Beberapa part lagi Atlas akan menuju ending
Gimana akhirnya nanti, semoga kalian bisa terima
Aku udah penuhin janji buat double up, meskipun double upnya malam 😁😁😁
Jangan lupa vote dan komen
Follow ig dan wp
@nsall_
@wattpad.nsall
Happy reading 💕
^^^
Pagi ini semua pasien rehabilitasi disibukan dengan adanya acara pentas seni, mereka semua saling membantu satu sama lain untuk mempersiapkan acara yang akan dilakukan setelah sholat dzuhur. Kini setelah selesai pemeriksaan kesehatan rutin, mereka para pria sedang memindahkan dipan yang terbuat dari kayu dengan ukuran sedang, beberapa pria menggotong dua dipan dari gudang menuju taman. Sedangkan yang lain memindahkan meja makan dan bangku ke taman untuk digunakan ketika makan malam bersama.
Sedangkan yang para wanita membantu menyiapkan makanan untuk disajikan saat makan siang dan makan malam nanti. Beberapa wanita bertugas di bagian motong-memotong baik sayuran, daging, bawang dan lainnya. Beberapa lainnya bertugas di bagian kompor, seperti menggoreng, menumis makanan. Sisanya mencuci piring, menyiapkan minuman, mencuci buah dan memotong buah. Semuanya saling bekerja sama, baik pria dan wanita saling bekerja sama. Tidak hanya pasien tetapi juga para suster, petugas reba, dokter, konselor hingga Pak Tino juga ikut membantu.
“Woy bantuin gua masang kain buat nutupin dipan” Teriak Bagas yang baru tiba dengan membawa kain hitam untuk menutupi dipan.
Beberapa pia menghampiri Bagas untuk membantu. “Tarik kesana” Tunjuk Bagas dengan lirikan matanya dan bibir yang juga ikut maju.
“Meja makan mah taro paling ujung aja, disini biar bangku-bangku buat nonton” Usul Bastian kepada beberapa temannya yang membantu dia untuk memindahkan meja dan bangku
“Tapi menurut gua bakal lebih enak nggak sih kalau ngampar aja nggak usah pake bangku?” Sahut Yudis kepada bastian
“Iya sih mending gitu” Timpal Garta
Bastian mengangguk “Oke, kalau gitu kita pindahin meja sama bangku kesana aja” Tunjuk Bastian kesamping batas tempat acara.
“Woy bantuin gua ada ulet bulu”Teriak Biru begitu heboh hingga berlarian kesan-kesini, wajahnya terlihat tertekan karena rasa takut pada ulet bulu yang menempel di pundaknya. Entahlah bagaimana ulat itu bisa menempel di pundak Biru.
Yono yang melihat kepanikan Biru langsung tertawa kencang “Mampu lu Biru butek” Ujar Yono yang lagi menyampu taman dari daun-daun pohon yang berjatuhan.
“Sialan lo dower!” Teriak Biru seraya mendekat ke arah Yono untuk memindahkan ulet bulu ke tubuh Yono dengan mendekati pria itu.
“Anjing lo Biru!” Yono berlari seraya membawa sapu lidi di tangannya dan mengibas-ngibaskan sapu ke arah Biru. Keduanya berlari kesana kemari.
Jika para pria terliha begitu heboh, maka tidak dengan para wanita yang berada di dapur. Mereka semua terlihat begitu tenang tanpa berteriak heboh seperti Biru. Mereka mengerjakan tugas mereka dengan sangat damai, hanya ada suara obrolan yang singkat-singkat dan suara tumis-menumis saja.
“Mba Nana, maaf dong pisau disamping mba” Ujar Siska pada Nabella yang sedang mengupas kentang. Nabella mengambil pisau tersebut dan memberikannya pada Siska.
“Mba beberapa hari aku liat udah nggak terlalu bareng Atlas?” Tanya Siska dengan suara kecil, namun matanya fokus pada pekerjaanya yang sama dengan Nabella “Jangan-jangan karena rumor yang dari pertanyaan mba Jihan ya?” Siska menduga-duga memang karena hal itu Nabella dan Atlas terlihat sedikit menjauh.
Nabella terkejut, Siska begitu memperhatikan dirinya dan Atlas. “Nggak kok, bukan karena itu. Tapi karena akhir-akhir ini sering disuruh Pak Tino buat bantu beliau” Jawab Nabella tidak sepenuhnya berbohong.
“Mba, jangan terlalu dipikirin ucapan Mba Jihan. Aku rasa dia kayanya iri sama Mba, kaya aneh aja tiba-tiba ngaku deket sama Atlas. Kalau nanti ada kejadian sesuatu yang bikin salah paham lagi sama Atlas dan itu karena Mba Jihan jangan diperacaya” Pesan Siska seraya melirik Jihan yang sedang memotong buah sambil melirik kearahnya dan Nabella. Siska sudah menyaradari bahwa Jihan terus melihat ke arah Nabella, maka dari itu saat bertanya, dia tidak membuka mulut terlalu lebar dan suaranya cukup pelan serta tatapan matanya tidak menatap Nabella sebagai orang yang diajak bicara.
Sejak Siska dan teman lainnya meminta Jihan untuk memberitahukan Nabella tentang rencana kejutan untuk pasien yang dinyatakan pulih hari itu. Siska jadi meragukan Jihan, saat itu dia mikir kenapa bisa Jihan melupakan pesannya dan teman-teman untuk memberitahukan Nabella. Jika lupa, Siska rasa itu aneh, pasalnya Jihan ikut membuat cake bersama pasien lain suster lain artinya dia ingat bahwa ada acara dan aneh dia hanya tidak ingat dengan Nabella.
Dan semakin anehnya, saat dia bertanya langsung pada Jihan. Perempuan itu menjawab, bahwa dia sudah memberitahukan Nabella, sedangkan dari Nabella perempuan itu bilang bahwa dia tidak tahu ada acara. Untungnya dia bisa membedakan mana yang jujur dan mana yang berbohong untuk menarik perhatian dan menyalahkan pihak lain.
Semuanya selesai dalam waktu yang tepat, sebelum adzan dzuhur semuanya telah rapi. Paggung kecil telah siap dengan sedikit hiasan, meja dan bangku juga sudah tertata rapi, rumput taman juga sudah selesai dibersihkan agar lebih nyaman saat diduduki.
Setelah menunggu orang-orang selesai melakukan ibadah, kini semua pasien, suster dan petugas waktunya untuk makan siang bersama. Semuanya mengantri untuk mengambil makanan.
“Geli banget gua ama ulet bulu, sialan tuh si Yono” Ujar Biru penuh dendam dengan mulut yang terus mengunyah.
“Lagian lo ngapain sih, bisa-bisanya ke tempelan ulet bulu?” Tanya Agam yang tidak paham apa yang dilakukan Biru hingga ada ulet bulu dipundak pria itu.
“Gua mau jatuhin daun kering yang masih ada di dahan pohon, maksud gua kan baik biar tuh daun nggak bikin gua kerja dua kali. Eh pas gua obrak-abrik pake sapu ternyata tuh ulet ikut juga” Jelas Biru
Agam melongo tak percaya “Iya sih…tapi, udah lah bodo amat anjing. Suka-suka otak lo yang mini” Agam melanjutkan menghabiskan makanannya dengan cepat
“Dih..kenapa dah, kocak”
Atlas hanya diam seraya menghabiskan makanannya, dia tidak tertarik denga pembicara Biru dan Agam. Pikirannya sedang dipenuhi oleh Nabella, semalam ketika mereka baikan ada hal yang dia dan Nabella sepakati. Atlas sempat tidak suka, tapi karena Nabella begitu kukuh sama keinginannya, mau tidak mau Atlas mengiyakan.
Dia menatap Nabella yang sedang berbincang dengan pasien perempuan, perempuan itu terlihat begitu cantik saat tertawa. Ada banyak ketakutan akan hubungannya dengan Nabella. Mengingat hubungannya sempat berakhir beberapa hari. Dan masa pemulihannya terhitung 1 minggu dari sekarang. Waktu begitu berjalan sangat cepat, rasanya dia tidak sanggup berpisah dengan Nabella dengan waktu yang sangat lama.
Selama 18 tahun dia tidak akan melihat wajah Nabella, senyum manis Nabella, tawa merdu, suara yang lembut, pelukan yang hangat, dia akan kehilangan itu dengan waktu yang sangat lama. Jika pun dia telah bebas selama 18 tahun, apa Nabella akan tetap menuggunya atau perempuan itu ternyata sudah memiliki keluarga kecil bersama pria lain. Jika iya, Atlas tidak masalah tapi pertanyaannya apakah dia siap?.
Semuanya telah berada di taman, tidak terkecuali Pak Tino yang akan membuka acara ini. Pak Tino mulai menaiki panggung untuk mengucapkan sepatah dua patah lalu membuka acara dengan mempersilahkan pada pasien yang akan memberika pertunjukan pertama.
Satu persatu mulai menujukan kemampuan mereka, mulai dari membersembahkan puisi, dance kpop, tari radisional dengan pakaian seadanya, drama musical. Semuanya terlihat memukau, mereka sama sekali tidak gugup saat mempersembahkan pertunjukan mereka pada pasien lain.
Drama musical menjadi pertunjukan yang terakhir sebelum acaranya kembali dimulai ketika jam 19.30. Mereka mulai menuju kamar masing-masing untuk membersihkan tubuh dan mengganti pakaian yang sudah disiapkan oleh Pak Tino, karena setelah acara pertunjukan selesai mereka akan melalukan dansa lalu ditutup dengan makan malam bersama.
Atlas telah siap dengan kemeja putih dan celana hitam, kemeja lengan panjang Atlas gulung hingga siku dan dua kancing kemeja atas dia buka. Pakaian simpel malah semakin membuat Atlas jauh lebih tampan, sepertinya pria itu memang cocok dengan pakaian apapun.
“Widih ganteng banget lo bro, tapi lebih ganteng gua sih” Ucap Biru ketika Atlas baru saja keluar dari kamarnya.
“Aduh jantung gua berdetak-
“Kalau nggak berdetak lo mati” Sela Agam tanpa mendengarkan kelanjutan ucapan Biru “Agam lama-lama ngeselin kaya Yono” Biru melirih sinis pada Agam, dia memutuskan untuk tidak bicara dengan Agam. Karena terlanjur kesal.
“Dah lah yuk, tinggalin aja si Agam kampret” Biru menarik tangan Atlas untuk pergi meninggalkan Agam yang tertawa kecil melihat Biru marah. Apa yang salah dari ucapannya?
Semuanya sudah berkumpul kembali, angin malam membuat mereka merasa lebih sejuk. Langit malam terlihat lebih menghitam, sepertinya akan turun hujan terlebih hawa anginnya juga terasa seperti akan membawa air hujan di tempat mereka.
“Selanjutkan kita akan melihat menampilan dari…..Atlas” Ujar pembawa acara yang merupakan pasien wanita.
Semuaber tepuk tangan meriah, bahkan Biru berteriak menyemangati Atlas “Ayo Atlas kamu pasti bisa” Teriak Biru seraya bertepuk tangan heboh “Tunjukan bakatmu kawan"
sambungnya
Atlas sudah berada di atas panggung dengan gitar di tangannya. Hanya saja orang yang ditunggu belum tiba, Nabella. Dia mencari Nabella, menatap seluruh taman namun dia tidak kunjung melihat adanya Nabella
“Atlas silahkan dimulai” Ucap Pak Tino yang sedari tadi melihat Atlas hanya diam di atas panggung.
“Boleh saya minta waktu sebentar lagi?”
“Silahkan”
Atlas resah karena Nabella tidak kunjung datang, apa ada masalah pada Nabella? apa Nabella baik-baik saja?. Hingga beberapa detik menunggu dia melihat Nabella yang berjalan bersama dua perempuan yang dia tidak tahu siapa, hampir saja Atlas ingin turun dari panggung untuk menyusul Nabella karena takut terjadi sesuatu pada perempuan itu.
Kedua ujung bibir Atlas tertarik membentuk senyum, melihat penampilan Nabella yang sangat cantik dengan menggunakan dress berwarna peach. Kulit putih Nabella terlihat begitu bersinar di bawah lampu-lampu taman, make up tipis yang terlihat sederhana membuat perempuan itu berkali-kali lipat mempesona dan cantik di mata Atlas.
“Lagu yang akan saya bawakan spesial untuk seorang perempuan yang paling bersinar melebihi sinar bintang di tengah ribuan bintang lainnya” Ucap Atlas seraya menatap kedua mata indah Nabella, keduanya saling membalas tatapan penuh cinta.
Ucapan manis Atlas membuat beberapa perempuan disana tersenyum iri dan pria yang yang hanya tersenyum tipis. Berbeda dengan Biru yang mesem-mesem malu, seakan ucapan Atlas tertuju pada pria itu.
Jujur Nabella tidak tahu bahwa Atlas akan bernyanyi, dia hanya tahu bahwa Atlas akan menampilkan sesuatu bersama pasien Pria. Dia tidak tahu bahwa Atlas akan bernyanyi Solo.
Girl, tell me only this
That I'll have your heart for always
And you want me by your side
Whispering the words I'll always love you
And forever
Atlas menatap dalam mata Nabella, ingatan kebersamaan bersama Nabella terasa singkat kembali muncul di benaknya. Mulai dari tawa Nabella, hingga bagaimana perempuan itu memberikan kata-kata semangat, bagaimana perempuan itu memeluknya meski dia telah melakukan tindakan kasar. Perempuan itu sama sekali tidak menjauh meski beberapa orang menganggapnya gila dan tempramen dan bagaimana suara lembut dan perlakuan lembut Nabella selalu memenuhi isi kepalanya.
I will be your lover
And I know if you really care
I will always be there
Now, I need to tell you this
There's no other love like your love
And I, as long as I live I'll give you all the joy
My heart and soul can give
Atlas berjanji akan memberikan seluruh kebahagiaan untuk Nabella dan Atlas menyadari bahwa tidak ada cinta yang begitu besar selain cinta yang Nabella tunjukan padanya.
Let me hold you
I need to have you near me
And I feel with you in my arms
This love will last forever
Because I'm truly
Truly in love with you girl I'm truly
head over heels with your love
I need you,
and with your love I'm freeAnd truly,
you know you're alright with me
Lagu usai semua bertepuk tangan, lagu yang Atlas bawakan berhasil membuat para perempuan tersipu dan semakin dibaut iri oleh perempuan yang berhasil membuat Atlas jatuh cinta sedalam itu.
Sorak-sorak dari para penonton tidak membuat Atlas mengalihkan tatapannya dari Nabella, jujur Atlas ingin sekali berlari ke arah Nabella dan memeluk perempuan itu dengan sangat erat serta membisikan ribuan kata cinta tanpa henti. Atlas tidak ingin semuanya usai sampai disini.
“Manis banget penampilan dari Atlas…. perempuan yang dicintai Atlas segitu dalamnya, kamu beruntung banget” Ujar heboh dari pembawa acara
“Oke nggak perlu berlama-lama lagi. Penampilan selanjutnya, merupakan penampilan sebagai penutup acara pentas seni. Tapi jangan cepat bubar dulu karena setelah ini akan ada acara lagi dan nggak kalah seru”
“Langsung aja kita panggil….republik friends”
^^^
Judul Lagunya 'Truly', pertama kali denger langsung bikin aku pengen masukin di cerita Atlas.
Entah ngerasa romantis aja gitu lagunya hehehe
Jangan lupa vote dan komen
Follow ig dan wp
@nsall_
@wattpad.nsall
Sampai bertemu di part selanjutnya
Bye
Nextt