Cipher | ✔

By AyuWelirang

16.9K 4K 308

[The Wattys 2022 Winner - Mystery/Thriller Category] [Silakan follow sebelum membaca dan jangan lupa tinggalk... More

.:: Prakata
.:: Evolusi Sampul
.:: Meet the Cipher Breakers
Prolog
1 - Crimson Night
2 - Lucene
3 - Cryptonym: jimmo
4 - Awanama
5 - Feisty
.:: Log AWANAMA 01: Jimmo's Archive
6 - Catur Pandita
7 - Patroli Siber
8 - Pentester
9 - Bukan Nostalgia
10 - Siber Alfa
.:: Log AWANAMA 02: Ubermensch's Archive
11 - Laporan Pertama
12 - Honeypot
13 - Russell
14 - Adin is MIA
15 - MLI Tech
16 - Laporan Kedua
17 - Unnamed Corpse
18 - Enemy in the Front Line
19 - Steganografi
21 - Bos
22 - Penambang
23 - Long Lost Brother
24 - Bayangan
25 - Pelayat Asing
26 - Unfinished Code
27 - Catur dan Wibi
28 - Rendezvous
29 - A Flying Spy
30 - Two Roads Intertwined
31 - Dua Pengejaran
32 - No Distance Left to Run
33 - D-Day
34 - 1984
35 - Launcher
36 - Counter
37 - Reverse Engineered Program
38 - Catur versus Wibi
39 - Tenggelam Bersama
40 - Mulai dari Nol
41 - Leaked Scandal
42 - Disappear Always
Epilog

20 - F is for "Forgotten"

227 70 10
By AyuWelirang

Di kontrakannya yang sunyi, Jimmo kembali bekerja. Pria itu memasuki halaman situs Awanama. Tampak beberapa ID baru yang masuk, bisa jadi kloning orang lama, bisa jadi memang orang baru. Jimmo menunggu salah satu ID yang pernah ia dapatkan informasinya kala meretas server Belibis Group hanya sebagai pengalihan.

"Mana dia? Orang Lucene itu?" bisik Jimmo. Senyumnya merekah.

Jimmo lantas masuk ke halaman veteran dan menyapa kawan-kawan yang tak pernah ia temui wajahnya, selain ubermensch.


jimmo has joined "veteran" room

akuinikiri: wih, jimmo idle seminggu, jarang-jarang

jimmo: sibuk. ada kabar apa?

patpatrickrick has joined "veteran" room

jimmo: hi, pat!

patpatrickrick: eh, jim... duh, kalian dah pada cek berita baru2 ini?

akuinikiri: ada yg rame?

patpatrickrick: twitter dll lagi ramai sama penemuan mayat anonim

kipasanginrajakerbau has joined "veteran" room

kipasanginrajakerbau: hae semua!

jimmo: hi, bo!

L03b requests to join "veteran" room

akuinikiri: gembel mana lagi nih?

kipasanginrajakerbau: ga kenal gw. lo, pat? jim?

jimmo: nope, ga kenal

patpatrickrick: id klon nietzsche kali?

jimmo: ga mungkin kayaknya.

akuinikiri: kenapa lo bisa berpikir begitu?

jimmo: ciri2 ga mirip

akuinikiri: ga semua harus mirip. namanya anonim, virtual, kita bisa bikin sepalsu mungkin.

jimmo: jadi... lo juga palsu?

akuinikiri: haha. sejak dulu, kiri tetaplah kiri

jimmo: okay, then...

jimmo rejects L03b request to join "veteran" room

akuinikiri: duh, takut sama jim

jimmo: jadi, ada apa, pat?

patpatrickrick: berita lg rame menggiring opini, bahwa mayat tsb org awanama

kipasanginrajakerbau: kenapa jg bisa tau ada awanama? kita kan bawah tanah

patpatrickrick: tato korban gambar logo kita, logo anarko yg sama, ditambah tulisan

akuinikiri: ini org poser jangan2? tato2 gerakan kita segala, kampung banget

patpatrickrick: jangan dihina gitu, kasihan dia dah tewas. diincar siapa ya?

kipasanginrajakerbau: daerah mana emang? luar jawa? luar negara?

patpatrickrick: berita bilang di jakarta, lokasi penemuan mayat... sebrang museum satria mandala

jimmo has left "veteran" room

akuinikiri: kebiasaan si jim, ilang lagi. dah ayo lanjut bahas gerakan

patpatrickrick: sip sip

kipasanginrajakerbau: ga nunggu ubermensch?

akuinikiri: ga usah. sama aja dia kayak jimmo. ilang2an.


Pasca keluar dari halaman situs, Jimmo mulai melakukan penelusuran bertingkat. Ia membuka beberapa halaman berita daring dan mencari informasi yang dimaksud Patrick. Di salah satu berita daring, terpampang visual orang berjaket tudung tampak belakang, logo Awanama, dengan judul artikel "Pria Bertato Awanama Ditemukan Tewas Mengenaskan".

Pada halaman berita lain, ilustrasi jenazah dengan luka tikam terpampang. Tak ada penyebutan Awanama atau tato terkait gerakan tersebut. Judul artikel "Polisi Masih Gagal Memastikan Identitas NN yang Tewas".

Baru hendak melanjutkan ke halaman berita lain, pintu indekos diketuk. Lebih tepatnya, si tamu mengetuk pintu besi lapisan luar yang Jimmo tambahkan sendiri.

Jimmo membuka pintu yang terhubung ke kamarnya tanpa membuka pintu teralis di luar.

"Eh... Ada apa, Bang?" tanya Jimmo saat melihat penjaga indekos tersenyum kikuk.

"Enggak ade ape-apean, sih, Bang Jim. Ini... Aye cuma mau mengingatkan supaya jangan telat membayar kontrakan. Takutnya nanti pemilik kontrakan ngomel sama aye," jelas penjaga indekos yang biasanya nongkrong sembari merokok kretek di lantai dasar.

Jimmo memutar kepala ke arah kalender yang tertempel di kamarnya. Sudah awal bulan rupanya. "Oh, iya. Nanti gue antar ke bawah. Gue belum ke ATM, soalnya baru balik dari ngurus dokumen ribet sebagai warga negara. Maaf, jadi telat, ya?"

"Nggak kok, Bang Jim. Cuma tumben aja. Kan biasanya Bang Jim sering bayar kecepetan, makanya aye ingatkan aja, siapa tahu memang lupa," kata penjaga itu lagi sembari tertawa ramah.

Jimmo mengangguk cepat dan buru-buru menutup pintu, sampai si penjaga indekos merasa terusir. Jimmo masih berdiri di balik pintu kamarnya dan memperhatikan. Setelah langkah kaki terdengar menjauh, ia baru kembali ke ruangan tengah di mana ia menaruh beberapa komputer personalnya.

Jimmo mendesah pasrah. "Semoga berita selanjutnya lebih jelas," ulang Jimmo, kemudian memeriksa berita lain.

Ia tak mendapatkan apa-apa. Berbagai berita masih menyebut NN atau John Doe. Tak ada yang menyebut nama korban. "Semoga korban yang dimaksud, bukan Anandito," gumam Jimmo dan ia pun luring dari beberapa situs berita, juga dari situs Awanama, tanpa mematikan komputer personalnya.

***

Sementara itu, di Lucene, waktu berjalan cepat bagi Catur. Ia mengunggah update kasus ke halaman pengisian laporan Subdit IV melalui tabletnya. Nitta yang baru selesai mengerjakan tugas kantor, sampai mengetuk meja.

"Permisi. Spadaaa," panggil Nitta, setelah menemukan bahwa orang yang ia ajak bicara masih sibuk main tablet.

"Eh, maaf, Mbak Nitta. Ada apa?"

"Sudah mau jam sembilan malam. Mau makan dulu nggak, Bang?" tawar Nitta.

Catur buru-buru mengalihkan pandangan pada jam di tablet. "Waduh, sudah malam ya. Maaf, saya nggak sadar. Tadi kita baru makan, bukan? Sekarang makan lagi?" tanya Catur tak percaya. Sebenarnya seperti apa, sih, perut karet Nitta?

Nitta tertawa. Rambutnya sudah kusut, tapi dia tetap manis, setidaknya menurut Catur. "Tadi itu makan sore saya. Sekarang saya harus makan malam. Teman sekantor saya ada yang kabur, sejak dua hari lalu tak bisa dihubungi. Jadi, saya merangkap SOC juga malam ini sampai besok pagi."

"Kamu... Memangnya kamu tidak capek?"

Nitta menggeleng. "Saya makan duluan deh kalau Bang Catur tidak mau," tutup Nitta. Ia menggamit laptop dan meninggalkan lelaki itu di ruang rapat.

Baru saja Nitta keluar pintu, Catur ikutan berdiri. "Ikut, deh. Saya sekalian pulang habis makan. Maaf, nih, keasyikan kerja jadi lupa." Perwira itu pun membereskan buku catatan, coret-coretan tak jelasnya, dan tentu saja tablet kepunyaan Subdit IV sebagai pengganti laptop agar lebih ringkas.

***

Di tempat makan, Nitta dan Catur duduk saling berhadapan. Keduanya tak bicara sepatah kata pun. Selagi menunggu makanan mereka datang, Catur mulai membuka buku catatannya.

Melihat Catur mulai membuka catatan, membuaat Nitta tiba-tiba bertanya, "Bang Catur, di Subdit IV pekerjaannya seperti apa, sih?"

Catur melirik, kemudian menutup bukunya. "Pekerjaan kami ya seperti penyelidik dan penyidik di subdirektorat lainnya. Hanya saja, sekarang ini setelah Patroli Siber diluncurkan, kami menindak lanjuti kasus berdasarkan laporan. Ada semacam SLA response time begitu juga. Kasus ditangani berdasarkan urgensi. Kasus yang setelah diselidiki ternyata mengarah ke tindakan pidana, maka kami harus paparkan pada subdirektorat lain. Contohnya, kalau ternyata kami menemukan ada tindakan pidana pornografi anak, maka kami akan bekerja sama dengan Subdit Renakta—Remaja, Anak, dan Wanita, juga dengan Subdit Jatanras. Dari sisi kami nanti akan membantu penyidikan untuk mencari bukti digital," jelas Catur antusias.

Nitta berpikir, mulutnya dimajukan dan bola matanya mencari-cari sesuatu ke berbagai arah. "Kalau kasus-kasus 'bawah tanah' yang sampai harus menelusuri dark web, bagaimana?" tanya Nitta lagi sembari mengacungkan kedua tangannya membentuk quote and quote saat menyebutkan 'bawah tanah'.

Dahi Catur mengernyit. Ia ikut berpikir, mencari-cari jawaban yang sekiranya tidak akan membuat orang sipil bingung. Perwira dengan rambut tersisir ke samping itu menjawab, "Intinya sih, kalau tidak ada laporan masuk, ya tidak ada yang diselidiki. Kami kan bukan orang yang kurang kerjaan sampai menelusup ke dark web. Hanya saja, kalau ternyata ada laporan masuk yang merugikan pelapor tersebut dan ternyata berhubungan dengan dark web, mau tidak mau kami harus masuk juga ke sana dan mencari ID merugikan yang dimaksud pelapor. Kira-kira menjawab tidak ya, penjelasan saya?"

Nitta mengangguk paham. Dia cukup lega, karena berarti para petugas dari Subdit IV bukan seperti yang ia bayangkan. Nitta hendak bicara lagi, tapi tak jadi karena bingung sendiri. Untung saja makanan mereka segera datang, sehingga ia tak perlu lanjut basa-basi dengan lelaki di hadapannya.

Baru saja Nitta hendak menyuapkan nasi goreng pesanannya, Catur malah balik bertanya, "Kalau Mbak Nitta sendiri, mengapa bekerja lagi sampai malam? Memangnya tidak punya anggota tim?"

Nitta urung menjejalkan nasi goreng dan menyeruput teh. Dia menepuk jidat. "Aduh!" pekiknya. "Gara-gara Bang Catur, saya jadi ingat sesuatu. Sebentar saya mau menelepon dulu."

Tanpa menjauh dari posisi duduknya, Nitta buru-buru mengeluarkan ponsel dan menekan nomor dengan cepat. Wajahnya menyiratkan kesal. Nitta langsung mencerocos saat telepon itu tak tersambung. "Adin Fikri, dengarkan... Ini Nitta. Aku kasih waktu kamu sampai besok untuk segera melapor. Kalau tidak, dengan terpaksa aku harus memberi tahu Pak Bambang, kalau kamu sudah mangkir kerja selama empat hari. Mengerti?"

Wajah Catur menahan tawa, tapi Nitta tak menggubris. Catur hanya berkata, "Sudah, makan dulu. Kalau sudah kenyang, rasa kesal juga langsung hilang."

"Maaf, Bang Catur. Nah, inilah jawaban pertanyaan Abang barusan. Kenapa saya harus kerja lagi? Ya, karena tim saya kabur beberapa hari ini. Nggak tahu lah ke mana. Sementara yang satu lagi baru banget bergabung dan dia sebenarnya pentester. Jadi, yang pegang SOC cuma saya. Lagipula pekerjaannya mudah, cuma nontonin monitor pemantauan saja. Kalau ada threat atau serangan dan anomali, baru saya bereskan. Simpel sekali," balas Nitta sembari makan. Dua sendok nasi goreng lolos juga akhirnya ke tenggorokan.

Catur kembali membuka buku catatan. Ia makan dengan pelan, menikmati waktu sembari menunggu kemacetan.

Nitta mengintip sedikit ke dalam buku catatan Catur. Baru saja Catur hendak membaliknya, Nitta langsung menghentikan. "Bang Catur, Saya baru ingat... Boleh lihat catatannya?"

"Ingat apa?" Catur penasaran. Dipinjamkannya buku catatan itu, toh tidak terlalu penting isinya.

Nitta menyusuri tulisan tangan Catur yang kursif dan tak begitu rapi dengan ujung-ujung mencuat. "Ini kode CTRL Russell?"

Catur mencondongkan kepalanya untuk mengintip posisi tulisan tempat jari Nitta berhenti menyusur. "Iya, benar. Kenapa dengan itu?"

Nitta malah tertawa. "Gila. Ini kita sepertinya lagi ditipu pengunggah."

"Hah, bagaimana? Saya kurang paham maksudmu," jawab Nitta bingung.

"Pengunggah bukan kurang kerjaan. Tapi sepertinya dia harus membagi dua pesan ini. CTRL di bagian Bang Catur, sementara F di bagian saya," jelas Nitta. Ia minta izin mencoret-coret buku catatan Catur. Perwira itu hanya terdiam dan mengikuti arah jari Nitta yang membubuhkan sesuatu di pinggir catatan pertama.


PS#0558 | 11/11/2018 1st report

Surel: firecracker68@kraken.com

Laporan: 34 laporan blokir karena terduga spamming

Data 1:

CTRL ??? -> FBANDIT = CTRL + F BANDIT. Got it?

tmbl keyboard???


Catur membelalakkan mata. "Ha! Cuma begini, toh? Maksudnya CTRL + F? Find Bandit?!" pekik Catur yang langsung dibalas oleh Nitta dengan isyarat jangan berisik. Otak Catur yang seharusnya istirahat malam itu, malah kembali bekerja. Catur hanya bisa tersenyum dengan takjub dan berterima kasih pada gadis itu.

Keduanya melanjutkan makan malam dan berpisah. Nitta menuju kantor, sementara Catur menemani Nitta berjalan ke Lucene—tentu saja sekalian mengambil mobilnya yang terparkir di depan kantor berbentuk rumah singgah itu. Besok, dia akan kembali untuk memecahkan laporan bersama Nitta, lagi.


***

#nowplaying: Blur - No Distance Left to Run

"'Cause I know the dreams that you keep is wearing me. When you're coming down, think of me here. I got no distance left to run..."

Continue Reading

You'll Also Like

640K 57.8K 45
Diterbitkan oleh Penerbit LovRinz (Pemesanan di Shopee Penerbit.LovRinzOfficial) *** "Jangan percaya kepada siapa pun. Semua bisa membahayakan nyawam...
4.8K 1.2K 52
[Mystery/Thriller] Karir Dominic Sawyer sebagai pencuri bayaran nyaris tamat saat misi terakhirnya membuatnya harus dikejar aparat setempat, interpol...
15.1K 2.9K 33
ROMANCE-COMEDY | NOVELLA | END Lima gadis melakukan santet karena sebuah keisengan dan rasa penasaran. Namun santet mereka gagal dan justru mereka ha...
5.9K 1.4K 34
Tara Wistham berusaha menjadi calon wali kota yang baik. Namun, tak ada yang menghendakinya. Ia bahkan berubah menjadi Host untuk memperjuangkan hak...