2. JEALLOVE (PART 1, 2 & 3)...

By SugaMinNa

1.3M 180K 83.5K

Cerita kedua SugaMinNa SUDAH DINOVELKAN PART 1-50 (20 Juni 2018) SUDAH DINOVELKAN PART 51-100 (18 Februari 20... More

Bacot SugaMinNa!!!
NI NA
YOON GI
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Lagi!
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
😈😀😑
40
41
42
42
43
44
45
Berita Mengejutkan SugaMinNa
46
47
48
49
50
51 (PART 2)
52
53
54
!
55
56
MinNa Memutuskan Berhenti Menulis :')
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
Info Novel Jeallove
72
73
74
74
75
76
NOVEL READY STOCK
76
Cover Novel Jeallove pt 1
77
78
79
80
81
82
83
Apa Perbedaan PO dan Ready Stock
84
85
Plagiat?
😑
85-86
87
89
Info
PO JEALLOVE PT2
90-100
101 (PART 3)
102
103
104
105
Lagu
Pemenang
106
107
108
109
110
111
112
113
PROMO AKHIR TAHUN!!!
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
JEALLOVE PT 2, PT 3 dan ULUT OPEN PO
JEALLOVE PT 4
151
DISKON BESAR-BESARAN & HADIAH MENARIK LAINNYA
JEALLOVE PART 5

1 (PART 1)

60.9K 3.8K 946
By SugaMinNa

JEALLOVE = JEALOUS AND LOVE

Hai... SugaMinNa balik lagi sama cerita kedua aku setelah Do not trust fate. Kali ini aku bawain cerita yang unyu-unyu ngegemasin gitu. Jadi selamat menikmati saja.

Kecup basah dari Yoongi :*****

***

"Lama-lama aku bisa gila jika terus begini." Han Ni Na menggerutu sendiri sambil menjambak rambutnya di meja kantin itu.

"Bukankah kau memang sudah gila sejak dulu?" Lelaki berkulit putih pucat yang berada tepat di depannya tersenyum miring.

"Aku mohon jangan mulai lagi!" Lelaki lain yang entah mimpi apa ia semalam, juga ikut dalam perkelahian konyol dua sepasang manusia di depannya.

"Tutup mulutmu Hosoekie!"

"Tutup mulutmu Hosoekie!"

Lelaki yang bernama lengkap Jung Hoseok itu memutar bola matanya malas saat sepasang orang di depannya serentak membentaknya.

"Lihatlah! Bahkan kalian berjodoh dalam hal untuk memaki seseorang." Hoseok berdiri dari duduknya dan melangkah pergi. "Selesaikan masalah percintaan kalian dengan cepat! Aku pergi."

Sekarang tinggalah sepasang manusia yang berada dalam keadaan yang sangat kacau. Seperti asap sudah siap keluar dari dalam kepala mereka.

"Kau masih mau mengelak?" Sang pria lebih dulu memulai pembicaraan saat temannya yang bernama Hoseok itu pergi meninggalkan dirinya dan gadis urakan di depannya ini.

"Aku sudah mengulangnya beberapa kali. Aku sama sekali tidak mengelak, Yoongi-ah." Gadis itu mengacak rambutnya frustasi. "Ia merangkulku waktu itu hanya karna ingin menjitak kepalaku, itu saja."

Lelaki yang sedang dibujuk itu hanya tersenyum miring dan tidak percaya sama sekali dengan penjelasan gadisnya.

"Salahmu sendiri tidak mau menjemputku. Jadinya aku melarikan sepeda mahal milik Seokjin Sunbenim untuk pulang." Gadis yang terkenal urakan dengan dandanan yang berantakan itu hanya menjawab acuh pertanyaan Yoongi.

"Sudahku bilang padamu, bukan? Kau bisa jalan kaki atau naik bus saja."

"Heol!!! Kau pikir saat itu tidak panas, ha?"

"Memang kalau panas kenapa?"

Han Ni Na geram setengah mati melihat sikap acuh lelaki di depannya itu. "Aku akan lelah. Lagian akan banyak keringat."

"Seperti kau cantik saja jika tidak berkeringat? Apa salahnya kau panas-panasan? Toh kulitmu juga sudah menyaingi Jong In Sunbenim."

Lihat! Lihat bagaimana mulut lelaki di depannya ini. Rasanya Ni Na sudah sangat tidak sabar ingin menenggelamkan lelaki es ini ke dalam neraka biar sedikit bisa memberi kebaikan pada penduduk neraka. Mulutnya terlalu banyak dosa.

"Hahahhaha... Kau pikir dengan kulit tak berdarah mu itu kau merasa tampan? Tidak!" Ni Na tak mau kalah, ingin membalas lelaki di depannya ini. Untuk kali ini ia harus menang.

"Aku memang tampan. Hampir seluruh gadis di kampus ini menggilaiku. Ku rasa kau lebih tahu itu." Yoongi masih duduk tenang di tempat duduknya yang terpisah oleh meja dengan gadis di depannya.

"Tapi aku tidak sama sekali!" Ni Na tersenyum miring membalas ucapan sok ketampanan seorang Min Yoongi.

"Ya kau benar, kau bukan menggilaiku. Tapi kau begitu mencintaiku. Sampai mati rasanya kau takkan bisa melepaskanku."

Yoongi berdiri dengan angkuhnya. Bahkan para gadis-gadis yang berada di kantin tidak mau meninggalkan moment berharga itu. Jarang-jarang bisa melihat Min Yoongi duduk di kantin dan mengeluarkan suaranya yang seksi itu.

Ada tujuh lelaki tampan di kampus mereka dan Yoongi bisa dibilang menduduki tingkat teratas. Bukan karna yang lainnya kurang tampan tapi karna seorang Min Yoongi mempunyai nilai lebih dari pada yang lainnya. Karisma dan ketenangan. Tetapi mereka semua harus menelan pil pahit. Moment itu terjadi hanya karna satu hal.

Benar! Bertengkar dengan gadis cuek yang sekarang sedang geram setengah mati di tempat duduknya -Han Ni Na.

"Kau lihat saja pembalasanku lelaki es." Ni Na bersumpah dalam hatinya akan mengalahkan lelaki itu suatu saat nanti.

Yoongi dapat mendengar semua ocehan gadis urakan itu dan ia hanya tersenyum manis tanpa diketahui oleh Ni Na.

***

"AAAAAAAAAAAAAA........."

Yoongi menoleh ke sumber suara yang berasal dari koridor gedung yang tepat berada di depan gedung fakultasnya, yaitu gedung fakultas teknik. Sekarang Yoongi sedang berada dalam kelas musik. Kelas favoritnya itu sedikit terganggu akibat dari suara cempreng gadis dekil yang sedang berlari di koridor fakultas teknik sambil membawa sesuatu.

Apa itu?

Bukankah yang di tangannya itu roda sepeda? Yoongi menggelengkan kepalanya sambil memejamkan mata frustasi. Entah apa lagi kali ini yang membuat gadis itu lari pontang panting.

Yoongi hanya memperhatikan semua hal itu dari kejauhan. Lelaki itu berpikir, setelah bertengkar dengannya tadi ternyata gadis itu baik-baik saja. Bahkan ia masih berulah seperti biasanya.

Lelaki pucat yang cinta kedamaian dan ketenangan seperti Min Yoongi ini tidak habis pikir dengan kelakuan konyol gadisnya.

"Kau bisa lihat, bukan? Ku rasa gosip kau telah dipelet olehnya benar-benar nyata."

Yoongi hanya menoleh sedikit kepada lelaki yang memiliki wajah yang sedikit panjang itu. "Entahlah, mungkin saja itu benar."

Jung Hoseok, lelaki yang berada di samping Yoongi itu memegang tengkuknya berlebihan. Ia merasa umurnya akan berkurang lebih cepat mendengar jawaban Min Yoongi yang tampak begitu pasrah.

***

"Sunbe... Ampun Sunbe. Aku janji tidak akan melakukannya lagi." Ni Na bertekuk lutut sambil menggesekan kedua telapak tangannya untuk memohon pengampunan dari Seok Jin Sunbenim. Sedangkan barang buktinya -roda sepeda- tergeletak begitu saja di lantai.

Gadis itu terlalu lelah berlari. Akhirnya ia menyerah dan membiarkan Seok Jin Sunbenim mengeksekusinya.

"Aku tidak akan mempercayaimu lagi."

"Aku mohon sunbe untuk kali ini saja."

"Tidak akan."

"Ayo lah sunbe."

"Tidak Han Ni Na."

"Kau yang paling tampan, sunbe."

"Jangan berbohong! Aku sangat tau kau tidak pernah sekalipun menganggapku tampan."

"Ayolah Sunbenim."

"Sudah berapa kali kau melakukan hal seperti ini padaku? Semua jenis permintaan maafmu itu takkan pernah mempan lagi untukku. Aku benar-benar akan membuat dahimu benjol karna jitakanku."

Seokjin akan melangkah mendekati Han Ni Na, akan tetapi ia terhenti karna perkataan gadis itu. "Jika kau mendekatiku Sunbe. Aku bersumpah akan menciummu. Lihat saja!" Berhasil. Seok Jin terdiam di tempat.

Gadis ini benar-benar gila pikirnya.

"Benarkah? Apa kau tidak takut kekasihmu itu akan marah jika kau menciumku?" Seok Jin menatap Ni Na dengan wajah yang menunjukkan kejailan busuknya.

Mati aku! Aku salah langkah, pikir Ni Na.

"Yoongi sekarang sedang berada di kelas favoritnya. Jadi ia takkan tau. Aku mohon padamu sunbe, aku tidak akan mengulanginya lagi." Ni Na terus saja membujuk lelaki yang bisa di kategorikan salah satu lelaki tertampan di kampusnya ini. Bahkan Seok Jin adalah lelaki paling tampan di fakultas teknik menurut semua gadis di kampus itu. Tapi tentu saja tidak bagi Ni Na. Karna baginya hanya ada satu lelaki tampan di kampus ini.

"Baiklah, aku akan memaafkanmu kali ini."
Ni Na menghembuskan napasnya lega. Tumben sekali ini mudah. Akhirnya ia lolos juga. "Tapi ada satu syarat...,"

Oh Tuhan, Ni Na lupa jika pria yang kata semua gadis ia tampan ini adalah orang yang begitu licik dan takkan dengan mudah melepaskan Ni Na. Ia menelan ludahnya susah payah menunggu hukuman yang akan diberikan Seok Jin Sunbenim padanya.

"....besok kau harus meminta pada Kim Namjoon bagaimana cara menggambar mesin yang kita pelajari kemarin!" Sambung lelaki itu.

Ni Na membulatkan matanya. "Yaaaa sunbe. Kau begitu kejam. Bagaimana bisa aku melakukannya?"

"Aku tidak mau tau. Kau harus melakukannya!"

"Aku tidak akan mau!"

"Baiklah, berarti kau lebih memilih aku menjitak keningmu sampai bengkak sebesar paha Jimin."

Mata Ni Na melotot. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana berat keningnya nanti jika itu benar-benar terjadi. Gadis itu menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak! Tidak! Aku takkan sudi menempelkan paha Jimin di keningku. Tidak. Tidak. Itu tidak benar."

Seok Jin menggeleng frustasi. Bagaimana mungkin ada gadis yang seperti Han Ni Na. Ia benar-benar tidak habis pikir.

"YAK! Siapa bilang aku akan menempelkan paha Jimin di keningmu. Aku bilang, keningmu akan aku buat bengkak sebesar paha Jimin!"

"YAK SUNBE!"

Seok Jin terlonjak kaget dan memundurkan badannya beberapa langkah kebelakang. "EEYY... KHAMCHAGIYA, WAE?!" Seok Jin juga ikut berteriak karna terkejut.

"Aku tadi hampir gila rasanya kalau kau benar-benar akan menempelkan paha Jimin di keningku." Ni Na mengerucutkan bibirnya dan menutupi keningnya. Ia berlagak sok ketakutan dan tidak habis pikir.

"Makanya, jika kau tak mau aku menempelkan paha Jimin di keningmu, maka lakukan perintahku!"

"Tapi kau tau sendiri bagaimana aku mengidolakan Namjoon." Ni Na tersipu malu sendiri sambil mendekapkan kedua tangannya di dada. Seok Jin yang melihatnya tidak bisa membayangkan apa yang sekarang gadis itu pikirkan.

"Maka dari itu aku buat itu menjadi hukumanmu."

"Sunbe itu terlalu kejam."

"Sudahlah. Aku tidak menerima penolakan!" Seok Jin membalikkan tubuhnya dan meninggalkan Ni Na sendirian masih dengan posisi semula, berlutut dan ada roda sepeda di depannya.

"Yak sunbe urusan kita belum selesai!"

"Ini sudah selesai." Seok Jin tetap melangkah menjauhi Ni Na.

"Tumben sekali kau melepaskan ku begitu cepat. Ini aneh Sunbenim." Ni Na terus berteriak. Gadis itu merasa aneh kenapa seniornya itu melepaskannya begitu saja dengan mudah. Biasanya Ni Na akan mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya.

"Amarahku sudah reda."

"Bagaimana bisa?"

"Berterima kasihlah pada lelaki es di belakangmu. Amarahku langsung mencair karna kedinginannya. Bye Ni Na-yya. Selamat mendapat hukuman yang lebih berat. Hahaha." Seok Jin melambaikan tangannya untuk terakhir kali dan setelah itu menghilang di balik koridor gedung teknik.

DEG

Ni Na melotot di tempat. Lelaki es? Apa yang ia maksud itu adalah Yoongi? Sejak kapan Yoongi berada di belakangnya? Bagaimana bisa? Bukankah sekarang ini Min Yoongi sedang ada mata kuliah musik, mata kuliah paling favoritnya. Lelaki itu takkan mungkin melewatinya, bukan?

"Apa lagi sekarang yang kau lakukan?" Suara berat lelaki yang berada tepat di belakang Han Ni Na, seakan menyedot semua keberanian yang gadis itu punya.

Dengan gerakan slow motion, Ni Na memutar kepalanya dan BAAM!!! Benar saja, lelaki itu berdiri di sana. Menggunakan baju hitam yang dilapisi jaket dengan warna senada di depannya.

Tampan.

Ni Na langsung menggeleng. Tidak. Tidak. Bagaimana mungkin ia mengakui bahwa seorang Min Yoongi tampan. Hanya ada satu orang yang sangat tampan dalam hidup Ni Na.

Yoongi semakin menajamkan matanya kearah Ni Na saat menyaksikan gadis di depannya itu yang sekarang sedang sibuk dengan pikirannya sendiri.

Ni Na sekarang mencoba memutar otaknya. Bagaimana mungkin dalam waktu singkat ia sudah berlutut meminta maaf pada dua orang pria. Ini memalukan.

"Oh Ya Tuhanku! Yoongi-ah sejak kapan kau ada di sana? Tumben sekali kau datang menghampiriku kesini? Apa kau merindukanku?"

Yoongi semakin menunjukkan wajah datarnya dan sorot matanya begitu tajam ke arah Ni Na. Lelaki itu tidak habis pikir dengan tingkah gadisnya itu. Bagaimana mungkin sekarang Han Ni Na berlagak sok imut dengan suara melengking kecil yang jelas dibuat-buat. Yoongi jijik mendengarnya.

"Berhentilah merayuku! Apalagi dengan aegyo gagalmu itu. Tidak pantas!"

"WAH Yoongiku menggemaskan sekali jika sedang marah seperti itu." Ni Na tidak mau menyerah. Ia tidak mau mati siang ini.

Yoongi memalingkan wajahnya geram. Bagaimana mungkin sekarang gadis itu mempermainkannya. "Berdirilah! Kalau tidak aku benar-benar akan menyeretmu keliling kampus."

Seperti mesin otomatis. Ni Na langsung berdiri dengan cepat. Sekarang Ni Na benar-benar takut. Sebenarnya ia sudah gemetaran sejak tadi, tepat disaat mengetahui ada Min Yoongi di belakangnya.

Ni Na hanya tertunduk dalam.

"Mendekatlah!"

DEG

Lagi, gadis itu otomatis bergerak dan mendekat pada Yoongi. Jantungnya berdebar keras.

DEG

"Lebih dekat lagi!"

Ni Na melangkah lebih dekat lagi. Sekarang Ni Na benar-benar takut. Apa Yoongi akan membunuhnya? Atau lelaki itu akan membuangnya ke negri antah berantah. Ni Na benar-benar takut.

"Tataplah aku!"

DEG

Dengan gerakan lambat Ni Na mengangkat kepalanya. Ada perasaan membuncah di dadanya. Gadis itu tidak tau perasaan apa ini. Ia hanya menyimpulkan semua ini adalah perasaan takutnya pada kekasihnya itu.

Lelaki di depannya itu juga merasakan perasaan yang sama dengan gadisnya. Tapi beda dengan sang gadis, Yoongi sangat tahu perasaan apa yang menyerangnya ini. Ya! Rindu. Bahkan Yoongi merindukan gadisnya itu walaupun sekarang gadis itu ada di depannya.

Sekarang mereka berdua saling menatap. Sang gadis menatap dengan pandangan takut. Tapi lain halnya dengan sang lelaki, Ia menatap gadisnya dengan pandangan penuh cinta dan sayangnya Ni Na tidak mengetahui arti dari semua tatapan itu sangking takutnya.

♥♡♥

Ni Na sekarang berada di dalam mobil Yoongi. Setelah menyeret Ni Na sedikit memaksa karna Yoongi tidak mau semua orang melihat pertengkarang mereka. Sedari tadi begitu banyak pasang mata menyaksikan pertengkaran dirinya dengan Ni Na. Walaupun semua itu sudah menjadi rahasia umum, tapi Yoongi benar-benar tidak menyukainya.

Mobil itu masih saja berdiri di parkiran sejak tadi. Kenapa tidak berjalan? Jawabannya cuma satu karna memang tidak dihidupkan oleh Yoongi.

Jangan pernah berpikir bahwa Yoongi akan merelakan waktunya untuk mengantarkan Ni Na pulang. Tidak. Tidak pernah sama sekali.

"Jelaskan padaku, apalagi masalah yang kau buat dengan lelaki pink itu?"

Ni Na hanya meremas kedua tangan dirinya sendiri yang berada di pangkuannya. Mobil adalah tempat kedua setelah kantin untuk mereka bertengkar. "Aku tidak berbuat salah!" Ni Na memanyunkan bibirnya.

"Kau masih mengelak?"

Sekarang Ni Na menghadap ke arah Yoongi. Ia mengambil tangan kiri lelaki itu dan menggenggamnya erat. "Tolong percayalah padaku, Yoongi-ah. Aku benar-benar tidak melakukan apa-apa." Tampangnya begitu memelas.

"Lalu itu apa?" Yoongi menunjuk benda yang dari tadi terus dibawa oleh gadisnya saat ia menyeret sedikit paksa Ni Na untuk masuk menuju mobilnya.

"Itu... hm... itu..." Ni Na sekarang mendadak gagap.

"Jujurlah! Katakan semuanya padaku."

"Aku yakin kau akan marah jika aku berkata jujur." Sekarang Ni Na sudah menatap kekasihnya itu sendu.

"Tidak, aku tidak akan marah. Katakanlah." Yoongi melembut. Walaupun disana masih ada sedikit nada mendesak.

"Kau janji benar-benar tidak akan marah?"

Yoongi hanya mengangguk.

"Baiklah." Ni Na menyetujuinya.

Gadis itu terdiam begitu lama, memikirkan dari mana ia harus memulai ceritanya. Yoongi menanti dengan sabar. Walaupun di dalam hatinya dia benar-benar tidak sabar.

Setelah menunggu lama akhirnya Ni Na buka suara.

"Tapi kau pasti akan marah jika aku mengatakannya."

TAK

"Appo!"

"Eeyy gadis ini. Kau mau jika kepalamu itu bengkak karna ku jitak."

Ni Na langsung menutup jidatnya yang terkena serangan dadakan dari Yoongi. Ia reflek melindungi jidatnya karna apapun yang keluar dari mulut Yoongi seperti ultimatum yang begitu mutlak bagi Ni Na.

"Yoongi-ah...." Sekarang Ni Na merengek tidak jelas.

"Sekarang atau tidak sama sekali Han Ni Na!"

HUFFTT

Ni Na menghembuskan napasnya kasar.

Apa boleh buat. Ia harus menjelaskannya. Ni Na tidak mau mati konyol di dalam mobil ini. Bisa-bisa Yoongi mejepit kepalanya di antara jari-jari roda sepeda milik Seok Jin Sunbenim.

"Aku sebenarnya tadi ingin meminjam sepeda Seok Jin Sunbenim."

"Lebih tepatnya mencuri," tambah Yoongi.

Ni Na melotot. Tapi ia tetap melanjutkan penjelasannya. "Tapi salah sendiri kenapa laki-laki itu pelit. Ia merantai sepedanya sehingga aku tidak dapat meminjamnya."

Kening Yoongi semakin berkerut dengan penjelasan gadisnya itu. Apa hubungannya meminjam sepeda dengan roda sepeda yang terlepas.

Ni Na yang menyaksikan kebingungan kekasihnya itu langsung menjelaskan.

"Karna ia merantainya jadi aku berinisiatif membukanya sendiri. Tapi yang kudapatkan bukan rantainya yang terbuka malah rodanya yang lepas."

Yoongi langsung memijit pelipisnya. Ia merasa darahnya sudah naik ke ubun-ubun. Bagaimana mungkin gadis di depannya ini begitu perkasa. "Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan pada roda itu."

"Itulah Yoongi-ah. Aku butuh bantuanmu. Tolong bantu aku, nde. Nde. Nde!"

"Tidak!" Ni Na melotot.

"Urus urusanmu sendiri."

***

Ni Na sekarang berjalan di koridor fakultasnya. Ia masih menjinjing roda sepeda yang entah akan ia apakan. Gadis itu bersumpah serapah memaki kekasihnya itu.

"Dasar lelaki jelek. Sudah pucat. Sipit. Jahat. Tidak punya perasaan. Dingin. Pendek. Dekil. Kaya. Tampan. Manis. Romantis. Aku membencinya."

Semua orang yang berada di koridor itu heran. Gadis gila ini sedang menyumpah atau sedang mengagumi kekasihnya?

"Hahahaha"

Ni Na menolehkan kepalanya kesumber suara yang menertawakannya. "Kau puas Sunbenim?" Ni Na begitu cemberut. Wajahnya begitu ditekuk.

"Tumben sekali rambut kau rapi, Ni Na-yya?" Taehyung sahabat karib seperjuangannya sehidup semati itu bertanya setelah melihat rambut gadis yang masih saja cemberut di depannya. Tumben sekali sekarang rambutnya terikat rapi.

"Jangan tanya padaku. Aku malas menjelaskannya!"

"Aahh! aku tahu. Apa sekarang jadwalnya?"

"Jadwal?" Tanya Seok Jin pada Taehyung.

"Iya. Jadwal. Dalam sebulan Yoongi akan membawa mobilnya beberapa kali dan beruntungnya Ni Na adalah, mobil itu dibawa khusus untuknya."

"Wah benarkah? Romantisnya." Seok Jin mendramatisir keadaan.

"Apanya yang romantis?" Ni Na menjawab dengan sangat tidak bersemangat.

"Memangnya kenapa?" Seok Jin masih bingung.

"Mobil itu akan digunakan Yoongi untuk bertengkar dan jika tidak ada bahan untuk bertengkar, Yoongi akan mengikat rambut Ni Na supaya rapi disana." Taehyung menjelaskan.

"Hanya untuk itu?" Seok Jin tidak habis pikir.

Han Ni Na dan Kim Taehyung mengangguk serentak.

"Jadi kau tidak pernah diantar pulang dengan mobilnya?"

Ni Na menggeleng.

"Wah daebak. Lelaki macam apa itu."

"Karna dari itu sunbe. Jual lah sepedamu itu padaku."

"Eeeyy enak saja. Kau menceritakan kisah sedihmu hanya untuk merayuku agar menjual sepedaku itu?"

"Ayolah Sunbenim."

"Lagian, kenapa kau sangat menginginkan sepedaku itu? Bukankah kau sangat tidak menyukai warna pink? Lantas kenapa kau ngebet sekali ingin memilikinya?"

"Karna hanya kaulah yang tahan dengan kelakuanku sunbe."

TAK

Lagi-lagi kepala Ni Na menjadi sasaran jitakan tangan kekar para lelaki.

"Pantas saja Yoongi cepat tua, ternyata kelakuanmu benar-benar sudah tidak tertolong lagi." Seok Jin menggeleng.

"Yak! Apa kau baru saja menghinanya? Siapa bilang ia tua, ha? Ia tampan asal kau tahu." Marah Ni Na.

Seok Jin memutar bola matanya jengah. "Tadi kau menyumpahinya. Sekarang kau membelanya. Aku tau isi otakmu itu. Bahkan hanya ada satu lelaki yang kau bilang tampan di dunia ini."

Ni Na meletakkan jari telunjuknya di depan bibir lalu melirik ke kiri dan ke kanan. "Diamlah sunbe! Jangan keras-keras. Walaupun gedungnya jauh disana, Yoongi dapat mendengar semua perkataanku. Aku tidak mau mati muda di tangannya."

Mereka bertiga terdiam sejenak, setelah itu mereka tertawa terbahak-bahak.

***

"Aku salah menyuruhnya meminta maaf." Yoongi menghembuskan napasnya kasar. Ia lelah harus menangani tingkah kekasihnya itu.

"Apa lagi sekarang? Bukankah kau telah bertemu dengannya? Apa benar-benar ia selingkuh dengan Seok Jin si pink itu?"

Yoongi tampak tenang dan diam. Tapi Hoseok yang berada di disampingnya itu sangat tau watak pria di sampingnya ini.

Ada sesuatu hal yang mengganggu sahabatnya dan itu sangat terlihat jelas di mata Hoseok. Walaupun orang kebanyakan tidak bisa membacanya, akan tetapi Hoseok yang telah mengenal lama Yoongi sangat tau bahwa lelaki itu sedang gelisah.

"Wae geure? apa ada masalah?" Tanya Hoseok menuntut.

Yoongi hanya diam. Ia terus menatap gadisnya yang masih bercengkrama hangat dengan Seok Jin dan Taehyung sahabatnya.

Entah perasaan apa yang merasuki hatinya. perasaan itu membuat ia begitu lelah dan tidak bersemangat. Yoongi tidak tau apa sumbernya, yang ia tau bahwa gadis itu awal dari semua rasa lelah itu.

"Hoseok-ah...,"

Yoongi masih menatap kearah objek yang dari tadi di tatapnya.

"Ya." Hoseok mencoba tenang. Ia tidak mau sahabatnya itu mengurungkan kalimatnya.

"....apa kau tau siapa lelaki yang bernama Namjoon itu?"

TBC

***

HALLLLOOOOOO

gimana... gimana? Seru gak chapter pertama ini?
Mmmm... maaf kalau gak seru ya. Mina buat cerita ini murni pikiran mina sendiri lo. Mina terinspirasi dari remaja masjid yang ada di dekat rumah. Mereka itu so sweet banget kalau mina lihat... hahahhaha...

Jangan lupa Votment ya..

Kecup Basah dari Yoongi :*****

Continue Reading

You'll Also Like

468K 54.7K 47
Min Yoongi bekerja menjadi produser musik di Amerika. Dan disinilah SoHyun, harus menelan utuh hubungan jarak jauhnya dan mencoba bertahan dari rasa...
Our Fated By ryuu

Fanfiction

31.4K 3.8K 15
[COMPLETED] [Alternative Reality] Di hamparan damai yang begitu nyaman dan hangat, Jung Hoseok bersama dua permata hatinya membuka lembaran bercoret...
2.1K 101 17
Migo Anderson Mir, mafia yang ditakuti karena kekejamannya, hidupnya berubah ketika dia dijodohkan dengan Yana Aira Arumi, gadis bercadar yang jahil...
221K 30.7K 43
πŸ„²πŸ„ΎπŸ„ΌπŸ„ΏπŸ„»πŸ„΄πŸ…ƒπŸ„΄πŸ„³ Cinta adalah sebuah perasaan dalam diri manusia yang merupakan pemberian dari Tuhan, membuat sepasang manusia saling mencintai dan...