Reaching Dream, with Bos!

By DhetiAzmi

286K 46.2K 2.6K

⚠️Rate : 21+ Glara Tarani. Memutuskan mengambil keputusan yang sulit. keputusan yang akan membuat marah kelua... More

Prolog
1. Kembali ke Bandung
2. Harus Agresif
3. Pria bajingan
4. Tetap diam
5. Menguji
6. Diterima
7. Terlalu pagi
8. Ceplas ceplos
9. Kerja yang benar
10. Hujan deras
11. punya pacar?
12. Panggilan masuk
13. Jangan menaruh perasaan
14. Aku pacar Mas Willy
15. Wanita Nakal
16. Habiskan
17. Wanita pujaan hati
18. Ada yang cari kamu
19. Minta Tolong
20. Seperti orang asing
21. Acak-acakan
22. oleh-oleh
23. Gak Lihat
24. Gak Bisa
25. Pesta Kejutan
26. Gak bisa di paksakan
27. Di abaikan
28. Ada yang sakit?
29. Melankolis
30. Kamu adik Yesi kan?
31. Meminta pulang
32. Gak suka
33. Kedatangan Mas Alga
34. Ara Sayang
35. Mereka Tahu
36. Membatasi diri
37. Mesra-mesraan
38. Pertemanan yang rumit
39. Ciuman
40. Pria Brengsek
41. Gak apa-apa
42. Aku Bukan Wanita Murahan
43. Menemukanku
44. Demam
46. Hanya Pelampiasan
47. Wanita kuat
48. Dunia sempit
49. Bisa bertemu?
50. Sudah gak ada hubungan
51. Aku mohon
52. Resign
53. Hari ini
54. Makhluk tak diundang
55. Aku suka kamu
56. Itu benar
57. Menginginka kamu
58. Tamu Pria
59. Pemiliknya
60. Kesempatan
61. Rahasia
62. Backstreet
63. Teman Kerja
64. Karena masalah ini?
65. Fakta mengejutkan
66.Diary Yesi
67. Tolong mengerti
68. Siapa Mas Willy?
69. Nyari mati
70. Semuanya Berantakan
71. Pulang saja kemari
72. Ayo berusaha
73. Kembali ke rumah
74. Terhasut

45. Sayang kamu

3.1K 579 21
By DhetiAzmi

Update gais! Besok udah puasa nih, semalam menjalankan ibadah puasa buat semua muslim ya ❤️

Di Karyakarsa sudah ada bab baru, yang mau baca cepet buat ngisi waktu senggang puasa kamu bisa langsung baca aja di sana ygy! Selamat membaca ❤️



Sesuai dugaan. Demam yang mengganggu semalaman sekarang sudah mulai membaik. Panasnya sudah mulai turun. Hanya saja rasa pusing dan lemas masih terasa. Membuatku malas melakukan apa pun selain hanya tidur. Tapi Zela selalu memaksaku untuk bangun untuk makan. Sementara nafsu makanku hilang semenjak demam ini datang, bahkan sampai saat ini.

"Zel, apa gak apa-apa?" tanyaku ketika suapan nasi masuk ke dalam mulut.

Zela yang sibuk mengunyah sarapannya menatapku bingung. "Apa?"

"Itu, hari ini aku gak kerja apa gak apa-apa?"

Satu alis Zela naik. "Loh? Memangnya kenapa? Willy juga tahu kondisi kamu kok. Gak mungkin juga dia maksa kamu buat masuk kerja sementara kondisi kamu masih belum sehat."

Aku membuang napas beratku. "Iya sih. Cuma aku agak kepikiran. Kalau gak ada aku, nanti di toko yang buat kue-kue siapa."

Zela mendengus malas. "Ya ampun Ara, bisa-bisanya kamu cemas karena soal sepele kayak gitu. Tenang saja, aku yakin Willy juga bisa mengatasinya. Kamu pikir sebelum kamu masuk kerja siapa yang bikin kue-kue di sana? Willy juga gak mungkin diam saja lah."

Aku mangut-mangut. "Iya sih." Aku kembali mengingat kata-kata Mas Willy yang memperkerjakan pastry chef dari temannya saat aku masih belum bekerja di sana. Lantas siapa yang akan menggantikan pekerjaanku? Temannya juga? Atau ─Chika?

Moodku langsung buruk saat nama Chika teringat. Mengingat Chika juga seorang chef. Kemungkinan besar Willy meminta jasa wanita itu untuk menggantikan pekerjaanku. Dengan kata lain, mereka akan bersama-sama di sana. Aku menggelengkan kepalaku. Memang kenapa kalau mereka bersama? Bukannya hampir setiap saat mereka selalu berdua? Kenapa aku harus kesal? Kenapa aku malah─sakit hati.

"Ra, kamu belum cerita soal pingsan mu itu. sekarang cerita, kenapa kamu bisa pingsan sampai masuk rumah sakit?"

Aku mengerjap. Zela menatapku meminta jawaban. Aku hampir lupa soal ini. Bahkan aku belum bercerita tentang apa yang terjadi antara aku dan Willy belakangan ini.

Aku menarik napas lalu membuangnya. Sendok yang aku pegang tadi aku simpan di atas piring tanpa berniat mau menyentuhnya lagi. menginat kembali apa yang sudah terjadi, aku mulai menceritakan semuanya kepada Zela.

"Kamu tahu hubunganku sama Mas Willy gak beneran kan?" tanyaku yang langsung diangguki Zela. "Setelah aku mutusin buat gak nerusin balas dendamku. Aku mulai menjaga jarak sama Mas Willy. kayaknya aku kena karma Zel."

Dahi Zela mengerut. "Hah? Karma gimana?"

"Itu, gak tahu kenapa jantungku selalu berdebar setiap kali dekat Mas Willy. terus, setiap lihat dia sama Chika, hatiku jadi sakit. Aku kesal gak jelas. aku tahu itu gak bagus. Makanya aku mutusin buat menjauh."

Zela diam beberapa detik. "Hah? Maksud kamu, kamu suka Mas Willy?"

Aku mendesah. "Aku gak tahu."

"Apanya yang gak tahu? Sudah jelas itu tanda suka. Lagian, memang kenapa? Bukannya akhirnya kalian pacar beneran? Mas Willy saja datang terus kemari. Terus juga perhatian sama kamu."

"Serius apaan? Aku sama Mas Willy gak pacaran, tahu!"

Zela terlihat terkejut. "Eh? Gak pacaran?"

"Iya."

Zela masih terlihat terkejut. Aku malah aneh, kenapa Zela bisa berpikir kalau aku dan Willy pacaran? Memang sih, kemarin dia agak perhatian. Tapi kan─tetap saja itu tidak bisa menyimpulkan kalau kami punya hubungan spesial.

"Lagi pula gimana bisa aku pacaran sama Mas Willy. Dia saja cinta mati sama wanita lain," omelku.

"Tapi serius. Sikap Mas Willy sama kamu kayak ada yang beda. Aku pikir kalian memang lagi menjalin hubungan. Keliatannya Mas Willy juga sayang banget malah sama kamu."

"Sayang apaan. Jelas gak mungkin lah. Kemarin saja aku masih lihat dia jalan sama Chika."

"Serius?"

Aku mengangguk. "Iya. Dan yang bikin aku sampai pingsan. Seharian gak bisa tidur. Aku juga gak makan karena gak nafsu. Kamu tahu gak karena apa?"

Zela dengan cepat menggeleng. Aku menarik napas dalam-dalam. "Karena Mas Willy. setelah aku mencoba buat jaga jarak sama dia karena hubungan pacar bohongan kami sudah selesai. Mas Willy malah sering mengganggu dan mendekatiku. Dia suka tiba-tiba manggil aku Sayang."

"Sayang?" ulang Zela.

Aku mengangguk lagi. "Iya. Dan yang bikin aku jadi stres sampai gak nafsu makan. Kemarin malam, Mas Willy cium aku."

Kedua mata Zela membulat sempurna. Sudah jelas menandakan kalau wanita itu syok. Dia lebih terkejut dari pengakuan soal hubunganku dan Willy tadi. Tapi aku memakluminya. Zela tahu aku, aku memang pernah berpacaran. Dan itu juga bukan ciuman pertamaku. Tapi tidak semua pria yang berkencan denganku bisa menciumku.

"Mencium kamu!?" teriak Zela.

"Berisik Zel. Kedengeran tetangga sebelah nanti."

Zela langsung menutup mulutnya. "Sorry-sorry. Lagian pengakuan kamu bikin kaget saja."

"Memang Cuma kamu yang kaget? Aku juga sama kagetnya, tahu! Aku bahkan gak bisa berpikir jernih waktu itu. waktu sadar kalau itu salah aku langsung dorong Willy dan masuk ke kost tanpa ada bicara apa-apa lagi."

"Oh may god. Gak nyangka kalau kamu bakal dapat moments romantis kayak gitu Ra. Tebakanku jelas gak salah. Mas Willy sudah jelas suka kamu."

Aku mendesah mendengar ucapan Zela yang terus-terusan menebak kalau Willy menyukaiku. Aku memang tidak tahu kenapa pria itu selalu mengganggu, memanggilku dengan kata sayang dan─menciumku. Tapi yang jelas. tidak mungkin dia menyukaiku. Dia saja masih galau dengan hatinya yang penuh dengan Chika.

"Jelas kamu salah. Gak mungkin Mas Willy suka aku. jelas-jelas dia masih cinta sama Chika."

"Duh, jangan overthinking gitu dong, Ra. Memang Mas Willy cinta sama Chika. Tapi setelah kamu hadir di hidup dia siapa tahu bikin Mas Willy sadar kalau ada wanita yang jauh lebih baik daripada Chika yang gak bisa mencintainya. Ya itu kamu yang akhirnya berhasil bikin Willy sadar."

"Gak usah ngaco. Dibanding kehadiranku yang baru muncul, sudah jelas itu gak mungkin bikin dia suka aku dan ngelupain Chika begitu saja. Lagian ya, di rumah sakit kemarin. Chika juga datang menjenguk. Kamu pikir wanita itu tahu aku di rumah sakit dari siapa kalau bukan dari Willy?"

"Eh? Beneran?"

"Hm."

"Duh, aku jadi pusing. Kalau Mas Willy gak suka kamu kenapa dia cium kamu coba?" pikir Zela. "Tahu gak Ra, kemarin waktu kamu sakit. Mas Willy bahkan gak mau pulang. Dia bilang dia masih mau jagain kamu sampai aku pulang beli makan. Kemarin waktu aku mau beli makan, tiba-tiba Mas Willy datang. Kebetulan ada dia aku minta buat jagain kamu sebentar. Dan Mas Willy mau."

"Itu juga yang mau aku tahu dari Willy Zel. Aku gak mau stres mikirin itu terus. Kemarin aku sempat nyuruh dia buat balik karena aku gak mau ketemu dia dulu. Tapi dia masih di sini. Dan kemarin, dia baru saja janji mau jelasin soal kenapa dia cium aku."

"Jadi ini yang kamu bilang makasih ke aku?"

Aku mengangguk. "Ya. Karena aku benar-benar ingin tahu kenapa dia menciumku kemarin. Aku gak mau salah paham, jadi aku minta kejelasan dari dia."








Continue Reading

You'll Also Like

720K 70.4K 49
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
969K 145K 49
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
605K 26.2K 41
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...
2.3M 35.2K 48
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...