Love In Paris (COMPLETED)

By nadyamhrn__

125K 7.8K 588

(BEBERAPA PART DI PRIVATE. FOLLOW TO READ IT!) "Manusia tidak akan pernah abadi. Tapi cinta, akan selalu abad... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
THE END

Part 15

3.3K 216 6
By nadyamhrn__

"Bagaimana bisa kau celaka seperti ini, Vic?!" Ucap Diana tak percaya dengan sosok laki-laki yang tengah terbaring di kamar rumah sakit ini.

"Well-uhm aku tidak tahu. Saat itu aku sedang mabuk dan mengendarai motorku. Untung motorku tidak apa-apa." Jawabnya enteng.

"Kau lebih peduli pada motormu dari pada nyawamu sendiri? Kau gila." Ucap Diana frustasi. Diana tidak habis pikir bagaimana bisa ia mempunyai sahabat yang kadar kewarasannya benar-benar terbatas.

"Hei, motor Ducati-ku itu sangat mahal."

"Terserahlah. Aku akan pergi keluar sebentar, aku lapar."

"Baiklah Diana." Sementara itu, Vicky melanjutkan nonton tv sementara tangan kirinya di gips.

Saat itu Diana sedang di kampus, kemudian ia mendapat kabar dari dosen Vicky bahwa laki-laki itu kecelakaan. Diana mengira bahwa Vicky sudah terbaring koma, ternyata makhluk itu masih hidup juga, ck!

Diana kini sedang berjalan hendak pergi ke kantin rumah sakit, bau obat-obatan membuatnya pusing. Dengan satu gerakan menoleh, tiba-tiba saja Diana melihat seseorang yang sudah tidak asing lagi di indra penglihatannya. Jason, dan wanita itu.

Wanita itu menangis, dan Jason memeluknya sembari menenangkan wanita itu.

Hati Diana mencelos seketika melihat pemandangan yang sangat-sangat-sangat tidak mengenakan itu. Lagi lagi, Jason memeluk wanita itu. Diana bertanya-tanya dalam hati tentang siapakah wanita itu yang berkali-kali terlihat bersama Jason? Apa hubungan yang mereka miliki?

Jason mengusap air mata wanita itu tanda sayang dan peduli. Diana yang menyaksikan dari kejauhan hanya diam mematung sambil memegang dadanya yang sesak.

Diana termangu ditempatnya berdiri. Kakinya sendiri tak dapat digerakkan. Diana merasa bodoh karena masih memandangi adegan itu. Air mata itupun akhirnya tumpah. Air matanya mengkhianati dirinya sendiri. Membuncah keluar tanpa izin, bahkan sebelum Diana sempat menahannya mati-matian.

Jason melihat Diana. Dia melihat ke arah Diana. Untuk sesaat tatapannya mengunci mata Diana. Jason terlihat sangat tersiksa. Entah itu hanya perasaan Diana saja atau bukan, tetapi mata Jason menunjukkan kesakitan, dan dapat terlihat dengan jelas bahwa Jason terkejut melihat Diana disini.

Jason kemudian meninggalkan wanita itu yang telah masuk kesebuah ruangan--yang sepertinya adalah sebuah kamar rawat, dan berjalan menghampiri Diana sedikit berlari.

Menyadari akan hal itu, Diana baru akan pergi tetapi kakinya menahannya di tempat. Membuay Diana bersusah payah mengangkat kakinya yang sudah melemas.

Dengan perlahan, Diana berbalik meningalkan Jason yang berjalan kearahnya. Ingin sekali Diana berlari saat ini juga, tapi getaran di kakinya seakan tidak memberi ampun.
"Diana." Panggil sebuah suara yang sudah sangat dikenal Diana. Suara yang ia rindukan beberapa hari ini.

"Diana, tunggu." Diana berjalan semakin cepat saat menyadari bahwa Jason semakin mendekat.

"Diana, berhenti!" Jason mencekal pergelangan tangan Diana dengan cukup keras membuat Diana meringis. Tubuhnya berbalik seketika namun dengan sisa kekuatan yang ia miliki, ia berani menatap kedalam mata hijau laki-laki itu. Sarat akan keteduhan dan kerinduan.

"Ada apa?" Suara Diana mengkhianatinya. Kini terdengar serak dan menyedihkan. Diana merutuki dirinya sendiri yang tak bisa bekerja sama dengan baik.

"Diana, ini--ini tidak seperti yang kau kira." Ucap Jason bersuara lembut. Diana bahkan bisa runtuh sekarang juga mendengar suara Jason tetapi ia menahannya mati-matian.

Diana berdeham dan berkata, "Memangnya, seperti apa yang kukira?" Pertanyaan itu sama ketika Jason berbicara padanya di taman waktu dulu.

Jason terlihat bingung. Ya, memangnya seperti apa yang ia takut untuk dikira-kira oleh Diana? Dan apa yang membuat dirinya sendiri peduli dengan perkiraan Diana?

"Hm.. Tidak. Lupakan saja. Apa yang kau lakukan disini?" ucap Jason mengalihkan semua pembicaraan yang ingin sekali dibahas oleh Diana.

Diana berusaha menahan sekuat tenaga air matanya yang akan keluar. Jason benar-benar jahat membiarkannya bertanya-tanya tentang wanita itu. Dan Diana-pun tidak ingin membahas itu duluan, ia tahu itu adalah hal yang konyol.

Biarlah waktu yang menjawab.

**
Diana dan Jason berjalan melewati koridor rumah sakit. Jason mengajak Diana untuk makan diluar setelah Diana mengatakan bahwa ia berada di rumah sakit karna terjadi kecelakaan pada Vicky. Jason sempat geram mendengar nama Vicky disebut. Diana tampak sangat peduli pada laki-laki itu, pikir Jason. Dan sebaliknya, Diana tidak berusaha menanyakan apa yang sedang dilakukan Jason disana, ia tidak ingin terlihat terlalu penasaran karna sepertinya Jason juga tidak berniat membahasnya.

Sepanjang jalan dari rumah sakit ke parkiran mobil Jason, semua wanita terlihat terang-terangan memperhatikan Jason. Memperhatikan tubuh bidangnya yang kekar. Tidak berlebihan, dan tampak pas di tubuhnya yang putih, rambut coklatnya yang keemasan, dan warna matanya yang mengagumkan.

Sedangkan Diana merasa terlecehkan dengan adanya Jason disini. Hari ini bukanlah hari beruntung Diana, penampilannya kacau ketika datang ke rumah sakit. Seakan tahu dengan kerisihan Diana, Jason dengan perilaku jantan menggengam tangan Diana yang bebas. Menggenggamnya dengan hangat dan lembut. Diana terkejut dan melihat kearah tangan mereka yang bertautan sedangkan Jason tampak menatap lurus ke depan tidak peduli pada sekitar

Diana menunduk malu.

"Kau mau kita makan dimana?" Tanya Jason saat mereka baru saja duduk di dalam mobil.

"Aku ingin McDonald's, boleh?" Ucap Diana.

"Baiklah." Lalu Diana menatap ke depan, menunggu Jason menyalakan mesin mobilnya.

Tapi tiba-tiba saja Jason memajukan tubuhnya kearah Diana. Diana menoleh dan terkejut, tapi hanya sebentar. Ia tahu bahwa Jason akan mempermainkannya lagi seperti dulu. Ia tidak ingin tertipu untuk ketiga kalinya. Dengan berani, Diana menatap mata Jason tanda bahwa ia tidak akan tertipu lagi.

"Kau tidak takut? Tidak memejamkan matamu lagi?" Ucap Jason tepat di depan wajah Diana. Sangat dekat sehingga nafasnya menerpa kulit wajah Diana dengan hangat.

Diana terdiam, namun ia masih bertahan dengan tatapan menantangnya.

"Baiklah." Ucap Jason dan dengan cepat ciuman itupun berlangsung. Penyatuan dari kedua bibir yang saling merindukan. Meminta dibelai dengan lembut.

Jason mencium bibir Diana, masih dengan terkejut Diana hanya bisa diam seperti orang bodoh. Matanya melotot, dan dengan pelan Jason menarik bibir bawah Diana hingga Diana mengeluarkan suara yang seksi, membuat Jason mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi setiap inci mulut Diana. Mencecap rasa manis bibirnya, mencecap rasa peach yang sangat ia sukai.

Diana perlahan membalas ciuman Jason. Bibir yang sangat ia rindukan seakan rasanya berabad-abad untuk merasakannya lagi. Jason memegang tengkuk Diana untuk memperdalam ciuman mereka. Dan kini, kedua tangan Diana bebas di kepala Jason dan meremas rambut laki-laki itu.

Ciuman itu terhenti, dan mereka saling memberi jeda untuk menarik nafas mereka dalam-dalam. Rasanya menakjubkan. Cepat dan menawan.

Jason menempelkan dahinya ke dahi Diana. Lalu menjauhi sedikit kepalanya dari Diana, mengusapkan jarinya ke bibir Diana menghapus bekas-bekasi ciuman mereka sambil tersenyum geli.

Lalu Jason menyalakan mobilnya, keluar dari rumah sakit menuju tempat makanan cepat saji yang diinginkan Diana.
Sesekali Jason akan bersiul-siul dan bernyanyi untuk mengungkapkan suasana hatinya. Sesekali juga ia menatap kearah Diana dengan senyuman yang jenaka membuat Diana jengkel.

Sementara itu, Diana masih diam dengan kejadian tadi. Ia malu dan wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Terlebih ketika Jason selalu melihat kearahnya dan tersenyum dengan matanya yang tersirat akan kelucuan.

Ia menatap ke jalanan dan disitu, Diana tersenyum simpul.

***
Leave your votes and comments!

Continue Reading

You'll Also Like

733 11 10
Yang belum cukup umur cari cerita lain ya.
20.5K 2K 41
Ini adalah kisah cinta pertama yang telah terjadi dan memiliki akhir yang gelap. Semua masa lalu yang sudah dikubur dengan susah payah, kini kembali...
505K 29.7K 44
Awalnya tidak menyangka dan sangat tidak menyangka, tapi itulah cinta. Adult and romantic.
3.9K 627 32
"Setiap bertemu denganmu, rasa sukaku semakin bertambah." ============= "Semakin tinggi langit, semakin dalam hatiku.. Saat semua bunga di dunia meli...