Duty After School X OC [Yoora...

Bởi LycheeMojito

73.9K 8.2K 970

Hanya cerita iseng dari orang yang belum move on dari Duty After School Fokus ceritanya pada si OC yaa. ⚠️ T... Xem Thêm

1
2
3
4
5
The Cast
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
Afikaa.. Ada Yang Baru Nih..
44
45
46
47
48
49
50
Extra 1 - Quarantine
Extra 2 - Overthinking
Extra 3 - Moving On
Extra 4 - Ditto
Extra 5 - Now Or Never
Extra 6 - The Wedding
Extra 7 - Lifesaver
Extra 8 - Status
Extra 9 - What If

30

1.2K 145 22
Bởi LycheeMojito

When you lose somebody, The hardest thing I've ever had to learn.
Changes you forever in the blink of an eye and it's not something that just fades overnight.
It's something that stays for the rest of your life.

🌼🌼🌼

Mereka harus berjalan ketempat regu dua kecelakaan tadi siang. Ternyata cara regu satu menemukan mereka karena Youngshin memberi goresan berbentuk anak panah pada bagian belakang tronton yang terguling, menujukan arah yang regu dua tuju dengan batu tajam. Youngshin sungguh sangat pintar.

Yang memegang senapan berpeluru mengawal depan dan belakang. Karena menggendong Yoora, Wootaek memberikan senapannya pada Soocheol.

"Apa luka Yoora parah?" tanya Wootaek pada Yeonju yang berjalan di sampingnya.

"Aku rasa lukanya sudah infeksi" jawab Yeonju, dia memperhatikan Yoora yang tertidur di gendongan kakaknya.

"Luka di kakinya.. Karena apa?" Yeonju enggan menjawab.

"Aku tidak melihat kakinya terluka saat di sekolah" gumam Wootaek, Yeonju tidak menjawab lebih memilih memberi pertanyaan.

"Kalian semua selamat kan?" sekarang gantian Wootaek yang enggan menjawab.

...

Mereka tiba di tempat letnan Lee meninggalkan trontonnya, Bora dan Soocheol naik lebih dulu untuk memeriksa keadaan di atas, siapa tau ada bola yang menunggu mereka. Setelah di rasa aman mereka saling membantu untuk naik ke dalam truk tronton. Doekjoong dan Soocheol berjaga di bawah sambil menunggu letnan Lee dan yang lain datang.

"Yoora tidak pingsan kan?" tanya Wootaek yang heran dari di turunkan dari punggungnya lalu di naikan ke tronton, Yoora tidak juga membuka matanya.

"Ani, dia tidur" jawab Yeonju, gadis itu menyadarkan kepala Yoora ke bahu Wootaek. Kemudian laki-laki itu merangkul adiknya.

"Berikan senapanmu, aku akan bergabung dengan Doekjoong dan Soocheol" ucap Youngshin kepada Hana yang memberikannya dengan senang hati.

"Jangsoo.." Yoora mengigau lalu membuka matanya.

"Oppa.."

"Gwenchana, mereka akan kembali, mereka pasti selamat" kembali memeluk adiknya.

"Mereka datang!" seru Soocheol dari bawah tronton.

"Bagaimana Jangsoo dan Haerak?" tanya Soyoon yang sudah di dalam tronton tidak dapat melihat keluar.

"Cepat semuanya naik" seru letnan Lee.

Jangsoo dan Haerak kembali bersama mereka dengan selamat. Semua merasa lega, Yoora tersenyum lega saat Jangsoo menatapnya. Mereka semua naik dan letnan Lee melajukan truk trontonnya.

Dalam perjalanan, Mereka bercengkerama, saling menanyakan kabar dan bertukar cerita.

"Kami pikir kami akan kehilanganmu"

"Jangan memancingku untuk membahas itu. Kami hampir tidak bisa keluar dari tempat itu" ucap Taeman yang duduk di lantai tronton bersebelahan dengan Haerak.

"Kami juga kesulitan tau, iya kan Doekjoong?" ucap Ilha tak mau kalah.

"Itu luar biasa" jawab Doekjoong.

"Kami butuh lebih dari tiga hari untuk bercerita tentang kisah kami" Haerak tentu saja juga tidak mau kalah.

"Jangsoo.. Apa aku salah?" tanya Haerak kepada Jangsoo yang duduk dekat pintu belakang tronton.

"Empat hari" jawabnya. Yoora tersenyum, yang lain tertawa tidak menyangka seorang Jangsoo akan menanggapi omong kosong yang mereka buat.

Sebenarnya sejak tadi Yoora merasa kepalanya bertambah sakit dan pening, perutnya mual, dan jantungnya berdebar cepat tetapi badannya sangat lemas, nafasnya pun sungguh sesak daripada sebelumnya.

Yoora yang duduk di seberang Ilha memperhatikan lelaki yang sedang bercanda itu. Merasa di perhatikan Ilha menoleh mendapati gadis cantik nan pucat memandanginya. Ilha maju dari duduknya mendekati Yoora.

"Aku lega kamu selamat" ucap Ilha menatap sedih perempuan di depannya.

"Ilha.." gumam Yoora lirih.

"Ya?"

"Mi..an.."

"YOORA!" Ilha menangkap Yoora yang hampir tersungkur karena tiba-tiba pingsan, semua orang panik, mereka berteriak untuk memberitahu letnan Lee di depan.

Letnan Lee memecahkan kaca yang menghubungkan ruang kemudi dan bagian belakang tronton dengan senapannya, karena dia ingin kendaraan ini tetap melaju untuk meminimalisir bertemu bola.

"Yeonju periksa tanda vitalnya!" seru letnan Lee.

"Tolong pindahan Yoora ke bawah"

Ilha dan Wootaek memindahkan Yoora ke lantai tronton menidurkan kepalanya di paha Bora yang memang sudah lebih dulu duduk di bawah.

"Beri Yoora ruang" seru Yeonju. Mereka tidak lagi mengerubungi. Yeonju memeriksa tanda-tanda vital Yoora, serta lukanya. Sebisa yang dia tau.

"Nadinya cepat, tapi lemah" ucap Yeonju.

"NADINYA CEPAT, TAPI LEMAH" teriak Soyoon yang lebih dekat dengan ruang kemudi melaporkan kepada letnan Lee.

"Tubuhnya sangat dingin"

"TUBUHNYA DINGIN"

"Aku rasa lukanya juga sudah infeksi"

"LUKANYA INFEKSI"

"Sial! TINGGIKAN KAKINYA!" teriak letnan Lee

Kimchi mendorong Doekjoong untuk duduk di dekat kaki Yoora, lalu menaikkan kaki Yoora ke atas paha Doekjoong agar lebih tinggi dan Kimchi memegangi sepatu Yoora agar kakinya tetap tinggi lurus.

"SUDAH" Soyoon kembali melapor kepada letnan Lee.

"SELIMUT TUBUHNYA!"

Karena tidak ada apa-apa, para lelaki membuka kemeja sekolahnya, memberikannya pada Yeonju, lalu Yeonju menyelimuti Yoora. Seadanya.

"YEONJU, BAGAIMANA LUKANYA?" teriak letnan Lee tanpa menoleh.

"Astaga, darahnya keluar terus" Yeonju sudah tidak bisa mengontrol dirinya, dia menangis kencang, tangannya gemetar.

"DARAHNYA TERUS MENGALIR" lapor Soyoon.

"TEKAN LUKANYA!" Letnan lee kembali memerintah. Jemari pria itu mencekram kemudi dengan kencang. Terus menambah laju kendaraannya. Mencoba untuk terus fokus walau pikirannya sudah kemana-mana.

"Aku kehabisan kasa" dengan tangan gemetar Yeonju menekan luka di paha Yoora dengan kasa yang sudah merah dan basah.

"Minggir Yeonju, biar aku menggantikanmu" ucap Yoojung yang melihat Yeonju sudah tidak bisa fokus. Ilha memindahkan Yeonju yang masih menangis dengan tubuh yang bergetar.

"Aku butuh kain" ucap Yoojung, gadis itu mengambil salah satu kemeja yang menyelimuti Yoora.

"Darahnya lebih banyak dari tadi siang" ucap Yeonju seraya memandangi tangannya yang berlumuran darah Yoora.

"Aku sudah berusaha menghentikan pendarahannya, wae? Apa aku salah?" Yeonju terus bergumam tak bisa menahan rasa bersalah, takut dan putus asa. Nara menghampiri Yeonju memeluknya dan mencoba menenangkannya.

"JANGAN BERI MINUM!" teriak letnan Lee lagi. Lalu truk tronton itu melaju dengan bertambah kencang tapi tidak ugal-ugalan.

Wooteak menangis kencang melihat adiknya yang tidak sadarkan diri dengan kondisi luka yang memprihatinkan. Yang lain pun merasakan pilu yang sama.

"Aku minta maaf, Yoora terluka karena menyelamatkan aku" ucap Soocheol yang juga menangis. Soocheol kira Wootaek akan marah dan menghajarnya tapi sahabatnya itu malah menunduk dengan tangisan yang semakin memilukan.

"Ani, Aku yang salah, aku tidak bisa menjaga adikku sendiri"

...

Tak lama letnan Lee menghentikan mobilnya, mereka telah tiba ke kamp militer di gunung Soak.

Anak lelaki saling bantu untuk menurunkan anak perempuan, baru setelah anak perempuan turun, baru kemudian Yoora diturunkan. Mereka berjalan ke bagian depan mobil terkejut melihat beberapa tentara menodongkan senapannya kepada letnan Lee.

"Ada apa ini?" tanya Junhae

"Letnan Lee mencuri truk ini untuk mencari kalian" jawab Doekjoong

"Mwo?"

"Letnan Lee juga tadinya tidak tau kalau kami naik ke truk ini" ucap Hana.

"Mwoya, Kita pasti dihukum" Ucap Soonyi

"Ya! Letnan Lee bahkan bisa saja di eksekusi!" seru Bora tidak habis fikir dengan Soonyi yang masih mementingkan dirinya sendiri di saat orang lain mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan dirinya.

"Woobin! Cepat bawa Yoora ke tenda medis" Seru letnan Lee saat sersan Kim datang ingin menghampirinya.

"Ayo, ikuti aku" seru sersan Kim kepada Wootaek yang menggendong Yoora yang masih tidak sadarkan diri.

"Letnan Lee bagaimana?" tanya Nara.

"Aku rasa dia harus menemui Komandan"

...

"Ayo ke tenda" ucap Sersan Kim setelah keluar dari tenda medis.

"Yoora, bagaimana?" tanya Ilha.

"Sedang diobati, Wootaek akan tinggal di dalam bersamanya, karena sepertinya Yoora harus transfusi darah, ayo aku antar ke tenda. Kalian tidak bisa menunggu di sini" sersan Kim merangkul bahu Ilha yang masih ingin berdiri di depan tenda medis. Teman-teman yang lain mengikuti sersan Kim.

...

Mereka berjalan kebagian belakang area kamp, di sana terdapat dua tenda peleton bersisian.

"Youngsoo" ujar Soonyi. Youngsoo yang sedang duduk di atas velbed menoleh dan berdiri.

"Oh, Kalian datang.."

"Wae? Kau tidak suka kami kembali?" ujar Ilha

"Ya!" seru Yeonju menahan tangan Ilha yang ingin maju menghampiri Youngsoo.

"Dasar egois, Kalian tau? dia tidak ingin kami mencari kalian, jika kita tidak kembali, dia akan merayakan karena lebih sedikit saingan" Ilha kembali tersulut emosi karena teringat Youngsoo yang enggan membantu bahkan ikut mereka mencari regu dua yang hilang kabar.

"Sudahlah kawan" Haerak ikut menahan Ilha.

"Youngsoo! Kamu menyiapkan semua ini sendirian untuk teman-temanmu kan? Kerja bagus!" sela Sersan Kim berusaha memecahkan ketegangan.

"Youngsoo juga mengkhawatirkan kalian. Jadi, jangan menyusahkannya"

"Ok! Selamat karena kalian kembali dengan selamat. Ini tenda anak laki-laki dan ini tenda anak perempuan" Sersan Kim menunjuk tenda peleton di kiri dan kanannya.

"Pergilah ke tenda kalian!"

"Kau ingin kami beristirahat di sini? Tapi kami nyaris mati dalam perjalanan ke sini" tanya Junhae yang sepertinya sulit menerima kondisi tempatnya akan beristirahat.

"Kamu harus terbiasa, siapa cepat, dia dapat! Ambil posisi kalian!" seru Sersan Kim.

Yang lain berhamburan memilih tempat tidur mereka. Tapi Jangsoo memilih masuk ke tenda perempuan.

"Tolong sisakan kasur kosong di samping Yeonju untuk Yoora"

"Ya aku paham" balas Bora menepuk bahu Jangsoo. Lalu Jangsoo keluar dari tenda perempuan baru beberapa langkah keluar tenda, Ilha melewatinya masuk ke tenda perempuan.

"Kosongkan tempat tidur untuk Yoora di sampingmu, kau harus memantau keadaannya saat dia kembali" ucapnya pada Yeonju yang sedang berbicara dengan Bora.

"Kami sudah paham! Kau pikir kami tidak punya inisiatif? Sana kembali ke tendamu!" ucap Bora mendorong dengan kesal bahu Ilha untuk keluar dari tenda perempuan.

"Apa yang terjadi dengan Yoora?" Youngsoo bertanya saat membagikan handuk masuk ke tenda perempuan.

"Hei Youngsoo, mana handuk untukku, badanku sudah sangat lengket" seru Haerak dari tenda laki-laki.

🌼🌼🌼🌼

Buat yang bingung truk tronton bukannya kaya gini?


Bukan ya.. Ini truk trailer. Yang bedain itu kapasitas muatannya aja.

Ini jenis tronton yang sering (mungkin) kalian liat.

Anak freeyork pasti bisa bedain 😂✊


Tronton militer punya itu ada tutupan nya dan ada kursi panjang hadapan-hadapan. Pengalaman gue duduk disitu pantat sakit banget cuy kalo lewatin jalanan rusak / polisi tidur 😂 karena kursinya dari besi & kayu 😭

Ada space antar tempat supir (ada kacanya di belakangnya, ini yang di pecahin Letnan Lee) sama bagian belakang tempat para penumpang, karena tutupannya pake (kain?), di antara space itu kainnya bisa di gulung. Jadi angin masuk cuma dari bagian space itu (Kalau dibuka) dan bagian belakang.

Dahlah kenapa malah bahas mobil truk 🤭

Jangan lupa kasih bintang

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

Sweet Home Bởi Min

Viễn tưởng

7.5K 987 21
Hidup di antara dua pilihan memang sangatlah sulit, apalagi jika pilihan yang ada adalah mati sebagai manusia atau hidup sebagai monster. Tentu saja...
23.5K 2.2K 21
SMA SUNGJIN sebuah sekolah yang termasuk akan melaksanakan CSAT untuk kelas 12, tetapi semua itu harus terhenti dikarenakan mereka semua harus melawa...
11.6K 1.7K 37
Selalu ada konsekuensi dalam setiap perubahan yang Ia lakukan. Jina selalu mengingat itu, menanamkannya dalam pikiran agar ia selalu waspada. Berhati...
22.1K 2.1K 26
"apa kita semua bisa selamat sampai akhir?" Hana "kamu jangan khawatir, aku akan selalu di sisimu" kyungjun "jangan terlalu cemas kita semua akan sel...