.

"Haha...kita harus cepat bersiap-siap, dan dandan sekeren taka, ayo"jeritku tertawa, mengabaikan ekpresi heran taka berbuah keisengan javier. "Jadi apa yang kau bisikkan tadi?"tanyaku lirih.

"Ada deh..."ujar javier lirih lalu balas berteriak.

"Tentu saja! taka kan sekeren ayahnya...ayo!"seru javier semangat, dia menoleh lalu berkedip pada taka.

"Jangan alihkan pembicaraan..."bisikku sekemudian entah kenapa kami berteriak seperti dihutan.

"Anak-anakku memang keren...tapi kalau ayahnya kurasa tidak"selaku tersenyum puas, memancing alis tebal javier menyatu geram.

Javier kembali menatapku,mengerjapkan matanya.

"Itu rahasia kami..yang pastinya kau aman dari keisenganmu menggoda taka"lanjut javier menyambung topik bisikkannya ke taka.

Kami seperti orang gila saling berteriak topik lain demi menutupi topik lainnya...semoga bayi didalam kandunganku tidak shock ibu dan ayahnya berteriak layaknya tarzan

"jadi mereka keren dari siapa? Dari ibunya?"tanya javier mengejek, meninggikan sebelah alis, aku mengangguk cepat sebagai jawaban.

Mengulum senyumku, membalas javier mudah. Cukup ejek dia dan perperangan dimulai.

Tak terima, dia mendesah kasar. Mengeratkan pegangannya dibalik punggungku lalu tangan sebelahnya yang tak terlihat dari arah taka merayap turun meremas kuat bokongku.

Sangat keras hingga aku mendesah meremas bahunya.

"Tapi bokong ini menjadi saksi kalau akulah 99 % penanam gen keren pada anak-anakku, ibunya cuma 0.1... "balas javier kembali membahas tentang siapa lebih berpengaruh pada putra kami.

Segera ku tutup mulut liar javier, taka bisa mengingat ucapan ayahnya. Dan aku tak mau itu menjadi sejarah taka kelak membahas peran bokong dalam hidup mereka. Javier sialan!!!

Tapi aku tak tinggal diam, gigiku mengerat kemudian menekan punggung leher javier hingga suamiku melotot tegang.

Titik terlemahnya...dia akan bereaksi jika disentuh bagian itu satu hal yang baru ku tahu setelah kami menikah, nampak javier berusaha keras menahan suaranya tetap stabil karena diujung sana taka masih mengamati, tidak sendiri karena gina sudah berada dibelakangnya ikut menyaksikan adegan gila para majikannya.

Aku mendesis, menyipitkan pandanganku "singkirkan tanganmu...kalau tidak mau taka tumbuh dewasa sebelum waktunya"kali ini aku berkata pelan.

"...pelajaran seks sejak dini itu sudah harus diterapkan dari kecil vanilaku!" Seru javier bersuara tinggi, kami sejenak lupa membahas apa yang dibisikkannya dengan taka, beralih ke topik mesum yang tak semestinya.

"Tapi javier....tidak dengan frontal didepannya"aku membalas geram, memijat-mijat keras punggung leher suamiku.

"Lalu dimana menunjukkannya? Di kebun? Di kolam renang..atau___"

"Tutup mulutmu! Taka mendengar!!! Tukang rayu!"

"Tukang rayu...?! Enak saja! Kita melakukan atas suka sama suka...jadi disini tidak ada yang merayumu "lontar javier sontak menabuh genderang benci berkilat dimataku.

"ohya ?! Tapi rasanya dulu aku masih sangat polos sebelum kau mengajariku pose ini dan itu!"

"Aku tidak pernah mengajarimu! Itu keluar dari otakmu sendiri...kau lebih mengerikan dariku saat diranjang vanilla! Itu dirimu..."camnya tegas.

Aku meringis kesal, pasti taka menganggap kami orang tua gila. Tapi ya sudah...sepertinya sudah takdirnya taka tumbuh lebih matang dari pada teman-temannya.

"Kalau begitu kembalikan kepolosanku!!!"seruku menyambut pertikaian kami sebelum ke pesta.

"Mana bisa!!! Memangnya aku tuhan..hah?!"

"Kalau begitu jangan membual!"

"Merekalah hasil karya kepolosanmu vanilla"unjuk javier, mengangguk yakin dengan ucapannya dengan membelai wajahku.

Aku mendecak frustasi, memutar malas bola mataku.

"Kalau begitu...mereka juga hasil kekejamanmu padaku diranjang!" Tahan vanilla, ku usap perutku yang mulai tak nyaman.

"Hei. Hei..hei..hei..itu buah cinta, bukan kekejaman!!" Dia menunjuk satu tangannya tepat ke tengah bibirku yang langsung ku tepis.

"Ohya...dengan hasil merayu gadis polos sepertiku, ...andai ketiganya tidak ada...kau pasti merayuku sampai mereka muncul lagi!!!"astaga...mulut ini mulai ngawur, aku bicara apa sih?? Aku harus hentikan ini. Pembicaraan kami memang konteks mulanya bercanda...tapi kalau sudah terbakar emosi bisa berbahaya.

Sayangnya...walau aku menjaga, javier sangat menikmati adu mulut ini tanpa rasa bersalah. Lihat bagaimana dia terus melanjutkan kalimatnya.

" sudah kubilang tidak ada yang merayu! Lagipula bagaimana caranya memutar waktu? Renzo, kyle dan taka dengan badan sebesar itu...memangnya muat dimasukkan lagi keperutmu? Hah!?"kedua alisnya terangkat, dengan gaya menantang.

Sialan....!

"Kau.....!!!"aku tidak tahan lagi!

"Apa? Memang benarkan...diperutmu saja sedang proses hasil karya ke empat masterpiece ku sebagai pria sejati..seharusnya kau berterimakasih vanilla"dia tersenyum bangga, membuat darahku berhalu cepat ke satu titik dimana kesabaran itu hilang.

Berterimakasih untuk karya masterpiecenya...??? Ya Tuhan. suamiku sepertinya lupa kalau wanita hamil itu sensitif...! Dan dia mengharapkan perang dunia ke tiga!

..

Tanganku mengerut, dibagian telapak berkeringat. Emosiku sudah naik memenuhi ubun-ubun menghadapi mulut menyebalkan javier berkoar seperti pletasan meledak.

"tutup mulutmu javier!"
Setelah tenagaku terkumpul, dan javier tetap berkoar.
Terus melanjutkan perperangan tanpa mendengar peringatanku.

Detik itu juga, api yang membakar emosiku meledak, suamiku akan menyesal! Karena lawannya bukan cuma satu...aku dibantu tenaga si jabang bayi mendorong keningku membentur keras kening javier hingga pria segagah itu dalam sekali dorong terjungkal kebelakang.

Rasakan!!! Itulah kalau melawan orang hamil! Dia hancur dari karya masterpiecenya sendiri!!!

Taka menghela nafas jengah, dia memutar malas bola matanya melihat aksi adu mulut dan adu tenaga antara mom dadnya.

Anak bungsuku menoleh kearah gina yang mengerjap kaku menyaksikan adegan duel para majikannya, wanita itu memilin-milin cemas jemarinya, melayangkan tatapan kasihan pada javier.

"Gina..."

"Ya...?!" Gina nyaris meloncat

"Kau baik-baik saja?"
....

"Umh...ya aku baik-baik saja"jawab gina miris, matanya masih tertuju pada javier yang menjengkang disudut dinding. Entah masih bernyawa atau tidak

"Baguslah...oh ya, anggap yang kau lihat tadi adalah adegan fatarmogana antara tikus melawan kucing nakal ditempat yang sangat panas, ah..! dan kau juga harus tahu... kalau aku keren karena aku memang terlahir untuk keren... bukan dengan alasan lain"ujar taka tersenyum tipis sampai lesung pipitnya terlihat tanpa berdosa.

sikecil yang cuci tangan menyimpulkan kalau aku dan javier bukan akar dari ke kerenannya.

Sungguh keterlaluan imantaka!!!

Ayahnya sampai nelangsa dan hancur ditanganku, tapi dia malah menyelamatkan dirinya dengan pencitraan???!!!

Benar benar mahakaryaku dan javier yang paling menguji....!!!

***prelude- iridescent and redemption***

"Hai...." javier lebih dulu

Diikuti aku dan taka ikut saling menyapa, berbaur dalam keramahan ditengah margot.

Dimana aku dan jagoan kecilku bersama ayahnya berdiri tegak melewati puluhan karangan bunga mawar putih dengan pita dan lampu lampu kecil menghias buket bunga raksasa, menyambut dimuka pintu bersama para pelayan margot serta kepalanya handre jose yang sudah lumayan tua namun tetap gagah, ia tersenyum lebar memberikan hormat sampai garis matanya seakan hilang.

"Hallo tuan muda taka"sapa handre jose tangannya memberi gerak hormat yang taka sambut selayaknya captai membalas hormat pada ajudan "hallo pak tua"sapanya riang membuat handre merendah, nampak membisikkan sesuatu.

"Tapi kau sudah tua ma bro.. lihat uban dikepa___"

Mataku membesar dan javier segera membekap mulut putranya, tersenyum super lebar dengan alis mengerut "ha ha...jaga mulutmu taka"ujarnya campur gelak tawa. Memancing gelak tawa yang kubuat buat riang ikut menutupi kelancangan imantaka.

Dia memang polos sepertiku...tapi kelewat polos!

Taka menggeliat tak nyaman berusaha lepas, bocah ini memberi signal bertanya padaku dan javier mengapa kami melakukan itu.

"Dimana ayah dan tante claudia?"alih javier cepat menoleh kesekeliling, handre yang sempat tertawa melihat ulah taka mengarahkan tangannya kearah taman, "beliau ada di taman tuan..."

"Kalau begitu kami kesana"kataku angkat suara, mengambil alih taka untuk maju. Menggiring sikecil melewati handre jose, menjauhkan monster kecil kami yang suka mengkritik apapun.

"Jadi dia itu ma bro mu?!"tanya javier menggelengkan kepala, tak menyangka pada putranya.

"Iya...dia ma bro kalau sedang keren"

"Tapi kau menyakiti hati mabro mu...kau tidak mengatakan itu lagi nak..itu tidak sopan"

Ku usap perutku yang berjalan dibelakang mereka, senang sekaligus sedih karena taka mengangguk patuh tapi dari kilatan matanya, taka masih ingin mencetak masalah lainnya.

Oh Tuhan
.....

Kami hadir tepat waktu dengan balutan pakaian yang cukup lembut dimata siapapun.

Aku mengenakan longdress abu-abu cerah dengan sabuk mutiara kecil menjuntai sebagai pemanis diperutku.

Sementara Javier dan imantakan selalu serasi dengan padu padan suit putih, dasi kupu-kupu berwarna senada gaunku lalu rambut keduanya di atur kebelakang. Wow...mereka selayaknya pengeran di ruang dansa.

Ya...tema ultahnya memang sederhana tapi ketampanan javier dan putraku cukup mubazir kalau hanya memakai pakaian biasa...dan lagi mereka sendirinyang request untuk pakaian formal disetiap acara margot.

Kepalaku mengadah ke sekitar ruangan yang disetiap sudutnya terhias beberapa meja kecil dengan hidangan manis tersaji.

Ada bertumpuk macaron membentuk pyramid dengan beragam warna dan varian rasa, aku mencoba satu yang di ukir bunga mawar, mataku membelalak merasakan potongan itu meleleh dilidah, manisnya pas tapi rasa vanillanya benar-benar enak dan tidak buat enek, krimnya padat tapi soft.

tania salah satu chef pastrie handal disini memang juaranya menuai pujian para tamu margot, termasuk diriku yang langsung menyambar tiga macaron sekaligus. Salahkan bayi ini kenapa dia menjerit untuk makanan enak!

Javier menoleh demi menyeimbangkan langkahku, matanya beringsut turun ketanganku.

Dia berjalan mundur lalu memajukan wajahnya, Remah yang ada disekitar mulutku disapunya dengan belaian lembut "sayang ...dokter bilang, imbangi makan manis untuk kondisi bayi kita. Cukup dua..."katanya lalu mengigit sisa maccaron yang setengah kumakan di jemariku.

Katakan saja dia memang senang menggangguku, mirabel bilang aturan gula selama itu wajar tak masalah. Lagipula aku baru makan dua maccaron mini, dasar javier.

Kalau dilihat dari banyaknya tamu, Sebenarnya...ulang tahun almaqhvira kali ini lebih meriah dari biasanya dan sedikit berbeda.tumben mengingat almaqhvira lebih suka kesederhanaan yang hanya melibatkan para keluarga. Tapi kali ini...ada banyak wajah asing mengisi ruangan besar margot.

Apa claudia atau william yang sengaja membuat berbeda?

anak gadis mereka memang jarang muncul dirumahnya, tapi tahun lau dia dengan riang menyambut kami dimuka pintu menggantikan posisi handre jose. Mengajakku menjelajah ke setiap cake buatannya hasil tutor tania, tersaji dimeja kecil diberbagai sudut.

Namun yang kutemukan saat ini, lumayan menuai banyak tanya.

Ada banyak wartawan menyorot diluar pagar margot memang sudah biasa, karena gerakan margot adalah topik paling laris dimedia.

...mataku masih belum biasa menemukan pemandangan berbeda, ku kira hanya aku. Javier dan taka sama-sama terpaku melihat ke beberapa bingkai baru berdiri kokoh.

Dinding disebelahku, ada foto javier asli dan ibunya mariana tersenyum tipis bersama william dibelakang mereka memasang senyum khas nya, cukup mengerutkan alis javier. Dia tidak benci...hanya berfikir apakah william benar-benar tak masalah mematri kenangan lama pada keluarga barunya?

Mata kami bergerser pada foto suamiku dengan william bediri sejajar lalu ditengahnya mariana tersenyum anggun, sekilas javier terpana. Untuk foto yang itu memang sudah lama terpasang namun tetap menarik perhatian karena foto itu nampak lebih bahagia dibandingkan foto sebelumnya.

Seperti membaca kisah para margot lewat dinding, setelahnya ada william merangkul mesra claudia dipelukkanya, kemudian foto almaqhvira bersama brynn dalam gaya awkward. Almaqhvira tersenyum lebar bak bunga merekah di pagi hari tapi brynn...dia merusak bunga itu dengan sorot mata elangnya yang bagaikan bayangan horor.

Ku telan ludahku...andai saja brynn mau tersenyum sedikit saja ...ketampanannya tidak akan mubazir.

Serentak aku dan taka menganga saat foto yang diambil dua bulan lalu, foto itu dicuri diam-diam dan diabadikan kebiasaan memotret william lewat moment paling menguji emosiku. Dimana imantaka bermain dengan kelincinya dan kelincinya loncat keatas cake buatanku untuk renzo saat kami memutuskan merayakan dirumah margot.

Kupandangi javier menyipit heran kemudian tertawa ringan, dia berfikir mungkin ayahnya terlalu menyukai imantaka sampai foto sikecil dijadikan maskot, bayangkan Foto itu berukuran lumayan lebih besar dari foto lainnya.

Hingga taka tersenyum miring mengingat keusilan jack kelinci hitam kesayangannya yang tinggal nama merusak kue renzo.

Tepat disampingnya ada gambaran keluargaku, aku dan javier bersama ketiga putra kami berdandan ala cowboy family menunjukkan atmosfir paling berbeda dari foto keluarga lainnya, sekilas aku mengulum tawa, menutup mulutku dengan alis terangkat kagum pada javier.

Javier mengusap perutku menampilkan senyum memikat diwajah tampannya, Kurasa...gambaran itu sangat tepat mengingat keluargaku benar-benar tipikal tanpa basa basi yang cuek seperti cowboy namun memiliki kebahagiaan yang sulit dijelaskan...atau ditandingi keluarga manapun.

"Ayo..."ajaknya menggenggam erat tanganku, membawaku dan sikecil melewati berbagai tamu undangan yang juga sibuk melihat ruangan margot tak ubahnya museum.

Bedanya...museum disini berbuah sejuta tanya, bagaimana keanggotaan margot terbentuk dari banyak kepala dengan jalinan darah berbeda.

Seakan...william ingin mengatakan pada dunia, keluarganya saat ini adalah kebanggan yang dia miliki. Kesuksesaanya dalam meraih hidup...bagi william kehadiran kami jauh lebih berarti dibandingkan popularitas margot.

....aku tahu itu. Bagaimanapun...william tahu bagaimana caranya mencintai, dia mengajarkan pada putranya untuk menyatukan kami dalam satu ikatan kasih sayang tanpa putus.

Well...we are family, we don't care what people said about us. Cause we love each other. Thats why margot still belong together

....

"Taka....!!!" Seru william bersorak begitu matanya menemui sosok taka, dia berlari meninggalkan claudia yang sontak menoleh ke arah kami.

Aku melambaikan tangan pada wanita yang malam ini terlihat makin keibuan, dia tersenyum lebar membalas lambaian tanganku.

William menarik tangan taka dari javier, segera mengayun tubuh mungil pangeran kecil kami ke atas.

Matanya selalu terbinar-binar jika taka ada didepannya, william seperti anak kecil saat bersama taka, dia terlihat sangat bahagia. Wajahnya sampai memerah saking terlalu senangnya.

Namun tidak dengan taka, william adalah alasan pertama taka enggan masuk ke rumah margot. Dia paling bencil harus diperlakukan berlebihan, aku dan javier berusaha mengingatkan pada taka tentang janji kami sebelum datang.

"Aku akan bersikap manis pada siapapun termasuk kakek william...aku tidak akan membuat masalah sampai acara selesai"

Deal!!!

Dan sebagai balasannya.. acara makan bersama miss. Helena dan tiket nonton coldplay band favorit imantaka serta kepatuhan javier selama seminggu menemani taka kemanapun dia mau pergi.

Ya....putra bungsu kami tahu caranya bernegoisasi dengan baik, walau dibagian makan dengan miss helena tetap aku dan javier akan duduk disana walau dimeja berbeda.

...

Imantaka menggeliat resah begitu wajahnya diciumi dari kening, hidung ke kedua pipi tembemnya lalu berakhir dipuncak kepala.

William nampak puas, dia memeluk taka erat-erat, mengusap kepala putra kecil javier dengan gemas.

"Kau semakin besar nak..."puji william mengamati pertumbuhan taka, mencermati detail wajah taka sampai taka sendiribmemutar malas bola matanya, aku dan javier kembali menjadi pengendali sikap tidak kesopanan taka.

"Taka...."sela javier pelan.

Namun william nampak tak perduli, justru sikap acuh taka makin membuatnya sayang bukan main. Pria yang dulu pernah menjadi masa laluku akhirnya menyadari menantu dan kehadiran putra pertamanya javier.

Dia kembali mengumbar senyum lebar,senyumnya seperti biasa membuat beberapa mata disekelilingnya meleleh, sekalipun menua..william masih sanggup membuat wanita disekitar kami mencuri perhatiannya.

Seakan...umurnya tak menjadi penghalang william menjatuhkan banyak hati wanita. Bukan karena hartanya...tapi ku akui pria ini punya daya tarik yang mengerikan.

Sayangnya tidak mempan buatku, karena mata dan hatiku...hanya tertuju pada javier. Pria disampingku yang sudah mengunci hatiku kurang lebih 20 tahu lebih lamanya.

Wajah javier menempel bergantian dipipi william memberikan salam hangat, " taka berat ayah..."katanya mengingatkan bagaimana Javier kewalahan merasakan beban putranya semakin lama semakin bertambah.

Jangan sampai beban itu membuat william tidak bisa jalan besoknya, william menggeleng sambil mengusap kedua bahu taka.

"Aku malah merasa sedih kalau tak bisa menggendongnya"ujar william lagi-lagi wajah cerianya dinikmati banyak tamu undangan.

Seorang william tak mudah menunjukkan sisi bahagianya, aku dan javier tahu kebiasaannya itu. Tapi lain hal jika dia sudah dipertemukan taka, lupakan sikap dingin yang mendominasi wajah william ....karena tak berlaku kalau taka hadir didepan matanya.

Javier mengusap belakang rambut taka lalu turun menapakkan sisi tangannya dibahu putranya.

Seolah ..walau taka berada ditangan manapun, tangan javier akan selalu menjaga taka dari tangan manapun.

Walau javier tak menyaksikannya, ujung bibir taka terangkat penuh kebahagian, hubungan taka dan javier lebih kental dibandingkan hubungan margot manapun.

"Hallo...vanilla"sapa william, aku yang sempat terhanyut pemandangan buah hatiku dan ayahnya terperanjat.

Lupa kalau william pasti menyapaku "ha..hallo..."walau terbata-bata kuselipkan senyuman tipis.

Mataku mengerjap begitu mata william turun mengembara kebagian perutku, beberapa detik dia terpaku. Membuatku tak nyaman...beruntungnya javier tak melihat dan tante claudia masuk ke tengah obrolan.

Tante claudia melesatkan ciuman pertamanya pada pipi javier tanpa canggung lagi, kemudian mencium kening taka lalu matanya menjurus keperutku kemudian perlahan naik ke wajahku.

Dia...wanita hebat yang selalu ku kagumi, kami seperti william dipertemukan taka. Bedanya aku dan tante claudia saling menyukai.

"Vanilla.....!!!" Jeritnta buru-buru menghambur kepelukkanku, sangat erat hingga javier dan william berseru

"Hati-hati...."

Alis claudia terangkat, aku mematung mendengar javier dan william bicara dengan nada dan kalimat yang sama.

"Tenang saja...aku tahu kok"sahut tante claudia mengedikkan bahunya lalu melanjutkan pelukkan erat namun agak renggang dibagian perut.

Kedua tangannya merangkup wajahku demi mencium kening dan pipiku.

"Semakin cantik saja kau vanilla" ujarnya seketika membuatku mengusap perut.

"Dia yang membuatku terlihat cantik..."kataku bangga. Kebanggaanku sebagai ibu, benar kata orang. Saat hamil...kau akan terlihat berbeda.

"Yah kau benar" kamipun tersenyum menyetujui cantik terpancak bukan dari makeup. Tapi dari hatimu...

Claudia mendaratkan hati-hati jemarinya ke perutku, merasakan detak keberadaan si bayi.

"Dia...beruntung memiliki ibu sepertimu"gumam tante claudia melirik javier "kau juga...ayah yang hebat javier"sambungnya mengimbangi pujian untukku dan javier.

"Ya kami sangat beruntung"balasnya masih mengusap bahu taka yang gemetar saat william menceritakan bagaimana taka dulu pernah mengompoli jas kesayangannya.
Topik yang menujukkan sifat kekana alamiah taka...tapi sangat dibenci taka jika ada yang mengingatkan, dan buruknya william demi mendapatkan hati taka malah memancing emosi sikecil.

"Yah...aku dan javier beruntung dihadiahi empat malaikat " ku ulurkan tanganku untuk mengusap belakang rambut taka.

Tentu saja kami beruntung, walau selalu diwarnai pertengkaran yang tidak penting, tapi javier selalu ada disampingku.

Dia partner terbaik dalam hal apapun...dia membuatku merasa hidup disetiap harinya.

Aku tidak bisa membayangkan jika saat itu ego memenuhi hatiku lalu kehilangan javier.

Tidak akan ada taka..renzo, kyle atau buah cinta diperutku.

Ohya ..satu yang inginku tanyakan sejak tadi.

Namun pertanyaanku keburu di serobot javier "ohya...dimana gadis kesayanganku? Dia...seharusnya disini kan?" Tanya javier matanya beredar kesekeliling.

Aku mengangguk menanyakan kehadiran almaqhvira sejak tadi belum tercium batang hidungnya.

Padahal tamu undangan sudah cukup banyak, ada banyak ceo muda dan keluarga mereka berkeliaran menantinya, hmm...apakah ini taktik claudia membuat acara amlaqhvira tahun ini berbeda. Mengingat umur gadisnya sudah masuk ke tahun 26 tapi sicantik tak menunjukkan minatnya pada pria manapun.

Lumayan...walau sedikit mencolok.

"Dia sedang menunggu temannya di rias"jelas tante claudia, mengambil segelas cocktail ke pelayang yang lewat.

"Temannya?"tanya javier bingung.

"Ya...teman pertamanya, charlotta.."ungkap claudia nampak bahagia.

Javier berusaha merasakan kebahagiaan claudia, walau gimik wajahnya berkata lain.

Selain dikenal tak ada pasangan..almaqhvira juga dikenal tidak pernah menunjukkan seorang teman dalam hidupnya, aneh...tapi kabar dia membawa teman memberi kemajuan positif. Mungkinkah...kegelisahan javier pada almaqhvira akhirnya berakhir.

Gadis itu mau membuka hati untuk seorang teman...jadi ada kemungkinan membuka hati untuk pasangan hidup, semoga.

Karena membicarakan almaqh...gadis sejak dulu hidupnya sangat sulit ditebak.

Dan akhir akhir ini dia sering menghilang, terakhir kali...aku melihatnya berada di acara renzo birthday. Percayalah...almaqh menjadi saksi bisu kebahagian putraku, dia tak banyak bersuara...namun kala itu tanpa sepengatuan yang lain..hanya aku yang tak sengaja melihat dan mendengar..putri william terlibat cek cok dengan putri kakakku. Regisa.

Sejak saat itu...almaqh seakan menarik diri dari peredaran margot, dia seperti punya cerita yang tidak disadari javier atau william. Mungkin....claudia merasakan apa yang kurasa, karena dia ibunya.

"Hallo...javier" tiba-tiba suara wanita menyisip ditengan alunan denting piano karya yiruma.

     "Hallo semuanya"lanjut suara pria ikut menyapa

Aku dan suamiku serta yang lain menoleh kearah suara sangat lembut, suara yang memecah keheningan.

Suara itu...

"Jean...?" Javier tertegun, matanya tetap tak siap kala melihat wanita yang dulunya menjadi cinta pertamanya nampak anggun. Berdiri bersama putranya diose, seperti biasa tanpa james.

Aku senang kami berkumpul...tapi aku benci ketika jean dan javier bertemu.

Keduanya selalu tenggelam dalam pandangan yang sulit ku artikan, hingga secara alamiah jemariku bergerak masuk kesela jemari javier.

Meremas jemari suamiku.

     "Hallo jean...hallo diose" balasku dengan volume penuh. Claudia dan william ikut menyapa, kami semua menampilkan senyum terbaik yang kami punya.

Sampai seketika pemain lainnya datang...ketukkan demi ketukkan suara  heels berdenting membentur marmer yang tak sepenuhnya dibalut karpet.  Kemudian suara itu hilang saat menginjak di area kebun, tepat diarea pusaran margot berkumpul.

Mataku mengerjap senang namun tidak pada tante claudia, dia membeku begitu mendapati lorina dan regisa muncul beriringan.

Mereka datang dari jauh sekali dan itu mengejutkanku, tante claudia mencoba tersenyum ramah seperti senyum yang kutampilkan.

Aku menggapai lengan lorina, dia begitu indah dan sulit dijelaskan betapa lorina benar-benar mewarisi kecantikkan ibunya.

     Dulu kalau cateluna sangat cantik, tapi lorina...jauh diatasnya. Claudia ketar ketir mengingat acara ini disiapkan untuk almaqhvira...tapi bukan untuk lori yang dalam waktu kurang satu menit berhasil menghypnotis pandangan kagum serta bertanya-tanya para pengusaha muda.

     "Tante....om...semuanya apakabar"lorina memelukku lalu mendaratkan ciumannya kewajahku. Dia menyapa yang lain tapi tidak dengan mencium mereka, sementara adiknya regisa. Si tukang mengomel hanya tersenyum tipis ...kurasa hanya dia yang benci salam formalitas.

"Hai lori...hai regi"william tetap dengan gentle menyapa kedua putri kakakku, kedua wanita belia yang kini beranjak dewasa namun sepertinya  para gadis ku ini masih sulit menerima kenyataan kalau william adalah mantan pria ibunya, hingga mereka membalas sapaan singkat "hai" tanpa minat.

Tentu saja perkumpulan ini selalu membuat satu dari kami mendadak canggung, untung saja tante claudia ...wanita tegar itu tetap pada karakternya sebagai wanita yang punya sifat berbaur. Dia berusaha melumerkan suasana dengan berbagai topik menarik, aku dan javier berusaha menyelami topik makanan ditempat ini.

Kami berusaha...namun javier kesulitan bicara saat jean selalu menatapnya serius dari balik bahu putranya.

Dan aku menyadari apa yang dilakukan wanita itu pada suamiku, walau ketidaknyamanan itu bukan punyaku saja. Meski terlihat bahagia...jantung dari ibu almaqhvira itu nyaris copot saat matanya melihat sosok yang muncul berikutnya.

      "Hai........"

Kalau bukan karena hadirnya kak cateluna, mungkin pesta akan jauh lebih hambar. Tapi....caranya berjalan seperti duri yang disebar dikeluarga william, kakakku datang juga tanpa shawn.

Yang membuat kondisinya berbeda dari jean, dia secara frontal melangkahkan kakinya mendekatiku, memciumku kemudian menyisip ke sisi javier dan berdiri tepat disamping william.

Kakakku tersenyum sumringah, dia berkata hal paling gila.

     "Selamat malam semuanya...untuk wanita-wanita cantik disini dan dua pria yang pernah membuat kami para wanita bertekuk lutut"

Ya Tuhan.... ucapan cateluna sekelibat meronakan wajah javier dan william.

....fix, aku butuh udara.

Kakakku....

Wanita ini masih juaranya dalam membuat masalah.

Masalah besar


Continue




Continue Reading

You'll Also Like

235K 16.6K 29
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
1M 46.9K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
352K 31.5K 31
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...
1.6M 134K 29
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...